Sunday, November 2, 2025
24.7 C
Jayapura

Komnas HAM Beri Pemahaman Penanganan Konflik

Kemudian terkait dengan reformasi Polri. Frits mengaku hingga saat ini masih menjadi pertanyaan besar, kenapa bukan DPR, TNI dan instansi terkait lainnya dan kenapa harus Polisi?

Hal-hal seperti ini menurutnya mahasiswa harus teliti untuk menyikapi, harus pintar baca situasi dan gejala-gejala konflik. Peradaban nilai-nilai mulai dibangun dari kampus, karena mahasiswa adalah pusat peradaban dan perubahan. “Mereka (Mahasiswa) harus dikuatkan dengan pemahaman-pemahaman teoritis, dan juga implementasi faktual itu yang menjadi penting,” pungkasnya.

Di tempat yang Dosen FISIP Uncen Dr. Renida J. Torobi, S.Sos., M.Si mengatakan kuliah umum tersebut dilakukan merupakan tindak lanjut dari pendidikan mata kuliah sosiologi dan pembangunan politik.

Sebutnya kegiatan kuliah umumnya bersama Komnas HAM Papua dilakukan berdasarkan kesepakatan antara dosen program studi dan mahasiswa di FISIP. Mengenai pembahasan konflik dan konsensus yang terjadi saat ini di Papua.

Baca Juga :  Pasca, Terpilih Oscar O. Wambrauw akan Lakukan Ini

“Jadi dengan begitu kita sepakat mengundang pembicara dari luar, makannya kita namakan kegiatan ini adalah Joint Lecture antara program studi ilmu pemerintahan dan Komnas HAM Papua,” jelasnya.

Lebih lanjut Dr. Renida mengaku dengan hadirnya Komnas HAM Papua di kampusnya itu adalah sebuah kehormatan besar bagi pihaknya. Karena program tersebut sangat baik dilakukan untuk IKU dari program studi sendiri, fakultas maupun universitas,” ungkapnya. (jim/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Kemudian terkait dengan reformasi Polri. Frits mengaku hingga saat ini masih menjadi pertanyaan besar, kenapa bukan DPR, TNI dan instansi terkait lainnya dan kenapa harus Polisi?

Hal-hal seperti ini menurutnya mahasiswa harus teliti untuk menyikapi, harus pintar baca situasi dan gejala-gejala konflik. Peradaban nilai-nilai mulai dibangun dari kampus, karena mahasiswa adalah pusat peradaban dan perubahan. “Mereka (Mahasiswa) harus dikuatkan dengan pemahaman-pemahaman teoritis, dan juga implementasi faktual itu yang menjadi penting,” pungkasnya.

Di tempat yang Dosen FISIP Uncen Dr. Renida J. Torobi, S.Sos., M.Si mengatakan kuliah umum tersebut dilakukan merupakan tindak lanjut dari pendidikan mata kuliah sosiologi dan pembangunan politik.

Sebutnya kegiatan kuliah umumnya bersama Komnas HAM Papua dilakukan berdasarkan kesepakatan antara dosen program studi dan mahasiswa di FISIP. Mengenai pembahasan konflik dan konsensus yang terjadi saat ini di Papua.

Baca Juga :  BBPOM Jayapura Gelar FGD Pentahelix Peningkatan Kepatuhan IRTP

“Jadi dengan begitu kita sepakat mengundang pembicara dari luar, makannya kita namakan kegiatan ini adalah Joint Lecture antara program studi ilmu pemerintahan dan Komnas HAM Papua,” jelasnya.

Lebih lanjut Dr. Renida mengaku dengan hadirnya Komnas HAM Papua di kampusnya itu adalah sebuah kehormatan besar bagi pihaknya. Karena program tersebut sangat baik dilakukan untuk IKU dari program studi sendiri, fakultas maupun universitas,” ungkapnya. (jim/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya