Friday, April 26, 2024
31.7 C
Jayapura

Berharap Koperasi di Papua Bisa Menjadi Koperasi yang Besar

Bincang-Bincang dengan Kadisperindagkop dan Naker Provinsi Papua Omah Laduani Ladamay

Hadirnya koperasi di Papua, sangat membantu para pelaku UKM dalam meningkatkan perekonomian di Papua. Lantas bagaimana perkembangan koperasi di Papua?

Laporan : Yohana

Bertepatan dengan hari Hari Koperasi Nasional (Harkopnas)  yang memasuki usia 74 tahun, usia yang cukup mapan ini perkembangan koperasi di Indonesia mengalami pasang surut.

 Khusus di Papua, perkembangan koperasi semakin banyak dan pertumbuhan semakin pesat. Bisa dikatakan hadirinya koperasi cukup membantu perekonomian masyarakat, bukan hanya setiap anggota koperasi saja tetapi juga masyarakat pada umumnya.

 Koperasi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu cooperation yang artinya adalah kerja sama, koperasi sendiri memiliki asas kekeluargaan yaitu pengelolaan dananya banyak dimanfaatkan oleh anggota dari koperasi itu sendiri.

Dengan sistem kerja sama, setiap anggota koperasi memiliki tugas, hak suara dan tanggung jawab yang sama dalam menjalankan koperasi tersebut. Hadirnya koperasi di Papua, paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokal khususnya mama-mama penjual pinang, penjual sayur maupun pedagang di pasar, karena sistem yang sangat mudah dalam hal meminjam uang, dibandingkan persyaratan dan persedur perbankan maka masyarakat cenderung memanfaatkan koperasi sebagai penyedia modal usaha.

 Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Provinsi Papua  Provinsi Papua, Omah Laduani Ladamay menjelaskan, di Papua Koperasi sendiri terdiri dari Koperasi Serba Usaha yaitu koperasi yang menyediakan berbagai macam jasa simpan pinjam dan menjual berbagai kebutuhan konsumen.

Baca Juga :  Sekolah Dukung Imbauan Efisiensi Anggaran Pelepasan Siswa 

 Selain itu ada juga, Koperasi Simpan Pinjam yaitu koperasi yang bergerak di simpan pinjam uang, ada juga Koperasi Konsumsi ini koperasi yang bergerak dibidang usaha kebutuhan pokok.

Ada juga Koperasi Produksi ini adalah koperasi yang menyediakan berbagai macam barang produksi dari anggota koperasinya, dan juga menyediakan berbagai layanan jasa dari anggotanya. Dan yang terakhir adalah koperasi jasa, menyediakan pelayanan jasa dari anggotanya seperti asurasi, jasa angkutan dan sebagainya.

 “Hanya saja di Papua yang paling banyak dimanfaatkan adalah koperasi simpan pinjam uang, dimana mereka memberikan pinjaman bisa dari Rp 500 ribu- Rp 5 juta bahkan lebih tergantung besar kecilnya koperasi tersebut, cara penagihannya biasa dilakukan setiap hari,” kata Laduani.

Menurutnya, pemanfaatan kopertasi simpan pinjam lebih banyak dilakukan para pelaku UKM seperti mama-mama penjual pinang, ikan asar, penjual sayuran dan sebagainya.

 “Tidak bisa dipungkiri bahwa koperasi sangat membantu pergerakan ekonomi dimasyarakat, hanya saja kami kedepannya tengah berupaya mengembangkan koperasi di bidang retail yang berfungsi untuk mengawasi kemahalan-kemahalan harga yang terjadi di Papua,” tambahnya lagi.

 Menyikapi kemahalan harga barang di Papua, yang meski sudah mendapat subsidi dari pemerintah baik melalui tol laut, angkutan udara, angkutan udara tetap masih mahal, maka untuk tersebut pihaknya berencana menekan kemahalan di Papua dengan mengembangkan koperasi retail.

Baca Juga :  Perlu Diusulkan Evaluasi LKPJ Tiap Tiga Bulan

 Dirinya sangat yakin jika, kedepan koperasi ini bisa dimanfaatkan dengan baik akan menekan kemahalan harga di Papua, dan dapat membantu masyarakat di Papua, dan tidak terjadi monopoli antar para pedagang di pasaran khususnya untuk produk-produk  tertentu.

Selanjutnya, pihaknya juga ingin agar koperasi-koperasi di Papua dapat disuntik menjadi koperasi besar, koperasi besar tersebut adalah kumpulan dari UMKM, IKM Petani dan Nelayan sehingga menjadi koperasi yang besar.

Saat ini pihaknya tengah mencoba sampai dengan tahun 2024, pihaknya akan mendorong 12 koperasi-koperasi besar tersebut di beberapa kabupaten/kota agar dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, menstabilkan harga barang menjadi lebih murah, dan menghasilkan produktifitas dari anggota koperasi yang bisa dikirim keluar dari Papua, atau diekspor keluar.

 Adapun komoditi-komoditi yang siap untuk dikembangkan adalah kopi, ikan, komoditi pertanian dan sebagainya, bukan hanya mampu mencukupi kebutuhan di Papua saja tetapi bisa mensuplai kebutuhan diluar Papua.

 “Ini merupakan harapan terbesar kami, jadi kami akan terus melakukan pengembangan bagi Koperasi-koperasi di Papua, harapan kami pada Harkopnas ke-74 koperasi semakin lebih baik,” pungkasnya. (*/wen)

Bincang-Bincang dengan Kadisperindagkop dan Naker Provinsi Papua Omah Laduani Ladamay

Hadirnya koperasi di Papua, sangat membantu para pelaku UKM dalam meningkatkan perekonomian di Papua. Lantas bagaimana perkembangan koperasi di Papua?

Laporan : Yohana

Bertepatan dengan hari Hari Koperasi Nasional (Harkopnas)  yang memasuki usia 74 tahun, usia yang cukup mapan ini perkembangan koperasi di Indonesia mengalami pasang surut.

 Khusus di Papua, perkembangan koperasi semakin banyak dan pertumbuhan semakin pesat. Bisa dikatakan hadirinya koperasi cukup membantu perekonomian masyarakat, bukan hanya setiap anggota koperasi saja tetapi juga masyarakat pada umumnya.

 Koperasi sendiri berasal dari bahasa Inggris yaitu cooperation yang artinya adalah kerja sama, koperasi sendiri memiliki asas kekeluargaan yaitu pengelolaan dananya banyak dimanfaatkan oleh anggota dari koperasi itu sendiri.

Dengan sistem kerja sama, setiap anggota koperasi memiliki tugas, hak suara dan tanggung jawab yang sama dalam menjalankan koperasi tersebut. Hadirnya koperasi di Papua, paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat lokal khususnya mama-mama penjual pinang, penjual sayur maupun pedagang di pasar, karena sistem yang sangat mudah dalam hal meminjam uang, dibandingkan persyaratan dan persedur perbankan maka masyarakat cenderung memanfaatkan koperasi sebagai penyedia modal usaha.

 Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi UKM dan Tenaga Kerja Provinsi Papua  Provinsi Papua, Omah Laduani Ladamay menjelaskan, di Papua Koperasi sendiri terdiri dari Koperasi Serba Usaha yaitu koperasi yang menyediakan berbagai macam jasa simpan pinjam dan menjual berbagai kebutuhan konsumen.

Baca Juga :  Sekolah Dukung Imbauan Efisiensi Anggaran Pelepasan Siswa 

 Selain itu ada juga, Koperasi Simpan Pinjam yaitu koperasi yang bergerak di simpan pinjam uang, ada juga Koperasi Konsumsi ini koperasi yang bergerak dibidang usaha kebutuhan pokok.

Ada juga Koperasi Produksi ini adalah koperasi yang menyediakan berbagai macam barang produksi dari anggota koperasinya, dan juga menyediakan berbagai layanan jasa dari anggotanya. Dan yang terakhir adalah koperasi jasa, menyediakan pelayanan jasa dari anggotanya seperti asurasi, jasa angkutan dan sebagainya.

 “Hanya saja di Papua yang paling banyak dimanfaatkan adalah koperasi simpan pinjam uang, dimana mereka memberikan pinjaman bisa dari Rp 500 ribu- Rp 5 juta bahkan lebih tergantung besar kecilnya koperasi tersebut, cara penagihannya biasa dilakukan setiap hari,” kata Laduani.

Menurutnya, pemanfaatan kopertasi simpan pinjam lebih banyak dilakukan para pelaku UKM seperti mama-mama penjual pinang, ikan asar, penjual sayuran dan sebagainya.

 “Tidak bisa dipungkiri bahwa koperasi sangat membantu pergerakan ekonomi dimasyarakat, hanya saja kami kedepannya tengah berupaya mengembangkan koperasi di bidang retail yang berfungsi untuk mengawasi kemahalan-kemahalan harga yang terjadi di Papua,” tambahnya lagi.

 Menyikapi kemahalan harga barang di Papua, yang meski sudah mendapat subsidi dari pemerintah baik melalui tol laut, angkutan udara, angkutan udara tetap masih mahal, maka untuk tersebut pihaknya berencana menekan kemahalan di Papua dengan mengembangkan koperasi retail.

Baca Juga :  Dorong Pembentukan Tugas Pembantuan Dinas Pendidikan di Tiap Kabupaten

 Dirinya sangat yakin jika, kedepan koperasi ini bisa dimanfaatkan dengan baik akan menekan kemahalan harga di Papua, dan dapat membantu masyarakat di Papua, dan tidak terjadi monopoli antar para pedagang di pasaran khususnya untuk produk-produk  tertentu.

Selanjutnya, pihaknya juga ingin agar koperasi-koperasi di Papua dapat disuntik menjadi koperasi besar, koperasi besar tersebut adalah kumpulan dari UMKM, IKM Petani dan Nelayan sehingga menjadi koperasi yang besar.

Saat ini pihaknya tengah mencoba sampai dengan tahun 2024, pihaknya akan mendorong 12 koperasi-koperasi besar tersebut di beberapa kabupaten/kota agar dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, menstabilkan harga barang menjadi lebih murah, dan menghasilkan produktifitas dari anggota koperasi yang bisa dikirim keluar dari Papua, atau diekspor keluar.

 Adapun komoditi-komoditi yang siap untuk dikembangkan adalah kopi, ikan, komoditi pertanian dan sebagainya, bukan hanya mampu mencukupi kebutuhan di Papua saja tetapi bisa mensuplai kebutuhan diluar Papua.

 “Ini merupakan harapan terbesar kami, jadi kami akan terus melakukan pengembangan bagi Koperasi-koperasi di Papua, harapan kami pada Harkopnas ke-74 koperasi semakin lebih baik,” pungkasnya. (*/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya