Sementara itu, terkait dengan pelaksanaan kegiatan pengumuman kelulusan yang dilakukan di salah satu hotel di Kota Jayapura itu, pihaknya juga mengakui bahwa sudah ada larangan dari PJ Walikota Jayapura melalui surat edaran yang dikeluarkan oleh PJ Walikota Jayapura tahun 2023 lalu.
Kepala Sekolah SMA YPPK TB Cornelia Ragainaga, mengatakan penamatan ini bukanlah akhir dari perjuangan para siswa, namun ini adalah awal bagi mereka untuk melanjutkan perjuangannya ke jenjang perguruan tinggi. Untuk itu diharapkan penamatan ini disambut dengan suka cita, tanpa bereuforia secara berlebihan.
"Sehingga kepada 43 sekolah tersebut kami masih menyusun soal secara bersama. Soal itu sudah dalam bentuk master soal, yang akan kami bagikan besok pada masing-masing sekolah untuk kemudian digandakan di sekolah," bebernya.
Kepala Dinas Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Provinsi Papua pegunungan, Aron Wanimbo, SE, MSi menyatakan mereka saat ini seperti kertas kosong yang perlu diisi dengan Pendidikan, sebab kalua kertas kosong itu diisi dengan hal -hal yang tidak benar dan bukan Pendidikan yang layak, maka hasilnya sudah sejalan akan memperngaruhi keamanan.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura Ted J Mokay meminta Kepala Pemerintahan Kampung di 139 Kampung Kabupaten Jayapura ada rasa tanggung jawab membantu memberikan pelayanan di sekolah- sekolah yang ada di kampong, karena kampung memiliki sumber anggaran yang sangat besar, seperti dari Alokasi Dana Kampung yang mencapai miliaran rupiah.
Itulah yang disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas. Dia menerangkan, saat ini sekolah-sekolah kedinasan tersebut masih berkoordinasi terkait teknis pendaftaran dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Ujian ini telah dilaksanakan sejak Rabu, 2 Mei 2024 dan dijadwalkan berakhir pada Sabtu, 4 Mei 2024. Pemantau pelaksana UTBK 2024, Universitas Cenderawasih (Uncen), Prof, Dr. Happy Lumban Tobing menjelaskan, selama pelaksanaannya mulai hari pertama sampai dengan hari ini berjalan lancar tanpa kendala.
Parahnya, sekolah yang letaknya berada di Kampung Limau Asri, Distrik Iwaka, Mimika, Papua Tengah ini tidak memiliki pagar sehingga warga dengan leluasa masuk ke area sekolah, bahkan ruangan kelas SMP Negeri 3 kerap dijadikan tempat buang air besar (BAB).
“Yang perlu kita tingkatkan adalah angka partisipasi diharapkan bisa hingga 100 persen. Jadi partisipasi ini tidak hanya dari dinas atau tenaga pengajar tetapi juga orang tua maupun lingkungan yang mendukung,” bebernya.
Menurutnya, pendidikan di Papua masih terlalu fokus untuk meningkatkan jumlah entah itu sarana dan jumlah guru. Namun masih minim untuk melihat kualitas dari sarana dan juga tenaga kependidikan, padahal hal ini harus menjadi perhatian serius.