Sementara itu, terkait seleksi CASN tahun depan, Anas mengatakan, hingga 2030 fokus rekrutmen adalah memenuhi kebutuhan tenaga pendidikan dan tenaga kesehatan. Pihaknya telah memetakan proyeksi kebutuhan di sektor tersebut dengan melihat pertumbuhan positif dari kebutuhan ASN. Artinya, di sektor tersebut masih boleh menambah pegawai.
Berbeda halnya dengan tenaga teknis fungsional. Menurut dia, pada bagian itu masuk ke dalam skema zero growth. Maksudnya, antara jumlah tenaga yang pensiun dan rekrutmen baru diupayakan seimbang. Sedangkan tenaga teknis pelaksana masuk ke skema negative growth sehingga sangat tidak dipertimbangkan untuk merekrut baru.
Karena itu, dia berharap usulan formasi dari pemerintah daerah lebih pada pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dan pendidikan. Bukan tenaga teknis.
Bukan hanya itu, pemerintah akan memberikan ruang bagi talenta digital di rekrutmen tahun depan. ”ASN talenta digital didesain berdampak mengakselerasi ekonomi lokal dan nasional. Oleh karena itu, tahun depan juga akan dibuka rekrutmen untuk talenta-talenta digital,” jelasnya.
Terpisah, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek Nunuk Suryani mengatakan, Mendikbudristek Nadiem Makarim telah bertemu dengan Men PAN-RB untuk membahas mekanisme seleksi CASN guru pada 2024.
Menurut dia, tahun depan penuntasan program 1 juta guru yang belum rampung. ”Jika tidak ada aral melintang, semua proses berjalan lancar, awal tahun (diproyeksikan) 840 ribu (guru resmi diangkat menjadi PPPK). Jadi, kita tinggal menyelesaikan sedikit lagi,” jelasnya. Dengan terpenuhinya kuota 1 juta guru PPPK itu, diharapkan bisa menghentikan masuknya guru-guru honorer baru lagi. (mia/c17/fal)