Pengungsi Pilih Tinggal di Keluarga dan Panguyuban
Sejumlah pengungsi dari Wamena yang tiba di Bandara Merauke. Pengungsi yang sempat ditampung di GOR Hiad Sai ini, akhirnya tinggal di keluarga dan paguyuban. (FOTO : Sulo/Cepos)
MERAUKE-Meski pemerintah Kabupaten Merauke menyediakan Gedung Olahraga (GOR) Hiad Sai untuk menampung 200 korban kerusuhan Wamena yang datang mengungsi ke Merauke, namun para pengungsi tersebut lebih memilih tinggi di keluarga, sahabat maupun panguyuban masing-masing sesuai asal daerah dari para pengungsi tersebut.
“Seluruh pengungsi yang datang kemarin itu sudah tinggal di keluarga, kerabat maupun panguyuban masing-masing,’’ kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Merauke Herman Gebze, ketika ditemui, Rabu (2/10).
Menurut Herman, sebenarnya pihaknya menyiapkan tempat dan konsumsi bagi mereka. Tapi karena mereka sudah tinggal di keluarga atau panguyuban masing-masing sehingga menjadi tanggung jawab dari keluarga maupun panguyuban dimana pengungsi tersebut tinggal.
Herman menambahkan, bahwa para pengungsi tersebut sebagian ingin pulang ke daerah mereka masing-masing. Ada juga yang tinggal sementara di Merauke sambil menunggu situasi kondusif di Wamena untuk kembali ke sana karena pekerjaanya ada di Wamena baik sebagai aparat pemerintah maupun swasta.
Sementara itu, Wakil Ketua I Ikatan Keluarga Toraja Kabupaten Merauke Nataniel Palittin ditemui media ini mengakui bahwa sebagian dari pengungsi yang datang dari Wamena tersebut adalah warga Toraja. ‘’Kemarin itu, kita langsung ke GOR mengambil seluruh warga Toraja yang ada di GOR Kemudian dari teman-teman panguyuban lainnya melakukan hal sama,’’ jelasnya.
Nataniel Palittin yang juga berstatus anggota DPRD Kabupaten Merauke periode 2014-2019 ini mengaku bahwa seluruh pengungsi warga Toraja tersebut telah disebar ke masyarakat Toraja yang ada di Merauke. ‘’Kalau di rumah sendiri ada sekitar 11 orang,’’ jelasnya.
Nataniel menambahkan bahwa para pengungsi ini sebagian akan kembali ke kampung halaman mereka namun sebagian berencana akan kembali setelah situasi sudah kondusif.
Sementara itu, dari sejumlah pengungsi yang dimintai keterangan saat turun dari pesawat mengaku memilih mengungsi terlebih dahulu untuk mencari aman, meski diakuinya kondisi Wamena mulai berangsur membaik. (ulo/tri)
Sejumlah pengungsi dari Wamena yang tiba di Bandara Merauke. Pengungsi yang sempat ditampung di GOR Hiad Sai ini, akhirnya tinggal di keluarga dan paguyuban. (FOTO : Sulo/Cepos)
MERAUKE-Meski pemerintah Kabupaten Merauke menyediakan Gedung Olahraga (GOR) Hiad Sai untuk menampung 200 korban kerusuhan Wamena yang datang mengungsi ke Merauke, namun para pengungsi tersebut lebih memilih tinggi di keluarga, sahabat maupun panguyuban masing-masing sesuai asal daerah dari para pengungsi tersebut.
“Seluruh pengungsi yang datang kemarin itu sudah tinggal di keluarga, kerabat maupun panguyuban masing-masing,’’ kata Kepala Dinas Sosial Kabupaten Merauke Herman Gebze, ketika ditemui, Rabu (2/10).
Menurut Herman, sebenarnya pihaknya menyiapkan tempat dan konsumsi bagi mereka. Tapi karena mereka sudah tinggal di keluarga atau panguyuban masing-masing sehingga menjadi tanggung jawab dari keluarga maupun panguyuban dimana pengungsi tersebut tinggal.
Herman menambahkan, bahwa para pengungsi tersebut sebagian ingin pulang ke daerah mereka masing-masing. Ada juga yang tinggal sementara di Merauke sambil menunggu situasi kondusif di Wamena untuk kembali ke sana karena pekerjaanya ada di Wamena baik sebagai aparat pemerintah maupun swasta.
Sementara itu, Wakil Ketua I Ikatan Keluarga Toraja Kabupaten Merauke Nataniel Palittin ditemui media ini mengakui bahwa sebagian dari pengungsi yang datang dari Wamena tersebut adalah warga Toraja. ‘’Kemarin itu, kita langsung ke GOR mengambil seluruh warga Toraja yang ada di GOR Kemudian dari teman-teman panguyuban lainnya melakukan hal sama,’’ jelasnya.
Nataniel Palittin yang juga berstatus anggota DPRD Kabupaten Merauke periode 2014-2019 ini mengaku bahwa seluruh pengungsi warga Toraja tersebut telah disebar ke masyarakat Toraja yang ada di Merauke. ‘’Kalau di rumah sendiri ada sekitar 11 orang,’’ jelasnya.
Nataniel menambahkan bahwa para pengungsi ini sebagian akan kembali ke kampung halaman mereka namun sebagian berencana akan kembali setelah situasi sudah kondusif.
Sementara itu, dari sejumlah pengungsi yang dimintai keterangan saat turun dari pesawat mengaku memilih mengungsi terlebih dahulu untuk mencari aman, meski diakuinya kondisi Wamena mulai berangsur membaik. (ulo/tri)