Padahal menurut pria tua itu, lapak lapak tersebut merupakan milik pemerintah, yang diberikan hak kelola kepada para pedagang. Seharusnya pasca kebakaran tersebut pemerintah segera ambil langkah yang konkret. Tapi sayangnya hingga seminggu lebih pasca kebakaran, Pemerintah Kota Jayapura belum juga memberikan kepastian akan langkah apa yang diambil untuk para korban.
“Kami ini hanya hak pakai, setiap bulannya bayar iuran, sekitar Rp. 800 ribu lebih, jadi harusnya pasca kebakaran ini, pemerintah langsung ambil tindakan,” tegasnya.
Hal senada dikatakan oleh Suri juga koban kebakaran di Pasar Youtefa. Penjual sembako itu mengatakan akibat kebakaran tersebut seluruh bangunan usahanya ludes terbakar. Barang barang didalamnyapun hampir sebagian hangus terbakar.
Walaupun dengan kondisi tersebut tidak membuatnya menyerah begitu saja. Namun dirinya tetap kuat dan kembali membangun usahanya dilokasi kebakaran. “Mau cari tempat dimana lagi, ini musibah jadi kita terima saja,” ucapnya.
Diapun akan kembali membangun lapak jualannya dengan ukuran sesuai ukuran awalnya yaitu delapan petak. Didlamanya juga akan membuka usaha sembako. “Saya bangun kios ini menggunakan dana pribadi,” ujarnya.
Hal itu dilakukan lantaran belum adanya informasi pasti dari Pemerintah Kota Jayapura akan tindak lanjut pasca kebakaran tersebut. “Pemerintah belum ada informasi, mau kasih bantuan apa,” tuturnya.
Namun Suri mengharapkan jika memang pemerintah ingin memberi bantuan kepada korban diharapkan bantuannya itu diberikan dalam bentuk material banguan. “Kami butuh semen, pasir tapi juga bahan bangunan lain,” pungkasnya. (rel/tri)
Dapatkan update berita pilihan setiap hari dari Cenderawasihpos.jawapos.com
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos