“Tidak dipungkiri bahwa ada hambatan dalam menjalankan program ini, saat kita membuka lahan tidak asal membukanya begitu saja. Namun ada masalah hak ulayat dan sebagainya, dengan kondisi ini sulit untuk mengintensifkan pertanian yang sudah ada,” terang Gubernur Ramses.
Kepala Pusat Studi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Universitas Cenderawasih, Dr. Yunus P. Paulangan, S.Kel., M.Si mengungkapkan, guna meningkatkan PAD di Pemprov Papua ke depan, salah satunya adalah memaksimalkan pemanfaatan sumber daya alam terutama sektor perikanan. Dimana sektor ini menjadi salah satu unggulan yang ada di Papua dan itu belum digarap maksimal oleh pemerintah. Lantas apakah pemprov Papua siap dan berani?
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jayapura Petrus Ohee, mengatakan ditahun 2024 pencapaian PAD Rp 150 juta sudah diterealisasi.
Dan masuk tahun 2025, sesuai dengan tupoksi sektor kekuatan dan perikanan akan meningkatkan produksi budidaya dan penangkapan ikan.
Seperti di Papua induk, ada sektor pertanian, peternakan, perikanan, dan sektor jasa sementara untuk Papua Tengah, masih didongkrak dengan sektor pertambangan, Papua Pegunungan, Papua Selatan, dan Papua Barat akan didongkrak dengan sektor pertanian, dan untuk Papua Barat Daya akan tumbuh melalui sektor industri dan pariwisata.
Dia menjelaksn, sesuai RENSTRA, Dinas Perikanan Kota Jayapura telah fokus pada tiga program unggulan, yaitu Program pengembangan Perikanan Tangkap, Program Pengembangan Perikanan Budidaya targetnya ke peningkatan produksi, dan Program Penguatan daya Saing Produk Perikanan. Dimana targetnya pengembangan pemasaran, peningkatan kualitas produk indikatornya ada pada angka konsumsi ikan (AKI).
Karlos menjelaskan yang pihaknya lakukan, rehabilitasi terumbu karang yang rusak dengan cara transplantasi karang atau membuat karang baru. “Transplantasi karang ini kami fokuskan di daerah-daerah yang parah tingkat kerusakannya, seperti wilayah Biak dan Kota Jayapura khususnya di wilayah Dok, Distrik Jayapura Utara,” terangnya.
Kepala Dinas Perikanan, Antonius Welerubun menjelaskan, adapun program budidaya air tawar ini dikhususkan bagi OAP yang berada di wilayah kota. Sementara masyarakat wilayah pesisir akan didorong dari sisi penangkapan ikan di laut.
Dia menjelaskan dana otonomi khusus itu digunakan kepada pembiayaan bantuan pembelanjaan sarana dan prasarana perikanan, kemudian program peningkatan sumber daya manusia masyarakat asli Papua, melalui program pelatihan. Kemudian penguatan kelembagaan melalui, pendampingan pada kelompok-kelompok yang sudah dibentuk.
Dikatakan, dalam menjalankan program itu pihaknya menyiapkan benih dan pakan. Di mana program itu didanai melalui sumber dana otonomi khusus 2024. Karena itu program tersebut diprioritaskan untuk masyarakat adat yang ada di kampung-kampung yang melaksanakan kegiatan perikanan
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Papua, Iman Djuniawal mengingatkan nelayan untuk menangkap ikan dengan cara yang ramah lingkungan. Sebab jika tidak, maka ekosistem laut bisa rusak dan berdampak ke jumlah tangkapan ikan.