Tuesday, September 17, 2024
26.7 C
Jayapura

Bau Tumpukan Sampah di Pasar Membuat Tidak Nyaman 

   Diketahui Air di Selokan Pasar tersebut biasanya akan semakin menggenang ketika hujan turun. Hal ini karena selokan yang tepat berada di bawah genangan tersumbat oleh tumpukan sampah. Selokan tersebut seharusnya mengalirkan air hingga ke tempat pembuangan di luar pasar.

   Yopi menyambut baik apabila pemerintah ada rencana untuk membersihkan selokan di Pasar tersebut dalam waktu dekat secara rutin. Hal ini juga untuk mengantisipasi  cuaca yang tidak menentu. Tidak mungkin kedepannya musim kemarau terus pasti ada hujannya juga. “Kita belajar dari pengalaman, disini kita sudah berapa kali banjir, terendam gara-gara sampah-sampah yang ada di selokan ini,” sambungnya.

  Ia mengharapkan pemerintah harus tegas, dikarenakan kata Yopi pasar ini income (pendapatan) paling besar. Jadi harus diatur baik ditata baik dan diberikan pengertian baik kepada para pedagang.

Baca Juga :  KPA Kota Jayapura Ajak Generasi Milenial Cegah HIV AIDS

  Yopi juga menginginkan pemerintah untuk membuat aspal di jalan masuk pasar, paling tidak pengerasan jalan agar tidak tertimbun air dan berlumpur.

Sebelumnya pasangan suami istri pedagang pasar Youtefa, Nirmawati (51) dan Ateng(53), menyampaikan bahwa kondisi seperti sudah lama terjadi, penumpukan sampah di tiap selokan belum juga ditangani hingga saat ini.

  Tidak hanya masalah sampah, Nirmawati dan Ateng juga mengeluh terkait kondisi jalan yang berlumpur ketika hujan tiba. “Iya kita tetap jual disini, mau dimana lagi, kondisinya memang seperti ini sudah lama, kecuali kalau banjirnya besar ya, terpaksa kita harus istirahat,” ungkap Ateng.

  Ateng dan Nirmawati mengaku bahwa sudah sejak lama kondisi Pasar seperti itu, padahal semua Pedagang yang jualan di pasar tersebut memberikan retribusi tiap harinya berjumlah Rp.10.000, itu termasuk uang kebersihan.

Baca Juga :  Empat Hari Demo, Forum ASN Tak Putus Asa

   Untuk mengurangi kondisi tersebut Nirmawati mengungkapkan bahwa Ia dan pedagang lainnya telah melakukan kerja swadaya, dengan menimbun lubang-lubang yang tergenang air serta bagian jalan yang lumpur dan licin. (cr-278/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

   Diketahui Air di Selokan Pasar tersebut biasanya akan semakin menggenang ketika hujan turun. Hal ini karena selokan yang tepat berada di bawah genangan tersumbat oleh tumpukan sampah. Selokan tersebut seharusnya mengalirkan air hingga ke tempat pembuangan di luar pasar.

   Yopi menyambut baik apabila pemerintah ada rencana untuk membersihkan selokan di Pasar tersebut dalam waktu dekat secara rutin. Hal ini juga untuk mengantisipasi  cuaca yang tidak menentu. Tidak mungkin kedepannya musim kemarau terus pasti ada hujannya juga. “Kita belajar dari pengalaman, disini kita sudah berapa kali banjir, terendam gara-gara sampah-sampah yang ada di selokan ini,” sambungnya.

  Ia mengharapkan pemerintah harus tegas, dikarenakan kata Yopi pasar ini income (pendapatan) paling besar. Jadi harus diatur baik ditata baik dan diberikan pengertian baik kepada para pedagang.

Baca Juga :  Kasatpolair Akui Pengedar Narkoba Kadang Pakai Pengintai

  Yopi juga menginginkan pemerintah untuk membuat aspal di jalan masuk pasar, paling tidak pengerasan jalan agar tidak tertimbun air dan berlumpur.

Sebelumnya pasangan suami istri pedagang pasar Youtefa, Nirmawati (51) dan Ateng(53), menyampaikan bahwa kondisi seperti sudah lama terjadi, penumpukan sampah di tiap selokan belum juga ditangani hingga saat ini.

  Tidak hanya masalah sampah, Nirmawati dan Ateng juga mengeluh terkait kondisi jalan yang berlumpur ketika hujan tiba. “Iya kita tetap jual disini, mau dimana lagi, kondisinya memang seperti ini sudah lama, kecuali kalau banjirnya besar ya, terpaksa kita harus istirahat,” ungkap Ateng.

  Ateng dan Nirmawati mengaku bahwa sudah sejak lama kondisi Pasar seperti itu, padahal semua Pedagang yang jualan di pasar tersebut memberikan retribusi tiap harinya berjumlah Rp.10.000, itu termasuk uang kebersihan.

Baca Juga :  Wujud Toleransi, HMI Turut Andil Amankan Perayaan Natal

   Untuk mengurangi kondisi tersebut Nirmawati mengungkapkan bahwa Ia dan pedagang lainnya telah melakukan kerja swadaya, dengan menimbun lubang-lubang yang tergenang air serta bagian jalan yang lumpur dan licin. (cr-278/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya