Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Pasca Dibongkar, PKL Binggung Cari Tempat Jualan

JAYAPURA -Puluhan lapak milik Pedagang Kali Lima (PKL) di sepanjang bahu jalan masuk pasar Otonom telah ditertibkan. Bangunan semi permanen yang dibangun PKL itu telah rata dengan tanah. Nasib ratusan PKL jadi dipertanyakan.

    Dimana Tim Gabungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura yang dikerahkan, telah membongkar paksa lapak milik pedagang di sepanjang jalan masuk pasar  ini, Rabu (22/5).

  Dari pantauan Cenderawasih Pos di lokasi, Tim Gabungan dari Pemkot Jayapura yang terdiri dari Dinas Perhubungan, Satpol-PP, Kepolisian hingga TNI membongkar lapak milik  PKL dengan mengunakan alat berat.

  Merespon hal itu, Can (44), salah satu pedagang yang lapaknya dibongkar, merasa kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh Pemkot itu. Can mengatakan seharusnya pemerintah terlebih dahulu persiapkan tempat sebelum melakukan penertiban. Namun Can tetap mendukung tindak pemerintah tersebut.

Baca Juga :  Tiga Tahun Terakhir, Pasien RSJ Meningkat

   “Sebenarnya, saya tetap menghargai aturan pemerintah namun disini lain saya tidak terima begitu saja tanpa ada persiapan tempat untuk kita berjualan,” kata Can, kepada Cenderawasih Pos, Rabu (22/5).

   Menurutnya, selama ini pemerintah hanya tahu bongkar, tanpa ada persiapan tempat terlebih dahulu.

“Karena selama ini pasar lama dibongkar, dibongkar bagian atas, di bongkar bagian bawah, pasar ikan dibongkar belum sediakan tempat sudah dibongkar,” jelasnya.

  Lanjutnya, bagian dalam Pasar Otonom masih dalam sengketa. Tepat, di bagian ujung pasar itu masih dalam permasalahan dikarenakan pemerintah belum selesai pembayaran. Dia mengaku dulunya pernah jualan di dalam pasar, tetapi karena masalah tersebut, akhirnya Ia lebih memilih jualan di luar pasar atau di pinggir jalan.

   “Terus di bagian dalam, tepatnya diujung pasar Otonom, kita semua sudah pindah tapi ternyata belum lunas pemerintah bayar,” lanjutnya.

Baca Juga :  KPU Sinyalir Warga Pelintas Batas Mulai Ramai di Moso

  Can mengaku ia dan para pedagang lainnya rela utang dengan Bank dan Koperasi demi membangun lapak untuk bisa berjualan. Bahkan Can, mengatakan satu-satunya jalan untuk mendapatkan penghasilan dan kebutuhan hidupnya sehari-hari hanya dari lapak tersebut.

  Dia juga mengeluhkan dengan kondisi pasar yang sempit, tidak beraturan dan semerawut. Bahkan, kata Can, banyak bangunan liar juga yang ada di dalam Pasar untuk dijadikan tempat tinggal dan dikontrakkan.

  “Pasar ini  juga  tidak ada pintu keluar hanya pintu masuk,  sempit sekali di dalam karena apa? banyak sekali bangunan liar di dalam pasar ini banyak sekali, bahakan banyak tempat didalam disewakan, Bahkan dijadikan tempat tinggal,” bebernya.

JAYAPURA -Puluhan lapak milik Pedagang Kali Lima (PKL) di sepanjang bahu jalan masuk pasar Otonom telah ditertibkan. Bangunan semi permanen yang dibangun PKL itu telah rata dengan tanah. Nasib ratusan PKL jadi dipertanyakan.

    Dimana Tim Gabungan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura yang dikerahkan, telah membongkar paksa lapak milik pedagang di sepanjang jalan masuk pasar  ini, Rabu (22/5).

  Dari pantauan Cenderawasih Pos di lokasi, Tim Gabungan dari Pemkot Jayapura yang terdiri dari Dinas Perhubungan, Satpol-PP, Kepolisian hingga TNI membongkar lapak milik  PKL dengan mengunakan alat berat.

  Merespon hal itu, Can (44), salah satu pedagang yang lapaknya dibongkar, merasa kecewa dengan tindakan yang dilakukan oleh Pemkot itu. Can mengatakan seharusnya pemerintah terlebih dahulu persiapkan tempat sebelum melakukan penertiban. Namun Can tetap mendukung tindak pemerintah tersebut.

Baca Juga :  Perbaikan GOR Waringin Kotaraja Capai 70 Persen

   “Sebenarnya, saya tetap menghargai aturan pemerintah namun disini lain saya tidak terima begitu saja tanpa ada persiapan tempat untuk kita berjualan,” kata Can, kepada Cenderawasih Pos, Rabu (22/5).

   Menurutnya, selama ini pemerintah hanya tahu bongkar, tanpa ada persiapan tempat terlebih dahulu.

“Karena selama ini pasar lama dibongkar, dibongkar bagian atas, di bongkar bagian bawah, pasar ikan dibongkar belum sediakan tempat sudah dibongkar,” jelasnya.

  Lanjutnya, bagian dalam Pasar Otonom masih dalam sengketa. Tepat, di bagian ujung pasar itu masih dalam permasalahan dikarenakan pemerintah belum selesai pembayaran. Dia mengaku dulunya pernah jualan di dalam pasar, tetapi karena masalah tersebut, akhirnya Ia lebih memilih jualan di luar pasar atau di pinggir jalan.

   “Terus di bagian dalam, tepatnya diujung pasar Otonom, kita semua sudah pindah tapi ternyata belum lunas pemerintah bayar,” lanjutnya.

Baca Juga :  Banyak Penyalahgunaan Narkotika, Ibu-ibu PKK Siap Turun Tangan

  Can mengaku ia dan para pedagang lainnya rela utang dengan Bank dan Koperasi demi membangun lapak untuk bisa berjualan. Bahkan Can, mengatakan satu-satunya jalan untuk mendapatkan penghasilan dan kebutuhan hidupnya sehari-hari hanya dari lapak tersebut.

  Dia juga mengeluhkan dengan kondisi pasar yang sempit, tidak beraturan dan semerawut. Bahkan, kata Can, banyak bangunan liar juga yang ada di dalam Pasar untuk dijadikan tempat tinggal dan dikontrakkan.

  “Pasar ini  juga  tidak ada pintu keluar hanya pintu masuk,  sempit sekali di dalam karena apa? banyak sekali bangunan liar di dalam pasar ini banyak sekali, bahakan banyak tempat didalam disewakan, Bahkan dijadikan tempat tinggal,” bebernya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya