Robert Hubi selaku koordinator aksi menyatakan, warga setempat bertujuan agar pembangunan jalan yang ada di lingungan mereka dihentikan oleh pemerintah, sebab pembangunan jalan ini tidak dikoordinasi dengan pemilik hak ulayat yang ada.
Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, SE, MSi menyatakan, apabila petani kopi ini kesulitan mencari pasaran, maka lebih baik dijual di Papua saja, sebab ada pengusaha kopi di Jayapura yang sering membeli kopi di sini, dan mereka beli dengan harga Rp 120 ribu per Kg.
“Untuk stok Bapok, pedagang pemasok di Wamena memberikan jaminan tetap terpenuhi sampai perayaan Idul Fitri nanti, mungkin kendalanya hanya minyak goreng,” ungkapnya, Selasa (5/4), kemarin.
Kepala Kemenag Jayawijaya melalui Kabid Binmas Islam, Eko Haryanto menyatakan, patut disyukuri karena dengan rahmat dan nikmatnya, semua umat muslim di Jayawijaya dapat dipertemukan dengan bulan suci Ramadan, melalui Nabi Muhamad SAW dapat mengenal ajaran Islam dengan sempurna dan sebenarnya.
Kasatgas Pangan Polres Jayawijaya AKP. Mattinetta, S.Sos, MM menyatakan, terkait dengan pengawasan pangan di pasaran Wamena, ada bagian -bagian khusus yang diawasi, seperti minyak goreng, ini memang dalam pengawasan, baik pendistribusiannya, ketersediaannya, dan kestabilan harganya kepada masyarakat.
Direktur RSUD Wamena, dr. Felly Sahureka M.Kes menyatakan, masalah pelayanan kesehatan masyarakat di luar masyarakat Jayawijaya yang menggunakan fasilitas pelayanan RSUD Wamena, tentu ini menjadi beban RSUD Wamena karena harus mengakomodir masyarakat yang dari luar KTP Jayawijaya dalam hal ini wilayah Lapago.
Koordinator PRP Lapago, Namene Elopre menjelaskan, PRP Lapago mendukung aksi demo nasional karena demo tersebut merupakan kesadaran dari seluruh masyarakat Papua, bukan paksaan dari PRP, di mana masyarakat se-Lapago sudah menolak DOB dan Otsus Jilid II.
Kapolres Jayawijaya melalui Wakapolres, Kompol Ferdinand B Masaawet, SIK menyatakan, pihaknya dari Polres Jayawijaya menyikapi beredarnya aksi penyampaian pendapat dari masyarakat tersebut.
Koordinator aksi damai, Musa Uropmabin S.HI melaluai whatsappnya mengatakan, aksi damai itu bertujuan untuk meminta agar Bupati Pegubin memperjelas nasib Pencaker Orang Asli Pegunungan Bintang yang terus bertambah setiap tahunnya.
“Benar hari ini, ada sesosok jenazah laki-laki yang ditemukan dalam kamar kostnya di Olala Hom -hom tadi pagi, kami masih mengambil keterangan dari para saksi yang pertama menemukannya,”ungkapnya kemarin.