Saturday, May 11, 2024
26.7 C
Jayapura

Gempa Sumedang Dipicu Sesar yang Belum Teridentifikasi, Tanggap Darurat 7 Hari

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menambahkan, gempa dirasakan warga Sumedang sejak pukul 14.35 WIB. Gempa bumi pertama tersebut tercatat bermagnitudo 4,1 dengan kedalaman 7 km. Disusul gempa kedua pada pukul 15.38 WIB dengan kekuatan M 3,4 di kedalaman 6 km. Hingga akhirnya gempa dengan kekuatan paling besar pada pukul 20.34 WIB, yakni M 4,8 di kedalaman 5 km.

”Setelah gempa merusak Sumedang bermagnitudo 4,8 tadi malam (Minggu malam, Red), hingga siang ini (Senin, Red) hanya terjadi dua kali gempa susulan. Magnitudo kecil, tidak dirasakan,” jelasnya.

Berdasar sejarah gempa di Sumedang, lanjut dia, wilayah itu pernah mengalami gempa bumi besar bermagnitudo 4,5 pada 19 Desember 1972. Titik gempa sama dengan yang terjadi akhir tahun lalu. Yakni, berdekatan dengan ujung timur laut jalur sesar Cileunyi–Tanjungsari. ”Gempa Sumedang ini diduga berasosiasi dengan terusan dari sesar Cileunyi–Tanjungsari,” katanya.

Baca Juga :  Warga Mulai Mengungsi, Pasien Anak RSUD Dok II Dievakuasi ke Luar

Selain itu, karena gempa bumi Sumedang merupakan jenis gempa bumi kerak dangkal (shallow crustal earthquake), percepatan getaran tanah di permukaan tanah masih sangat kuat. Sehingga, memicu guncangan sangat kuat pula.

Sementara itu, sesaat setelah gempa pada Minggu malam lalu, terdapat laporan ke BNPB terkait kondisi RSUD Sumedang. Sebanyak 248 pasien rawat inap dan 83 pasien IDG harus dievakuasi ke halaman gedung rumah sakit. Ada lima tenda yang ditempatkan di jalan raya.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, ada tiga bangunan rumah sakit yang terdampak.

”Sementara itu, RS Pakuon dalam kondisi aman, namun seluruh pasien tetap dievakuasi keluar gedung sebagai antisipasi hingga kondisi dapat dipastikan aman dan terkendali,” katanya. Pemerintah Kabupaten Sumedang juga telah menyiagakan posko utama di Pos Pam Nataru. Lokasinya berada di depan Alun-Alun Sumedang. (jim/mia/lyn/c6/fal)

Baca Juga :  Hanya orang yang Berkompeten yang Dijadikan Acuan

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menambahkan, gempa dirasakan warga Sumedang sejak pukul 14.35 WIB. Gempa bumi pertama tersebut tercatat bermagnitudo 4,1 dengan kedalaman 7 km. Disusul gempa kedua pada pukul 15.38 WIB dengan kekuatan M 3,4 di kedalaman 6 km. Hingga akhirnya gempa dengan kekuatan paling besar pada pukul 20.34 WIB, yakni M 4,8 di kedalaman 5 km.

”Setelah gempa merusak Sumedang bermagnitudo 4,8 tadi malam (Minggu malam, Red), hingga siang ini (Senin, Red) hanya terjadi dua kali gempa susulan. Magnitudo kecil, tidak dirasakan,” jelasnya.

Berdasar sejarah gempa di Sumedang, lanjut dia, wilayah itu pernah mengalami gempa bumi besar bermagnitudo 4,5 pada 19 Desember 1972. Titik gempa sama dengan yang terjadi akhir tahun lalu. Yakni, berdekatan dengan ujung timur laut jalur sesar Cileunyi–Tanjungsari. ”Gempa Sumedang ini diduga berasosiasi dengan terusan dari sesar Cileunyi–Tanjungsari,” katanya.

Baca Juga :  Warga Mulai Mengungsi, Pasien Anak RSUD Dok II Dievakuasi ke Luar

Selain itu, karena gempa bumi Sumedang merupakan jenis gempa bumi kerak dangkal (shallow crustal earthquake), percepatan getaran tanah di permukaan tanah masih sangat kuat. Sehingga, memicu guncangan sangat kuat pula.

Sementara itu, sesaat setelah gempa pada Minggu malam lalu, terdapat laporan ke BNPB terkait kondisi RSUD Sumedang. Sebanyak 248 pasien rawat inap dan 83 pasien IDG harus dievakuasi ke halaman gedung rumah sakit. Ada lima tenda yang ditempatkan di jalan raya.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, ada tiga bangunan rumah sakit yang terdampak.

”Sementara itu, RS Pakuon dalam kondisi aman, namun seluruh pasien tetap dievakuasi keluar gedung sebagai antisipasi hingga kondisi dapat dipastikan aman dan terkendali,” katanya. Pemerintah Kabupaten Sumedang juga telah menyiagakan posko utama di Pos Pam Nataru. Lokasinya berada di depan Alun-Alun Sumedang. (jim/mia/lyn/c6/fal)

Baca Juga :  Status Kota Jayapura Tanggap Darurat Selama 21 Hari Kedepan

Berita Terbaru

Artikel Lainnya