Friday, April 18, 2025
28.7 C
Jayapura

Jokowi : Saya Hanya Jadi Jembatan

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ikut menyoroti pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh. Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto mengatakan, jika semua proses pemilu berjalan dengan baik, maka tidak perlu dilakukan proses konsolidasi pasca pemilu, karena semuanya berjalan natural sesuai dengan kehendak rakyat

Tetapi, kata Hasto, ketika proses konsolidasi justru tetap dilakukan, hal itu menunjukkan adanya question mark atau tanda tanya terkait proses pemilu. “Itu semua harus dijawab bersama-sama bahwa demokrasi kita sedang berada dalam masalah besar,” terangnya di Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta Pusat kemarin.

Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) itu menyatakan bahwa sebenarnya pemilu belum selesai, karena masih dalam proses rekapitulasi secara berjenjang. Selama pemilu berlangsung, kata Hasto, banyak kecurangan yang terjadi. Hal itu sesuai dengan apa yang disampaikan dalam film Dirty Vote. “Kami tidak menutup mata bahwa yang disampaikan di dalam Dirty Vote, demokrasi kita itu turun ke titik nadir,” paparnya.

Baca Juga :  Head to Head Survei H-3 Pendaftaran, Elektabilitas Prabowo Tembus 41,74 Persen

Hasto mengatakan, persoalan itu harus menjadi perhatian bersama, karena hal tersebut menyangkut masalah masa depan bangsa. “Bagaimana proses demokrasi dibangun di bawah intervensi kekuasaan yang luar biasa,” bebernya.

Hasto menegaskan, Presiden Jokowi menjadi sosok yang harus bertanggung jawab terhadap kualitas demokrasi sekarang ini. “Pak Jokowi seharusnya ikut bertanggung jawab terhadap kondisi demokrasi kota saat ini,” tegasnya.

Ketua DPP PAN yang juga Wakil Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Saleh Partaonan Daulay merespon baik pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh. Silaturahmi tersebut, mestinya perlu dicontoh oleh tokoh-tokoh lainnya. “Silaturrahmi tokoh-tokoh politik tentu sangat baik,” ujarnya.

Pemilu, lanjut dia, telah selesai digelar. Rakyat pun telah menentukan pilihannya dan itu harus dihargai. Sehingga dia menilai, sudah saatnya para elit kembali duduk bersama. “Kembali memikirkan apa yang akan dilakukan untuk memajukan bangsa dan negara,” imbuhnya.

Baca Juga :  Mengubah Kebiasaan Tidaklah Mudah, Siapkan Karton dan Kantong Belanjaan Sebagai Alternatif

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud ikut menyoroti pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh. Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud, Hasto Kristiyanto mengatakan, jika semua proses pemilu berjalan dengan baik, maka tidak perlu dilakukan proses konsolidasi pasca pemilu, karena semuanya berjalan natural sesuai dengan kehendak rakyat

Tetapi, kata Hasto, ketika proses konsolidasi justru tetap dilakukan, hal itu menunjukkan adanya question mark atau tanda tanya terkait proses pemilu. “Itu semua harus dijawab bersama-sama bahwa demokrasi kita sedang berada dalam masalah besar,” terangnya di Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta Pusat kemarin.

Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) itu menyatakan bahwa sebenarnya pemilu belum selesai, karena masih dalam proses rekapitulasi secara berjenjang. Selama pemilu berlangsung, kata Hasto, banyak kecurangan yang terjadi. Hal itu sesuai dengan apa yang disampaikan dalam film Dirty Vote. “Kami tidak menutup mata bahwa yang disampaikan di dalam Dirty Vote, demokrasi kita itu turun ke titik nadir,” paparnya.

Baca Juga :  Uskup Mandagi Keluarkan Surat Gembala Terkait Pemilu dan Prapaska

Hasto mengatakan, persoalan itu harus menjadi perhatian bersama, karena hal tersebut menyangkut masalah masa depan bangsa. “Bagaimana proses demokrasi dibangun di bawah intervensi kekuasaan yang luar biasa,” bebernya.

Hasto menegaskan, Presiden Jokowi menjadi sosok yang harus bertanggung jawab terhadap kualitas demokrasi sekarang ini. “Pak Jokowi seharusnya ikut bertanggung jawab terhadap kondisi demokrasi kota saat ini,” tegasnya.

Ketua DPP PAN yang juga Wakil Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, Saleh Partaonan Daulay merespon baik pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh. Silaturahmi tersebut, mestinya perlu dicontoh oleh tokoh-tokoh lainnya. “Silaturrahmi tokoh-tokoh politik tentu sangat baik,” ujarnya.

Pemilu, lanjut dia, telah selesai digelar. Rakyat pun telah menentukan pilihannya dan itu harus dihargai. Sehingga dia menilai, sudah saatnya para elit kembali duduk bersama. “Kembali memikirkan apa yang akan dilakukan untuk memajukan bangsa dan negara,” imbuhnya.

Baca Juga :  Kuota Haji Indonesia 100.051 Jamaah

Berita Terbaru

Artikel Lainnya