Tumiran juga meminta seluruh umat Kristiani di Puncak Jaya untuk belajar dari lilin dan pohon Natal yang menggambarkan keanekaragaman, yang serentak mengingatkan kita untuk selalu merawat nilai-nilai toleransi, menghargai keberagaman, menjaga kerukunan beragama, dan mengedepankan semangat cinta kasih dalam kehidupan bersama.
Sementara itu, Ketua Klasis GIDI Port Numbay Pdt. Yosman Kogoya, S.Th selaku pelayan Firman Tuhan dalam kotbahnya yang terambil dari Injil Lukas 2: 8- meminta kepada jajaran Pemda dan seluruh masyarakat untuk mengambil makna Natal tahun ini sebagai momen pertobatan.
“Yesus lahir sebagai manusia karena manusia jatuh dalam dosa sejak di Taman Eden dan Allah mengutus-Nya untuk menyelamatkan manusia. Itulah skenario Allah dengan mengirim putra-Nya Yesus ke bumi dan menjadi manusia, karena DIA mengasihi kita manusia,” kata Pdt. Yosman.
Pdt. Yosman yang juga selama belasan tahun menjadi Pembina Asrama Kinaonak di Jayapura ini mengatakan, selain bertobat, manusia juga harus berdamai serta memuji dan memuliakan Allah dengan perbuatan nyata. Sebab Allah adalah pemegang kendali kehidupan seluruh umat manusia.
Ia mengingatkan, hari kedatangan Tuhan Yesus sesuai janji-Nya dalam Injil sudah dekat. Sejumlah kejadian, mulai peperangan dan konflik baik di Papua, maupun perang yang terjadi antarnegara saat ini seperti Palestina vs Israel, Rusia vs Ukraina, maupun Amerika Serikat vs China adalah bukti penggenapan Firman Tuhan.
“Tetapi jangan bawa-bawa agama, jangan bawa-bawa bendera Israel atau Palestina ke sini. Bendera kita Indonesia sudah ada. Sebab konflik Israel vs Palestina bukan konflik agama melainkan konflik teritorial atau batas wilayah. Kita harus jaga kesatuan dan persaudaraan di tengah perbedaan dan keberagaman untuk membangun Puncak Jaya dan Tanah Papua tercinta,” tegasnya. (ist)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos