Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

Ini Dia, JCH Asal Papua yang Paling Tua dan Paling Muda

JCH Kloter 7 Asal Papua dan Sulsel Menuju Madinah Minggu Sore

MAKASAR-Jemaah Calon Haji (JCH) Provinsi Papua yang tergabung pada Kloter 7 gabungan dengan JCH asal Sulawesi Selatan diberangkatkan dari Embarkasi Makassar, Asrama Haji Sudiang, Minggu (28/5) sore. Kloter 7 akan diterbangkan menuju Madinah pukul 16.45 WIT melalui Bandar Udara Internasional Hasanuddin di Maros, Makassar.

Mewakili Ketua PPIH Embarkasi Makassar, Kabid Haji Ramah Lansia, H. Mulyadi dalam sambutannya mengatakan bahwa JCH kloter 7 Embarkasi Makassar yang akan diberangkatkan tersebut merupakan jemaah gabungan yang berasal dari Provinsi Papua, Kabupaten Pangkep dan Kota Makassar. Untuk itu, ia berpesan agar para JCH menjaga kekompakan hingga kembali ke Tanah Air.

Jemaah paling tua berusia 84 tahun atas nama Hadijah Junis Gasim. (Foto/Humas for cepos)

 

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Pdt. Klemens Taran hadir pada prosesi singkat pelepasan dan pemberangkatan JCH Kloter 7 ini. Kakanwil menyerahkan bendera merah putih pada Ketua Kloter 7 asal Provinsi Papua, Alimuddin.

Kakanwil menjelaskan kebijakan proporsi 30 persen untuk lansia diiringi pengelolaan haji bersemboyan “Haji Berkeadilan dan Ramah Lansia”.

“Perjalanan haji kali ini diberi 30 persen untuk lansia. Itu sesuatu yang sangat luar biasa, dan lansia menjadi prioritas. Tidak hanya saat di Indonesia, namun juga di sana saat menjalankan ibadah,” jelas Kakanwil.

Baca Juga :  Tahun Depan, Estimasi Kuota Jemaah Haji Kota Jayapura 432 orang

Menurutnya, Menteri Agama menegaskan untuk terus menerus secara ketat, secara serius, pada semua petugas yang mendampingi mesti memberi pelayanan yang maksimal. Ketua PPIH Provinsi Papua Rasmani Sumarta, SE., MM., menyampaikan bahwa Kloter 7 merupakan Kloter campuran JCH asal Provinsi Papua dan Provinsi Sulawesi Selatan yang berangkat melalui Embarkasi Makassar.

“JCH asal Papua sendiri pada kloter 7 berjumlah 196 orang. Kloter 7 terdiri dari JCH Kabupaten Merauke 122 orang, Kabupaten Kepulauan Yapen 38 orang, Kabupaten Mappi 16 orang, dan Kabupaten Boven Digoel 19 orang, dengan 1 orang PHD. Selebihnya JCH Kloter 7 berasal dari Kabupaten Pangkep 92 orang, Kota Makassar 100 orang, Provinsi Sulawesi Selatan”, jelas Rasmani.

Pada kloter 7 ini JCH asal Papua laki-laki berjumlah 79 orang, perempuan 117 orang, dan lansia sebanyak 46 orang. Jemaah paling tua berusia 84 tahun atas nama Hadijah Junis Gasim. JCH termuda asal Papua berusia 19 tahun atas Nama Nurdila Hamka Bararuddin.

Jumlah petugas pada kloter 7 adalah 6 orang, terdiri dari 3 orang Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK), dengan 1 dokter atas nama dr. Vita Adhiana Suriani Koedoes, dan 2 perawat atas nama Fitria, S.Kep., Ns., dan Hafsah, 1 orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) atas nama Amirullah, dan 1 orang Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) atas nama Muslimin.

Baca Juga :  Stok Vaksin Covid-19  Habis

Sehari sebelumnya Kakanwil Klemens Taran meninjau prosesi penerimaan JCH Kloter 7, di Aula Arafah, Embarkasi Makassar, Sabtu (27/05/2023). Penerimaan JCH berfokus pada pemberian living cost oleh PPIH Embarkasi Makassar, dan pemeriksaan kesehatan oleh tim KKP.

“Menyenangkan sekali begitu menyapa jemaah, dari raut wajah mereka berseri, mereka senang, mungkin karena penantian yang cukup panjang, diberi kesempatan tahun ini untuk jalan. Ada juga di kursi roda yang sempat meneteskan air mata”, ujar Kakanwil.

“Ini membuktikan bahwa dalam kondisi seperti itu dia masih diberi kesempatan, pemerintah menjamin dengan sejumlah regulasi, kemudian ada pendampingan yang luar biasa, baik dari segi fasilitas juga dari segi memberi kesempatan, ini sangat luar biasa”, jelasnya lagi.

Berbeda dengan tahun lalu, seremoni penerimaan JCH oleh Embarkasi kali ini ditiadakan. Hal ini terkait dengan penyelenggaraan haji tahun ini yang mengusung semangat “Haji Berkeadilan dan Ramah Lansia”.

Kakanwil menyalami dan menyapa para jemaah, terlebih pada jemaah usia lanjut dan yang menggunakan kursi roda. Ia menanyakan kondisi kesehatan dan kesiapan para jemaah untuk berangkat.

Kakanwil juga mendatangi meja-meja pelayanan, melihat langsung bagaimana pelayanan berjalan bagi para tamu Allah tersebut.(humas/tri)

JCH Kloter 7 Asal Papua dan Sulsel Menuju Madinah Minggu Sore

MAKASAR-Jemaah Calon Haji (JCH) Provinsi Papua yang tergabung pada Kloter 7 gabungan dengan JCH asal Sulawesi Selatan diberangkatkan dari Embarkasi Makassar, Asrama Haji Sudiang, Minggu (28/5) sore. Kloter 7 akan diterbangkan menuju Madinah pukul 16.45 WIT melalui Bandar Udara Internasional Hasanuddin di Maros, Makassar.

Mewakili Ketua PPIH Embarkasi Makassar, Kabid Haji Ramah Lansia, H. Mulyadi dalam sambutannya mengatakan bahwa JCH kloter 7 Embarkasi Makassar yang akan diberangkatkan tersebut merupakan jemaah gabungan yang berasal dari Provinsi Papua, Kabupaten Pangkep dan Kota Makassar. Untuk itu, ia berpesan agar para JCH menjaga kekompakan hingga kembali ke Tanah Air.

Jemaah paling tua berusia 84 tahun atas nama Hadijah Junis Gasim. (Foto/Humas for cepos)

 

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Papua Pdt. Klemens Taran hadir pada prosesi singkat pelepasan dan pemberangkatan JCH Kloter 7 ini. Kakanwil menyerahkan bendera merah putih pada Ketua Kloter 7 asal Provinsi Papua, Alimuddin.

Kakanwil menjelaskan kebijakan proporsi 30 persen untuk lansia diiringi pengelolaan haji bersemboyan “Haji Berkeadilan dan Ramah Lansia”.

“Perjalanan haji kali ini diberi 30 persen untuk lansia. Itu sesuatu yang sangat luar biasa, dan lansia menjadi prioritas. Tidak hanya saat di Indonesia, namun juga di sana saat menjalankan ibadah,” jelas Kakanwil.

Baca Juga :  Evaluasi Tim, Sepakbola PON Papua Cari Goal Getter

Menurutnya, Menteri Agama menegaskan untuk terus menerus secara ketat, secara serius, pada semua petugas yang mendampingi mesti memberi pelayanan yang maksimal. Ketua PPIH Provinsi Papua Rasmani Sumarta, SE., MM., menyampaikan bahwa Kloter 7 merupakan Kloter campuran JCH asal Provinsi Papua dan Provinsi Sulawesi Selatan yang berangkat melalui Embarkasi Makassar.

“JCH asal Papua sendiri pada kloter 7 berjumlah 196 orang. Kloter 7 terdiri dari JCH Kabupaten Merauke 122 orang, Kabupaten Kepulauan Yapen 38 orang, Kabupaten Mappi 16 orang, dan Kabupaten Boven Digoel 19 orang, dengan 1 orang PHD. Selebihnya JCH Kloter 7 berasal dari Kabupaten Pangkep 92 orang, Kota Makassar 100 orang, Provinsi Sulawesi Selatan”, jelas Rasmani.

Pada kloter 7 ini JCH asal Papua laki-laki berjumlah 79 orang, perempuan 117 orang, dan lansia sebanyak 46 orang. Jemaah paling tua berusia 84 tahun atas nama Hadijah Junis Gasim. JCH termuda asal Papua berusia 19 tahun atas Nama Nurdila Hamka Bararuddin.

Jumlah petugas pada kloter 7 adalah 6 orang, terdiri dari 3 orang Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK), dengan 1 dokter atas nama dr. Vita Adhiana Suriani Koedoes, dan 2 perawat atas nama Fitria, S.Kep., Ns., dan Hafsah, 1 orang Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) atas nama Amirullah, dan 1 orang Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) atas nama Muslimin.

Baca Juga :  Diyakini Varian Omicron Sudah Masuk di Merauke 

Sehari sebelumnya Kakanwil Klemens Taran meninjau prosesi penerimaan JCH Kloter 7, di Aula Arafah, Embarkasi Makassar, Sabtu (27/05/2023). Penerimaan JCH berfokus pada pemberian living cost oleh PPIH Embarkasi Makassar, dan pemeriksaan kesehatan oleh tim KKP.

“Menyenangkan sekali begitu menyapa jemaah, dari raut wajah mereka berseri, mereka senang, mungkin karena penantian yang cukup panjang, diberi kesempatan tahun ini untuk jalan. Ada juga di kursi roda yang sempat meneteskan air mata”, ujar Kakanwil.

“Ini membuktikan bahwa dalam kondisi seperti itu dia masih diberi kesempatan, pemerintah menjamin dengan sejumlah regulasi, kemudian ada pendampingan yang luar biasa, baik dari segi fasilitas juga dari segi memberi kesempatan, ini sangat luar biasa”, jelasnya lagi.

Berbeda dengan tahun lalu, seremoni penerimaan JCH oleh Embarkasi kali ini ditiadakan. Hal ini terkait dengan penyelenggaraan haji tahun ini yang mengusung semangat “Haji Berkeadilan dan Ramah Lansia”.

Kakanwil menyalami dan menyapa para jemaah, terlebih pada jemaah usia lanjut dan yang menggunakan kursi roda. Ia menanyakan kondisi kesehatan dan kesiapan para jemaah untuk berangkat.

Kakanwil juga mendatangi meja-meja pelayanan, melihat langsung bagaimana pelayanan berjalan bagi para tamu Allah tersebut.(humas/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya