Ada yang membawa makanan, kue. Namun, ada juga yang sekedar datang untuk nongkrong maupun tidur di pelataran gedung kantor Gubernur Papua dengan tikar yang sudah digelar.
“Saya agak bingung juga kalau sampai sekarang ada yang belum dibayarkan sebab sebelum pemerintah pusat membangun tentunya ada kesepatakan dengan Pemprov soal gono gini,” jelas Jansen kepada Cenderawasih Pos di ruang banggar DPRP, Senin (26/6).
Dimana dari data yang ada, sekitar 500an mahasiswa asal kota Jayapura yang saat ini sedang terlantar akibat terhentinya biaya pendidikan dari pemerintah provinsi Papua yang bersumber dari dana otonomi khusus.
Sekedar diketahui, para orang tua dan mahasiswa mulai berada di Kantor Gubernur sejak kamis (15/6) demi menunggu kejelasan anggaran beasiswa yang sudah menunggak sejak Januari tahun 2023 lalu.
Tak hanya itu rencananya ada tiga pos nge-camp yang akan dibuat. Pertama di kantor gubernur, kedua di kantor DPRP dan ketiga di istana negara. Ketua DPRP, Jhony Banua Rouw didamping Wakil Ketua III DPRP, Yulianus Rumboirussi menyampaikan banyak keanehan dari persoalan beasiswa afirmasi tersebut.
Tak sedikit orang tua yang meneteskan air mata mendengar satu persatu testimoni tersebut bahkan salah satu mahasiswa, Yanes Fakdawer menyampaikan bahwa sejatinya di tahun kedua masa kuliah di Western Michigan University ia justru sengsara. Kebingungan dan tak tahu harus berbuat apa.
Dana tak lagi mampir ke provinsi tetapi langsung ke DOB sementara masih banyak penganggaran yang sudah direncanakan. Akhirnya salah satu aspek yang ikut terdampak adalah sektor pendidikan termasuk yang masih menempuh studi di luar negeri.
Billy kepada Cenderawasih Pos, melalui pesan Whats Appnya, Selasa, (20/6). mengatakan bahwa pihaknya telah berupayah bertemu dengan Kementerian Dalam Negeri dalam hal ini Dirjen Keuangan Daerah dan meminta agar uang anak-anak tersebut ditransfer.
Menurut John, jika mereka (Mahasiswa-red) dipulangkan, berarti pemerintah dan negara harus tanggungjawab persoalan ini. Sehingga itu, pemerintah harus serius, kami sudah mengambil peran dan bahkan sampai tidur di pelataran Kantor Gubernur hanya karena keseriusan demi nasib anak anak kami.
Ketua Forum Komunikasi Orang Tua Mahasiswa Penerima Beasiswa Otsus Papua, John Reba mengatakan, berdasarkan analisis data yang dilakukan sejak 16-17 Juni terhadap 610 data. Ditemukan ada banyak data yang tidak sesuai.