Wednesday, December 10, 2025
25.2 C
Jayapura

Lokasi CFD Lebih Mirip Pasar Kaget

Solusinya Pedagang Perlu Siapkan Kemasan Ramah Lingkungan

JAYAPURA – Kekecewaan Walikota Jayapura, Abisai Rollo usai menyaksikan banyaknya sampah di lokasi Car Free Day (CFD) memang beralasan. Setiap Sabtu pagi lokasi ini dibanjiri sampah plastik dari produk berbagai lapak. Ia bahkan mempertimbangkan apakah lokasi ini harus ditutup atau tetap beroperasi namun harus tertib.

Disini pemerintah disarankan untuk mengkaji kembali tanggungjawab lingkungan oleh masing-masing pedagang yang berjualan.

“Kami pikir lokasi CFD tidak perlu ditutup. Hanya perlu dikembalikan fungsi awalnya saja atau tujuan CFD ini dibuat untuk aktivitas olah raga saja,” saran Rahmatullah, Ketua Rumah Bakau Jayapura melalui pesan singkatnya, Selasa (15/7).

Ia tak menampik jika melihat lokasi pinggir laut tersebut saat ini lebih mirip pasar kaget ketimbang lokasi untuk refreshing dan berolahraga. Iapun mengaku prihatin karena setiap akhir pekan jalur CFD menjadi tak menarik akibat banyaknya sampah di jalan.

Baca Juga :  Tak Dilengkapi Dokumen, 100 Kg Produk Daging Babi Dimusnahkan

“Kami masih ingat ketika itu wali kota dan pak wakil sempat mencanangkan program kebersihan dan keduanya sempat angkat sampah langsung di lokasi ini (CFD), harusnya itu bisa menjadi teguran bagi pedagang maupun pengunjung,” tambahnya.

Rahmatullah yang juga berprofesi sebagai guru ini berpendapat bahwa ada baiknya jika pemerintah memberi tanggungjawab kepada masing -masing pedagang untuk menyiapkan kemasan yang ramah lingkungan. Artinya tidak selalu harus menggunakan plastik.

“Ini menjadi tantangan untuk kita juga warga kota bagaimana berfikir mencari solusi dari pencemaran plastik yang makin sulit dibendung,” tambahnya.

Selain itu pemerintah bisa juga mengeluarkan edaran untuk setiap pedagang wajib menyiapkan kantong atau kemasan yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik. Kata Rahmatullah, jika botol minuman bisa diganti tumbler maka sepatutnya kemasan lain juga bisa diakali.

Baca Juga :  Wisuda Secara Daring Demi Kepentingan Bersama

Solusinya Pedagang Perlu Siapkan Kemasan Ramah Lingkungan

JAYAPURA – Kekecewaan Walikota Jayapura, Abisai Rollo usai menyaksikan banyaknya sampah di lokasi Car Free Day (CFD) memang beralasan. Setiap Sabtu pagi lokasi ini dibanjiri sampah plastik dari produk berbagai lapak. Ia bahkan mempertimbangkan apakah lokasi ini harus ditutup atau tetap beroperasi namun harus tertib.

Disini pemerintah disarankan untuk mengkaji kembali tanggungjawab lingkungan oleh masing-masing pedagang yang berjualan.

“Kami pikir lokasi CFD tidak perlu ditutup. Hanya perlu dikembalikan fungsi awalnya saja atau tujuan CFD ini dibuat untuk aktivitas olah raga saja,” saran Rahmatullah, Ketua Rumah Bakau Jayapura melalui pesan singkatnya, Selasa (15/7).

Ia tak menampik jika melihat lokasi pinggir laut tersebut saat ini lebih mirip pasar kaget ketimbang lokasi untuk refreshing dan berolahraga. Iapun mengaku prihatin karena setiap akhir pekan jalur CFD menjadi tak menarik akibat banyaknya sampah di jalan.

Baca Juga :  Dorong Pengadaan Mobil Dinas Ramah Lingkungan

“Kami masih ingat ketika itu wali kota dan pak wakil sempat mencanangkan program kebersihan dan keduanya sempat angkat sampah langsung di lokasi ini (CFD), harusnya itu bisa menjadi teguran bagi pedagang maupun pengunjung,” tambahnya.

Rahmatullah yang juga berprofesi sebagai guru ini berpendapat bahwa ada baiknya jika pemerintah memberi tanggungjawab kepada masing -masing pedagang untuk menyiapkan kemasan yang ramah lingkungan. Artinya tidak selalu harus menggunakan plastik.

“Ini menjadi tantangan untuk kita juga warga kota bagaimana berfikir mencari solusi dari pencemaran plastik yang makin sulit dibendung,” tambahnya.

Selain itu pemerintah bisa juga mengeluarkan edaran untuk setiap pedagang wajib menyiapkan kantong atau kemasan yang ramah lingkungan dan mengurangi penggunaan plastik. Kata Rahmatullah, jika botol minuman bisa diganti tumbler maka sepatutnya kemasan lain juga bisa diakali.

Baca Juga :  Retribusi Pariwisata Diakui Belum Maksimal

Berita Terbaru

Penegakan HAM di Papua Mandeg

Menjauh dari Lereng dan Perbukitan

Artikel Lainnya