LEPAS JENASAH – Jenasah almarhum Lazarus Siep ketika diangkat bersama-sama oleh anggota DPR Papua setelah dilepas secara resmi di kantor DPRP, Kamis (21/3). (Kepsen Foto )
JAYAPURA – Meski telah menjalani perawatan di RS Dian Harapan namun Tuhan berkehendak lain. Lazarus Siep, SIP, Msi yang merupakan anggota Komisi IV DPR Papua akhirnya meninggal pada Rabu (20/3) karena sakit.
Jenasah almarhum sendiri pada Kamis (21/3) kemarin dilepas secara resmi oleh DPRP yang disaksikan hampir seluruh anggota DPRP. Jenazah langsung dikebumikan di TPU Tanah Hitam, Abepura. Pelepasan jenazah anggota Fraksi PDI Perjuangan itu, diwarnai isak tangis dari pimpinan dan anggota DPR Papua termasuk istri dan anak-anak serta keluarga almarhum.
Almarhum tercatat sebagai anggota Komisi IV DPR Papua tetapi juga menjabat sebagai Ketua Badan Kehormatan DPR Papua.
Sekretaris DPR Papua, DR Juliana F Waromi, SE, Msi menjelaskan bahwa almrhum lahir di Yahukimo dan meninggalkan seorang istri bernama Vonny Lince Asso dengan 4 anak. Ketua DPR Papua, DR Yunus Wonda mengatakan bahwa Papua benar-benar tengah dirundung duka. Disaat korban banjir mencapai 100 lebih jiwa, ternyata ada juga putra kebanggaan daerah yang ikut dipanggil Tuhan.
“Lazarus Siep menjadi salah satu putra terbaik Papua yang menjabat sebagai anggota Komisi IV DPR Papua dari Fraksi PDI Perjuangan, saya meyakini ada banyak yang merasa kehilangan termasuk kami,” kata Yunus Wonda.
Yunus mengatakan selama menjabat sebagai anggota DPRP, Ia dikenal sebagai sosok yang tegas, aspiratif dan memiliki tekad yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang diwakilinya.
“Alm Lazarus Siep selalu mendengar dan menerima keluhan aspirasi masyarakat baik yang disampaikan melalui demonstrasi maupun surat. Almarhum menghadirkan warna tersendiri bagi DPR Papua khususnya dalam melaksanakan tugas kedewanan selalu dan terus mengedepankan kepentingan rakyat serta berpegang teguh pada peraturan perundangan – undangan yang ada,” kata Yunus.
Setelah proses pelepasan, jenasah kemudian diserahkan kepada istri dan keluarga dan diakhir dengan memberikan penghormatan terakhir sebelum dibawa ke TPU Tanah Hitam. (ade/gin)
LEPAS JENASAH – Jenasah almarhum Lazarus Siep ketika diangkat bersama-sama oleh anggota DPR Papua setelah dilepas secara resmi di kantor DPRP, Kamis (21/3). (Kepsen Foto )
JAYAPURA – Meski telah menjalani perawatan di RS Dian Harapan namun Tuhan berkehendak lain. Lazarus Siep, SIP, Msi yang merupakan anggota Komisi IV DPR Papua akhirnya meninggal pada Rabu (20/3) karena sakit.
Jenasah almarhum sendiri pada Kamis (21/3) kemarin dilepas secara resmi oleh DPRP yang disaksikan hampir seluruh anggota DPRP. Jenazah langsung dikebumikan di TPU Tanah Hitam, Abepura. Pelepasan jenazah anggota Fraksi PDI Perjuangan itu, diwarnai isak tangis dari pimpinan dan anggota DPR Papua termasuk istri dan anak-anak serta keluarga almarhum.
Almarhum tercatat sebagai anggota Komisi IV DPR Papua tetapi juga menjabat sebagai Ketua Badan Kehormatan DPR Papua.
Sekretaris DPR Papua, DR Juliana F Waromi, SE, Msi menjelaskan bahwa almrhum lahir di Yahukimo dan meninggalkan seorang istri bernama Vonny Lince Asso dengan 4 anak. Ketua DPR Papua, DR Yunus Wonda mengatakan bahwa Papua benar-benar tengah dirundung duka. Disaat korban banjir mencapai 100 lebih jiwa, ternyata ada juga putra kebanggaan daerah yang ikut dipanggil Tuhan.
“Lazarus Siep menjadi salah satu putra terbaik Papua yang menjabat sebagai anggota Komisi IV DPR Papua dari Fraksi PDI Perjuangan, saya meyakini ada banyak yang merasa kehilangan termasuk kami,” kata Yunus Wonda.
Yunus mengatakan selama menjabat sebagai anggota DPRP, Ia dikenal sebagai sosok yang tegas, aspiratif dan memiliki tekad yang kuat untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang diwakilinya.
“Alm Lazarus Siep selalu mendengar dan menerima keluhan aspirasi masyarakat baik yang disampaikan melalui demonstrasi maupun surat. Almarhum menghadirkan warna tersendiri bagi DPR Papua khususnya dalam melaksanakan tugas kedewanan selalu dan terus mengedepankan kepentingan rakyat serta berpegang teguh pada peraturan perundangan – undangan yang ada,” kata Yunus.
Setelah proses pelepasan, jenasah kemudian diserahkan kepada istri dan keluarga dan diakhir dengan memberikan penghormatan terakhir sebelum dibawa ke TPU Tanah Hitam. (ade/gin)
