Dia mengatakan, masyarakat masih dihimbau untuk tidak memasuki wilayah GUnung Ruang dengan radius 4 km dari pusat kawah. ”Masyarakat yang tinggal 4 km dari kawah masih perlu untuk mengungsi,” paparnya.
Meski status Gunung Ruang sudah turun, penanganan darurat tetap dilakukan oleh Tim Satuan Tugas (Satgas) Gabungan, khususnya penanganan darurat terhadap masyarakat rentan. Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jarwansyah menyampaikan, sejauh ini upaya Tim Satgas Gabungan dalam penanganan darurat dan penyelamatan masyarakat terdampak sudah berjalan dengan baik.
Jarwansyah mengungkapkan bahwa tidak ada laporan jatuhnya korban jiwa atas bencana vulkanologi tersebut.
”Kita bersyukur kondisi sudah normal kondusif. Kapal-kapal sudah beroperasi untuk evakuasi maupun pengiriman logistik. BNPB tentunya akan tetap mendukung untuk pendampingan dan pengisian gap yang belum tersentuh,” terang dia.
Dia pun mengingatkan seluruh stakeholder terus mencermati segala hal yang dianggap perlu dan kurang tertangani dengan baik.
Sementara itu, kemarin, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini menyambangi para warga yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Semeru. Selain menyampaikan rasa duka cita, ia turut memberikan santunan kepada ahli waris tiga korban jiwa dari bencana yang terjadi pada Kamis (18/4) pekan lalu itu. Santunan diberikan sebesar Rp. 15 juta per korban jiwa untuk ahli waris.
Risma mengungkapkan, pihaknya telah terjun langsung untuk menangani banjir lahar dingin Semeru di Kabupaten Lumajang dan banjir luapan sungai di Kota Lumajang sejak awal. Kementerian Sosial (Kemensos) telah membuka dapur umum pusat pengendalian operasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lumajang untuk memenuhi keperluan kebutuhan makan penyintas di lokasi banjir.