Bupati mengaku, sepanjang tahun 2023. Ini aksi pertama kali kasus pembakaran sekolah di Puncak. “Untuk sekolah sepanjang tahun 2023, hanya kemarin (dibakar-red). Itu pun 1 ruang kelas SMP Gome, tapi tidak terbakar semua hanya lantai dan sempat dipadamkan aparatur kampung (Apkam),” terangnya.
Menanggapi hal itu, Pj Bupati Puncak, Darwin Tobing mengatakan, kejadian tersebut berawal dari aksi pembakaran satu ruang kelas (SMPN-red). Lalu dilanjutkan dengan pembakaran satu honai.
Dikatakan, dari laporan yang diterima terungkap Jumat (10 /11) sekitar pukul 07.37 WIT, Dansatgas Yonif Raider 300/Bjw Letkol Inf Afri Swandi Ritonga mendapatkan informasi dari masyarakat setempat bila disalah satu honai yang ada di wilayah Tanah Merah terdapat sekelompok orang yang tidak dikenal dengan gelagat yang mencurigakan akan melakukan gangguan keamanan.
"Masih ada 140 kampung yang belum dilistriki dan ini tugas PLN bagaimana bisa dituntaskan untuk dilistriki secepatnya. Harusnya tahun 2023 bisa selesai dilistriki,"ucapnya saat melakukan silahturahmi bersama awak media di Jayapura, di salah satu kafe di Abepura, Jumat (20/10) kemarin.
“Kami pikir mau datang hanya untuk minum kopi namun saat mendekat tiba – tiba kami semua dikelilingi dan siap untuk memanah dan ditembak,” kata Isa, salah satu korban selamat, Jumat (20/10). Ia menceritakan ketika itu ada seorang temannya yang hendak ditembak namun tidak bisa tertembak karena peluru macet.
"Memang benar, saat kontak tembak pada Jumat (20/10), seorang KKB di wilayah kepala air yang diduga merupakan kelompok Titus Murib tewas," kata Letkol Inf Arif Ritongan dalam keterangan tertulisnya kepada Antara, Sabtu (21/10).
Ka Ops Damai Cartenz Kombes Pol Faizal Ramadhani dalam siaran pers yang diterima Antara di Jayapura, Kamis, mengatakan penyerangan tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia dan dua orang mengalami luka terkena anak panah sementara 19 orang lainnya berhasil selamat.
Pj. Gubernur Papua Tengah menekankan penjabat Bupati Puncak untuk segera membangun sinergitas dan konsolidasi dengan forum komunikasi pimpinan daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan dan seluruh stakeholder dalam menjaga stabilitas keamanan di Kabupaten Puncak.
“Tadi saya baca di koran lagi bupati diancam, biarin saja diancam gak apa-apa. Biasa menjadi pemimpin itu kalau diancam-ancam itu biasa yang penting para pejabat, Bupati Nduga tidak perlu takut,” kata Kapolda kepada wartawan usai salat Jumat di Mapolda Papua, Jumat (6/10).
Kombes Pol. Dr. Faizal Ramadhani menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada pasukannya yang sudah menjalankan tugas hingga kini. Ia menyampaikan bahwa semua yang mendapatkan tugas di daerah rawan adalah pasukan terbaik.