Insiden tersebut terjadi akibat pecahnya ban kiri pesawat saat melakukan pendaratan. Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, menjelaskan bahwa pesawat PK-SNI sempat melakukan kontak pertama dengan ATC Kopasgat untuk persiapan pendaratan di Bandara Bilorai Sugapa.
“Jadi laporan penembakan tersebut dilakukan OTK pada saat pesawat hendak mendarat di lapter Distrik Homeyo. Saksi menyebut bahwa mereka mendengar 10 kali bunyi tembakan,” kata Kombes Benny.
Seusai penyerahan, keenam jenazah yang sudah dimasukkan ke dalam peti langsung dibawa menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, untuk diterbangkan ke Nabire dan Elelim.
"Ada yang teridentifikasi melalui tes DNA, tetapi ada yang berhasil diidentifikasi dari properti atau kain yang mereka gunakan saat naik pesawat," kata Naryana saat Jumpa Pers dengan Awak Media di Ruangan pertemuan RS Bhayangkara, Rabu (12/7).
‘’Memang kita melalui KPKNL melakukan lelang ulang setelah lelang pertama gagal,’’ kata Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Merauke Elias Mithe, S.STP, MAPdidampingi Ketua Komisi B DPRD Merauke, Drs. Jusuf Lukas Patrauw, SH, menjawab pertanyaan media ini, Kamis (6/7) lalu.
Saat ini seluruh DNA jenazah telah dikirim ke Lab DNA Pusdokkes Polri di Jl Cipinang Baru Raya, Jakarta Timur dan membutuhkan waktu sekitar 2 minggu untuk mendapatkan hasilnya. Kabiddokkes RS Bhayangkara, Dr Nariyana menjelaskan bahwa enam jenasah semua telah dikirim dan pihaknya masih menunggu hasil.
”Kami harus bisa mengemas bagaimana masyarakat atau keluarga yang ditinggalkan tidak syok. Memang kendala saat ini hanya satu-satunya adalah DNA sebab dari sidik jari dan gigi juga tidak bisa,” tambahnya.
Disebutkan bahwa keseluruhan korban ditemukan dengan kondisi terbakar dan sebagian tubuh ada yang tidak utuh. “Dengan kondisi jenazah tersebut, Tim DVI akan mengirimkan sampel DNA berupa darah dan gigi ke Puslabfor Mabes Polri untuk identifikasi lebih lanjut. Proses identifikasi. Ini diperkirakan membutuhkan waktu sekitar dua pekan,” jelas Nariyana.
Kabid Dokkes Polda Papua Kombes Nariyana kepada Antara di RS Bhayangkara Jayapura, Selasa, mengatakan ke-21 personel itu terbagi dalam tiga tim yang akan mengidentifikasi jenazah para korban dengan post mortem.