Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Fores Gelar Diskusi Ungkap 4 Faktor Gangguan Proses Pemilu 2024

JAKARTA– Sekretariat Nasional Forum Strategis Pembangunan Sosial (FORES) melalui Bidang Politik dan Pemerintahan menggelar Diskusi Series #4 dengan mengangkat tema “Menyoal Keamanan Pemilu Tahun 2024”. 

Diskusi kali inin menghadirkan narasumber Akademisi sekaligus Peneliti Center for Strategic Policy Studies SKSG – Universitas Indonesia, Marlon Kansil melalui zoom meeting, Sabtu (11/11).

Marlon mengatakan, menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 yang akan jatuh pada tanggal 14 Februari 2024 nanti, masih banyak catatan-catatan penting untuk perbaikan demokrasi Indonesia. Pemilu dianggap sebagai sarana untuk memilih pemimpin selama lima tahun kedepan. 

Melalui itu, Marlon mengungkapkan ada empat faktor yang dapat mempengaruhi keamanan Pemilu, (1) Faktor Keinginan (intention), (2) Faktor Kapasitas (capacity), (3) Faktor Kondisi (circumtsances) dan (4) Faktor Kerentanan (vulnerability). 

Marlon juga mengatakan, Faktor intensitas mempengaruhi gaya politik Indonesia yaitu yang dulunya berteman dan sekarang menjadi rival politik, bahwa suasana politik masih sangat dinamis. Rivalitas politik tersebut dapat kita baca misalnya 5 tahun yang lalu nasionalis vs fundamentalis dan sekarang nasionalis vs nasionalis. Faktor Intensitas tersebut tidak hanya datang dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri.

Baca Juga :  Kemendikbudristek Ajak Satuan Pendidikan Lakukan Refleksi

“Mengacu pada perkembangan keamanan 5 dan 10 tahun lalu yang diproyeksikan hari ini, bahwa intensitas ini tidak hanya dipengaruhi dari dalam negeri tetapi ada pengaruh dari luar negeri untuk memberi amunisi terhadap dinamika politik Indonesia masuk pada level ektrem, dan faktor intensitas ini dimiliki juga oleh Partai Politik, baik secara pribadi maupun organisasi, yang terstruktur maupun non-struktur,” kata dia.

Lebih lanjut, Marlon mengungkapkan bahwa selain faktor intensitas ada juga faktor kapasitas, bahwa kapasitas dapat memberi manifestasi terhadap gangguan keamanan Pemilu 2024, karena faktor tersebut dapat dipersiapkan untuk menggagalkan dan mengganggu proses Pemilu 2024. 

“Saya yakin persiapan-persiapan atau faktor kapasitas kaitannya dengan keamanan Pemilu 2024 itu bisa saja terjadi, misalnya melalui Surat Suara, TNI ataupun POLRI. Tetapi saya melihat bahwa persiapan-persiapan itu seluruh kontestan baik yang terlihat maupun tidak terlihat dapat menjalankan upaya itu,” ungkapnya.

Baca Juga :  Polres Mimika Dapat Penebalan Personel

Menurut Intelijen, lanjut Akademisi Univeritas Indonesia itu, kapasitas ini akan mampu mengecek siapa kawan dan siapa lawan dan itu juga bisa mengganggu.

Marlon juga menjelaskan, faktor ketiga yaitu Faktor Kondisi (circumtsances). Faktor tersebut akan memberi space atau peluang-peluang yang dapat dilakukan oleh para aktor politik maupun non-aktor politik, dilakukan dengan cara disengaja maupun tidak disengaja sehingga peluang-peluang atau space tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam proses Pemilu 2024 mendatang.

JAKARTA– Sekretariat Nasional Forum Strategis Pembangunan Sosial (FORES) melalui Bidang Politik dan Pemerintahan menggelar Diskusi Series #4 dengan mengangkat tema “Menyoal Keamanan Pemilu Tahun 2024”. 

Diskusi kali inin menghadirkan narasumber Akademisi sekaligus Peneliti Center for Strategic Policy Studies SKSG – Universitas Indonesia, Marlon Kansil melalui zoom meeting, Sabtu (11/11).

Marlon mengatakan, menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 yang akan jatuh pada tanggal 14 Februari 2024 nanti, masih banyak catatan-catatan penting untuk perbaikan demokrasi Indonesia. Pemilu dianggap sebagai sarana untuk memilih pemimpin selama lima tahun kedepan. 

Melalui itu, Marlon mengungkapkan ada empat faktor yang dapat mempengaruhi keamanan Pemilu, (1) Faktor Keinginan (intention), (2) Faktor Kapasitas (capacity), (3) Faktor Kondisi (circumtsances) dan (4) Faktor Kerentanan (vulnerability). 

Marlon juga mengatakan, Faktor intensitas mempengaruhi gaya politik Indonesia yaitu yang dulunya berteman dan sekarang menjadi rival politik, bahwa suasana politik masih sangat dinamis. Rivalitas politik tersebut dapat kita baca misalnya 5 tahun yang lalu nasionalis vs fundamentalis dan sekarang nasionalis vs nasionalis. Faktor Intensitas tersebut tidak hanya datang dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri.

Baca Juga :  Anies-Muhaimin Nomor 1, Prabowo-Gibran Nomor 2, Ganjar-Mahfud Nomor 3

“Mengacu pada perkembangan keamanan 5 dan 10 tahun lalu yang diproyeksikan hari ini, bahwa intensitas ini tidak hanya dipengaruhi dari dalam negeri tetapi ada pengaruh dari luar negeri untuk memberi amunisi terhadap dinamika politik Indonesia masuk pada level ektrem, dan faktor intensitas ini dimiliki juga oleh Partai Politik, baik secara pribadi maupun organisasi, yang terstruktur maupun non-struktur,” kata dia.

Lebih lanjut, Marlon mengungkapkan bahwa selain faktor intensitas ada juga faktor kapasitas, bahwa kapasitas dapat memberi manifestasi terhadap gangguan keamanan Pemilu 2024, karena faktor tersebut dapat dipersiapkan untuk menggagalkan dan mengganggu proses Pemilu 2024. 

“Saya yakin persiapan-persiapan atau faktor kapasitas kaitannya dengan keamanan Pemilu 2024 itu bisa saja terjadi, misalnya melalui Surat Suara, TNI ataupun POLRI. Tetapi saya melihat bahwa persiapan-persiapan itu seluruh kontestan baik yang terlihat maupun tidak terlihat dapat menjalankan upaya itu,” ungkapnya.

Baca Juga :  Tak Ada Lagi Peluang Bacaleg Perbaiki Dokumen

Menurut Intelijen, lanjut Akademisi Univeritas Indonesia itu, kapasitas ini akan mampu mengecek siapa kawan dan siapa lawan dan itu juga bisa mengganggu.

Marlon juga menjelaskan, faktor ketiga yaitu Faktor Kondisi (circumtsances). Faktor tersebut akan memberi space atau peluang-peluang yang dapat dilakukan oleh para aktor politik maupun non-aktor politik, dilakukan dengan cara disengaja maupun tidak disengaja sehingga peluang-peluang atau space tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam proses Pemilu 2024 mendatang.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya