Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Stunting Turun, Masih Butuh Kesadaran Masyarakat

JAYAPURA-Jumlah anak yang terdata mengalami stunting di Kota Jayapura mengalami penurunan. Dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Jayapura, pada Juli 2023 jumlah penderita stunting sebanyak 700 kasus. Sementara data di bulan Juni  sebelumnya, sebanyak 1600-an kasus.

  Kepala dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, upaya penananganan stunting di Kota Jayapura ini butuh kolaborasi semua pihak. Tidak saja dari pemerintah tapi juga dari unsur masyarakat, terutama para orang tua, dengan sadar dan mau memberi anaknya untuk diperiksa kondisi kesehatanya.

   Sebab, jika program penanganan stunting ini dilakukan tanpa dukungan dari orang tua tentunya tidak maksimal.  “Kalau sebelumnya diakumulasi, Januari sampai dengan Juni itu ada 1600, tapi per Juli kemarin  kita dapatnya sekitar 700-an,” kata Ni Nyoman Sri Antari, Selasa (29/8).

Baca Juga :  Pembeli Hewan Kurban Lebih Banyak Langsung ke Peternak

   Dia menjelaskan, data 716 angka stunting itu diperoleh dari 5.708 yang datang menimbang bayi. Sasaran sebenarnya sebanyak 25.228 anak. Dia mengakui, data-data stunting ini kemungkinan belum entri, karena perhitungannya melalui aplikasi.

   “Karena aplikasi itu yang kadang-kadang kesulitan kita punya kader,” jelasnya.

Untuk penanganan stunting ini, sebenarnya setiap stakeholder terkait sudah tahu, apa yang harus dilakukan apabila sudah ditemukan. Misalnya kalau sudah ada stunting ini harus ditangani bersama termasuk diberikan makanan bergizi.

  Mulai dari tim penggerak PKK di tingkat kelurahan dan kampung. Termasuk di Dinas Kesehatan itu sendiri melalui program penanganan gizi buruk atau gizi kurang dengan memberikan makanan tambahan setiap hari, termasuk kepada ibu hamil.

Baca Juga :  Frans Pekey: Pelayanan  di Dinas Terpusat di MPP

“Yang sulit adalah mengukurnya, datang untuk diukur itu yang sulit,” tambahnya. (roy/tri)

JAYAPURA-Jumlah anak yang terdata mengalami stunting di Kota Jayapura mengalami penurunan. Dari data yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Jayapura, pada Juli 2023 jumlah penderita stunting sebanyak 700 kasus. Sementara data di bulan Juni  sebelumnya, sebanyak 1600-an kasus.

  Kepala dinas Kesehatan Kota Jayapura, dr. Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, upaya penananganan stunting di Kota Jayapura ini butuh kolaborasi semua pihak. Tidak saja dari pemerintah tapi juga dari unsur masyarakat, terutama para orang tua, dengan sadar dan mau memberi anaknya untuk diperiksa kondisi kesehatanya.

   Sebab, jika program penanganan stunting ini dilakukan tanpa dukungan dari orang tua tentunya tidak maksimal.  “Kalau sebelumnya diakumulasi, Januari sampai dengan Juni itu ada 1600, tapi per Juli kemarin  kita dapatnya sekitar 700-an,” kata Ni Nyoman Sri Antari, Selasa (29/8).

Baca Juga :  Wali Kota: Tindak Tegas Para Pelaku Judi!

   Dia menjelaskan, data 716 angka stunting itu diperoleh dari 5.708 yang datang menimbang bayi. Sasaran sebenarnya sebanyak 25.228 anak. Dia mengakui, data-data stunting ini kemungkinan belum entri, karena perhitungannya melalui aplikasi.

   “Karena aplikasi itu yang kadang-kadang kesulitan kita punya kader,” jelasnya.

Untuk penanganan stunting ini, sebenarnya setiap stakeholder terkait sudah tahu, apa yang harus dilakukan apabila sudah ditemukan. Misalnya kalau sudah ada stunting ini harus ditangani bersama termasuk diberikan makanan bergizi.

  Mulai dari tim penggerak PKK di tingkat kelurahan dan kampung. Termasuk di Dinas Kesehatan itu sendiri melalui program penanganan gizi buruk atau gizi kurang dengan memberikan makanan tambahan setiap hari, termasuk kepada ibu hamil.

Baca Juga :  Jumlah OAP Sedikit, Khawatir Makin Tersisih

“Yang sulit adalah mengukurnya, datang untuk diukur itu yang sulit,” tambahnya. (roy/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya