Friday, April 26, 2024
31.7 C
Jayapura

Masih Ada yang Belum Terapkan Jaga Jarak

PKL di depan Pasar Sentral Hamadi, yang menjual takjil  Jumat (24/4) kemarin. Namun baik penjual maupun pembeli  tidak mengikuti imbauan menjaga jarak. Hal ini tentu sangat disayangkan warga belum mengikuti anjuran pemerintah. (FOTO: Priyadi/Cepos)

JAYAPURA- Hari pertama pelaksanaan ibadah puasa (24/4)kemarin, Pedagang Kaki Lima (PKL) sudah banyak yang berjualan takjil (jajanan sata puasa) dibeberapa titik di Kota Jayapura, salah satunya di depan Pasar Sentral Hamadi. Namun dengan kondisi seperti ini, adanya wabah Corona, tentu masyarakat harus tetap menjaga jarak dan menggunakan masker jika keluar rumah.

  Wakil Wali Kota Jayapura sekaligus Ketua Tim Gugusu Tugas Percepatan Covid-19 Kota Jayapura Ir.H.Rustan Saru, MM.,mengatakan, PKL dalam berjualan takjil pada sore hari memang masih bisa, hanya saja harus menaati segala aturan yang telah dibuat pemerintah, yakni boleh jualan dengan jarak, pedagang wajib menggunakan masker dan sarung tangan, serta menyediakan tempat cuci tangan. Dan tetap menjaga jarak saat melayani pembeli. Termasuk pembeli saat membeli wajib menggunakan masker, dan tetap dalam keadaan bersih tidak dari mana-mana yang berpotensi berkumpul dengan orang banyak. Setelah membeli takjil sampai rumah harus cuci tangan dan kaki, pastikan saat masuk rumah sudah bersih.

Baca Juga :  Penanaaman Pohon Bagian Dari Pemberdayaan Ekonomi

  “Memang PKL penjual takjil pada sore hari bisa berjualan, tapi tetap diatur, jika memang masih ada PKL yang tidak menaati aturan tetap akan dilakukan tindakan,’’katanya, kemarin.

Berdasarkan pantauan Cenderawasih Pos, untuk PKL yang berjualan takjil baik di depan pasar sentral hamadi, maupun pasar paldam masih belum bisa jarak atau mematuhi segala aturan pemerintah, termasuk para pembeli masih banyak yang berkerumun. 

 Sementara itu lapak penjual takjil juga ada di di sepanjang Kotaraja, Jalan Baru, Pasar Lama dan Paldam.

 Salah satu pedagang yang memilih tetap berjualan di tengah pandemi Covid-19 adalah Marlina, ia menjajakan jualannya seperti cucur, bolu, gogos, roti dan jenis kue lainnya yang dijual Rp 2 ribu per kuenya. “Saya tetap berjualan kendati sepi pembeli dan sepi pedagang lainnya, karena menurut saya akan tetap ada orang yang mencari takjil,” ucap Marlina yang berjualan di Pasar Sore Paldam, 

Baca Juga :  Ratusan Warga Masih Mengungsi 

 Diakuinya, dihari pertama jualan takjil, sepi pembeli. Bahkan, takjil yang ia jajakan itu porsinya ia kurangi dari porsi jualan takjil tahun sebelumnya. Apalagi, batas mereka berjualan hingga pukul 18;00 WIT. “Ini hanya bawa sedikit saja, yang menitip jualan ke saya juga sudah berkurang. Mereka tahu ini sedang corona,” akunya.

Hal serupa juga disampaikan Muna, ia mengaku pembeli kali ini amat menurun jika dibanding ketika ia berjualan tahun sebelumnya. Iapun memaklumi jika kurang pembeli. “Sepi sekali, biasanya pukul 17;00 WIT itu, jualan saya tinggal sedikit. Nah ini, sudah mau waktu berbuka puasa takjil saya masih banyak,” ungkapnya.

Muna sendiri berjualan dengan menggunakan masker, sama seperti penjual takjil lainnya. Bahkan, sesekali terlihat mereka menggunakan sanitizer di tangannya. (dil/fia/wen)

PKL di depan Pasar Sentral Hamadi, yang menjual takjil  Jumat (24/4) kemarin. Namun baik penjual maupun pembeli  tidak mengikuti imbauan menjaga jarak. Hal ini tentu sangat disayangkan warga belum mengikuti anjuran pemerintah. (FOTO: Priyadi/Cepos)

JAYAPURA- Hari pertama pelaksanaan ibadah puasa (24/4)kemarin, Pedagang Kaki Lima (PKL) sudah banyak yang berjualan takjil (jajanan sata puasa) dibeberapa titik di Kota Jayapura, salah satunya di depan Pasar Sentral Hamadi. Namun dengan kondisi seperti ini, adanya wabah Corona, tentu masyarakat harus tetap menjaga jarak dan menggunakan masker jika keluar rumah.

  Wakil Wali Kota Jayapura sekaligus Ketua Tim Gugusu Tugas Percepatan Covid-19 Kota Jayapura Ir.H.Rustan Saru, MM.,mengatakan, PKL dalam berjualan takjil pada sore hari memang masih bisa, hanya saja harus menaati segala aturan yang telah dibuat pemerintah, yakni boleh jualan dengan jarak, pedagang wajib menggunakan masker dan sarung tangan, serta menyediakan tempat cuci tangan. Dan tetap menjaga jarak saat melayani pembeli. Termasuk pembeli saat membeli wajib menggunakan masker, dan tetap dalam keadaan bersih tidak dari mana-mana yang berpotensi berkumpul dengan orang banyak. Setelah membeli takjil sampai rumah harus cuci tangan dan kaki, pastikan saat masuk rumah sudah bersih.

Baca Juga :  Patut  Tetap Waspada Jika Terjadi Gempa

  “Memang PKL penjual takjil pada sore hari bisa berjualan, tapi tetap diatur, jika memang masih ada PKL yang tidak menaati aturan tetap akan dilakukan tindakan,’’katanya, kemarin.

Berdasarkan pantauan Cenderawasih Pos, untuk PKL yang berjualan takjil baik di depan pasar sentral hamadi, maupun pasar paldam masih belum bisa jarak atau mematuhi segala aturan pemerintah, termasuk para pembeli masih banyak yang berkerumun. 

 Sementara itu lapak penjual takjil juga ada di di sepanjang Kotaraja, Jalan Baru, Pasar Lama dan Paldam.

 Salah satu pedagang yang memilih tetap berjualan di tengah pandemi Covid-19 adalah Marlina, ia menjajakan jualannya seperti cucur, bolu, gogos, roti dan jenis kue lainnya yang dijual Rp 2 ribu per kuenya. “Saya tetap berjualan kendati sepi pembeli dan sepi pedagang lainnya, karena menurut saya akan tetap ada orang yang mencari takjil,” ucap Marlina yang berjualan di Pasar Sore Paldam, 

Baca Juga :  Waktu Tinggal Dua Bulan, OPD Diminta Genjot Penyerapan

 Diakuinya, dihari pertama jualan takjil, sepi pembeli. Bahkan, takjil yang ia jajakan itu porsinya ia kurangi dari porsi jualan takjil tahun sebelumnya. Apalagi, batas mereka berjualan hingga pukul 18;00 WIT. “Ini hanya bawa sedikit saja, yang menitip jualan ke saya juga sudah berkurang. Mereka tahu ini sedang corona,” akunya.

Hal serupa juga disampaikan Muna, ia mengaku pembeli kali ini amat menurun jika dibanding ketika ia berjualan tahun sebelumnya. Iapun memaklumi jika kurang pembeli. “Sepi sekali, biasanya pukul 17;00 WIT itu, jualan saya tinggal sedikit. Nah ini, sudah mau waktu berbuka puasa takjil saya masih banyak,” ungkapnya.

Muna sendiri berjualan dengan menggunakan masker, sama seperti penjual takjil lainnya. Bahkan, sesekali terlihat mereka menggunakan sanitizer di tangannya. (dil/fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya