Dishut LH  Kembangkan Sektor Usaha Hasil Hutan Bukan Kayu

JAYAPURA– Pemerintah Provinsi Papua mendorong pengembangan sektor usaha hasil hutan bukan kayu bisa bertumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, terutama masyarakat adat di Papua yang memiliki kawasan hutan yang sangat luas.  Salah satu potensi hasil hutan bukan kayu yang didorong oleh Dinas Kehutanan dan lingkungan hidup Provinsi Papua saat ini adalah melalui pelatihan membatik dan menjahit ecoprint.

    Metode ini dianggap sangat cocok untuk dikembangkan di Papua, terutama di Kabupaten maupun Kota Jayapura yang masih memiliki hutan yang sangat luas di mana dengan memanfaatkan daun tanpa harus merusak pohon.

   Karena itu pada tahun ini Dinas Kehutanan kembali melanjutkan program pelatihan membatik dan menjahit ecoprint dengan melibatkan masyarakat adat.

“Diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan yang menjadi lanjutan dari kegiatan pelatihan sebelumnya,  ini akan menambah pengetahuan ide dari peserta yang sebelumnya sudah mengikuti pelatihan yang sama,” ujar Plt. Kepala Dinas Kehutanan dan lingkungan hidup Provinsi Papua Aristoteles Ap, Selasa (24/9).

    Keberlanjutan dari pelatihan ini sangat penting sehingga dapat memberikan pemahaman yang kuat terhadap masyarakat adat terkait dengan program membatik dan menjahit ecoprint.  Dari kegiatan pelatihan ini mereka yang terlibat akan menjadi guru sekaligus pelatih bagi keluarganya sendiri hingga masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas

   “Ada 10 peserta yang akan ikut, diharapkan pada akhirnya mereka dapat menjadi guru bagi keluarga dan bagi masyarakat,  sehingga kegiatan ini  bisa berkembang dengan sendirinya dan berkelanjutan, tanpa kita harus menggunakan effort yang besar, untuk kita membimbing. Karena mereka sudah bisa menjadi guru untuk keluarga dan masyarakat mereka sendiri,”ujarnya.

    Dia menjelaskan, membatik dengan metode Ecoprint merupakan salah satu potensi sumber daya  alam yang dimiliki oleh masyarakat adat di Papua. Terutama berkaitan dengan keberadaan hutan-hutan di wilayah Papua.  Dari hutan yang luas itu selain dikelola menjadi hasil hutan kayu, melalui  kegiatan membatik ecoprint dan menjahit ecoprint ini, sebenarnya didorong untuk pengembangan dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.

    “Di mana potensinya ada di sekitar kita, ada di sekitar hutan Papua. Untuk bisa menjadikan dia memiliki nilai ekonomi, kita perlu melatih,  masyarakat adat Papua,  mereka bisa dibekali pengetahuan dan pemahaman,  skill dan kemampuan salah satunya itu ecoprint,” ujarnya. (roy/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA– Pemerintah Provinsi Papua mendorong pengembangan sektor usaha hasil hutan bukan kayu bisa bertumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, terutama masyarakat adat di Papua yang memiliki kawasan hutan yang sangat luas.  Salah satu potensi hasil hutan bukan kayu yang didorong oleh Dinas Kehutanan dan lingkungan hidup Provinsi Papua saat ini adalah melalui pelatihan membatik dan menjahit ecoprint.

    Metode ini dianggap sangat cocok untuk dikembangkan di Papua, terutama di Kabupaten maupun Kota Jayapura yang masih memiliki hutan yang sangat luas di mana dengan memanfaatkan daun tanpa harus merusak pohon.

   Karena itu pada tahun ini Dinas Kehutanan kembali melanjutkan program pelatihan membatik dan menjahit ecoprint dengan melibatkan masyarakat adat.

“Diharapkan dengan pelaksanaan kegiatan yang menjadi lanjutan dari kegiatan pelatihan sebelumnya,  ini akan menambah pengetahuan ide dari peserta yang sebelumnya sudah mengikuti pelatihan yang sama,” ujar Plt. Kepala Dinas Kehutanan dan lingkungan hidup Provinsi Papua Aristoteles Ap, Selasa (24/9).

    Keberlanjutan dari pelatihan ini sangat penting sehingga dapat memberikan pemahaman yang kuat terhadap masyarakat adat terkait dengan program membatik dan menjahit ecoprint.  Dari kegiatan pelatihan ini mereka yang terlibat akan menjadi guru sekaligus pelatih bagi keluarganya sendiri hingga masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas

   “Ada 10 peserta yang akan ikut, diharapkan pada akhirnya mereka dapat menjadi guru bagi keluarga dan bagi masyarakat,  sehingga kegiatan ini  bisa berkembang dengan sendirinya dan berkelanjutan, tanpa kita harus menggunakan effort yang besar, untuk kita membimbing. Karena mereka sudah bisa menjadi guru untuk keluarga dan masyarakat mereka sendiri,”ujarnya.

    Dia menjelaskan, membatik dengan metode Ecoprint merupakan salah satu potensi sumber daya  alam yang dimiliki oleh masyarakat adat di Papua. Terutama berkaitan dengan keberadaan hutan-hutan di wilayah Papua.  Dari hutan yang luas itu selain dikelola menjadi hasil hutan kayu, melalui  kegiatan membatik ecoprint dan menjahit ecoprint ini, sebenarnya didorong untuk pengembangan dan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.

    “Di mana potensinya ada di sekitar kita, ada di sekitar hutan Papua. Untuk bisa menjadikan dia memiliki nilai ekonomi, kita perlu melatih,  masyarakat adat Papua,  mereka bisa dibekali pengetahuan dan pemahaman,  skill dan kemampuan salah satunya itu ecoprint,” ujarnya. (roy/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos