Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Sejak 2018, 15 orang Meninggal Karena Tenggelam

JAYAPURA-Kantor Pertolongan dan Pencarian Orang Jayapura menyebut, sejak 2018 Sampai dengan saat ini jumlah warga yang meninggal dunia akibat tenggelam di sepanjang pantai Base G sampai Holtekam sebanyak 15 orang, dan hanya tiga yang dinyatakan selamat.

“Menurut data kami, mulai tahun 2018 sampai saat ini, orang tenggelam dari Pantai Base G sampai di Pantai Holtekamp  itu sudah 18 kasus. 15 kasus berakhir kematian, sementara tiga saja yang selamat,” kata Kepala Operasi dan Siaga Basarnas Jayapura, Marinus B. Ohoirat, Senin, (27/11).

Karena itu, salah satu upaya pencegahan yang dilakukan pihaknya dengan melakukan penyusunan rencana kontigensi 2023, dengan tema kondisi membahayakan manusia orang tenggelam di pantai Kota Jayapura.

Baca Juga :  RI dan PNG Sama-sama Berharap Pintu Perbatasan di Skouw-Wutung Kembali Dibuka

“Karena karena itu, kami memandang penting rencana kontijensi ini untuk menyatukan persepsi pola tindak,  pada saat orang tenggelam di pantai kita bisa sama-sama melakukan sesuatu untuk menekan tingkat kecelakaan yang terjadi didaerah pantai baik, baik dari Base G sampai Holtekamp,” bebernya.

Menurutnya ada sekitar 35 stakeholder yang dilibatkan di dalam kegiatan penyusunan rencana kontigensi  2023 itu.  Dia berharap dengan adanya keterlibatan sejumlah pihak itu ke depannya Apabila ada musibah yang terjadi di sekitar wilayah pesisir pantai ada keterlibatan bersama dari sejumlah stakeholder tersebut.  Terutama dapat membantu dalam menekan tingkat kecelakaan di laut.

“Selama ini untuk penanganan biasanya kita sedikit terlambat untuk mendapatkan informasi. Selain itu Kantor SAR juga jaraknya ada di Sentani.  Kita dari Sentani ke sini berapa Jam Coba,” katanya.

Baca Juga :  Usai Miras Malah Niat Mencuri Muncul

Ke depan pihak yang berencana akan membangun Sinergi yang lebih intens lagi dengan Pemkot Jayapura supaya berkenan untuk membangun pos khusus untuk ditempati oleh SDM dan peralatan Basarnas di sekitar kawasan pantai.

“Sehingga kita bisa berjaga-jaga di sini. Jadi kalau kejadian kita tidak lagi dari Sentani tetapi kita sudah bisa bergerak dari pos yang ada di sini” pungkasnya. (roy/tri)

JAYAPURA-Kantor Pertolongan dan Pencarian Orang Jayapura menyebut, sejak 2018 Sampai dengan saat ini jumlah warga yang meninggal dunia akibat tenggelam di sepanjang pantai Base G sampai Holtekam sebanyak 15 orang, dan hanya tiga yang dinyatakan selamat.

“Menurut data kami, mulai tahun 2018 sampai saat ini, orang tenggelam dari Pantai Base G sampai di Pantai Holtekamp  itu sudah 18 kasus. 15 kasus berakhir kematian, sementara tiga saja yang selamat,” kata Kepala Operasi dan Siaga Basarnas Jayapura, Marinus B. Ohoirat, Senin, (27/11).

Karena itu, salah satu upaya pencegahan yang dilakukan pihaknya dengan melakukan penyusunan rencana kontigensi 2023, dengan tema kondisi membahayakan manusia orang tenggelam di pantai Kota Jayapura.

Baca Juga :  Usai Miras Malah Niat Mencuri Muncul

“Karena karena itu, kami memandang penting rencana kontijensi ini untuk menyatukan persepsi pola tindak,  pada saat orang tenggelam di pantai kita bisa sama-sama melakukan sesuatu untuk menekan tingkat kecelakaan yang terjadi didaerah pantai baik, baik dari Base G sampai Holtekamp,” bebernya.

Menurutnya ada sekitar 35 stakeholder yang dilibatkan di dalam kegiatan penyusunan rencana kontigensi  2023 itu.  Dia berharap dengan adanya keterlibatan sejumlah pihak itu ke depannya Apabila ada musibah yang terjadi di sekitar wilayah pesisir pantai ada keterlibatan bersama dari sejumlah stakeholder tersebut.  Terutama dapat membantu dalam menekan tingkat kecelakaan di laut.

“Selama ini untuk penanganan biasanya kita sedikit terlambat untuk mendapatkan informasi. Selain itu Kantor SAR juga jaraknya ada di Sentani.  Kita dari Sentani ke sini berapa Jam Coba,” katanya.

Baca Juga :  Potensi SDA Papua Masih Bisa Digali untuk Tambah PAD

Ke depan pihak yang berencana akan membangun Sinergi yang lebih intens lagi dengan Pemkot Jayapura supaya berkenan untuk membangun pos khusus untuk ditempati oleh SDM dan peralatan Basarnas di sekitar kawasan pantai.

“Sehingga kita bisa berjaga-jaga di sini. Jadi kalau kejadian kita tidak lagi dari Sentani tetapi kita sudah bisa bergerak dari pos yang ada di sini” pungkasnya. (roy/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya