Dinkes Papua Canangkan Imunisasi IPV2
JAYAPURA-Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencanangkan imunisasi Inactivated Poliovirus Vaccine dosis kedua (IPV2) di Kota Jayapura, Rabu (12/7). Sebagaimana IPV dosis kedua diberikan pada usia 9 bulan bersamaan dengan imunisasi Campak-Rubela.
Kepala Dinas Kesehatan Papua, Robby Kayame mengatakan, pemberian dua atau lebih jenis imunisasi ini aman. Bahkan, pengenalan imunisasi IPV2 telah mulai dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten pada tahun 2022 lalu, dan tahun ini, pelaksanaan pemberian IPV2 ini akan dilakukan di seluruh wilayah Indonesia termasuk Papua.
“Imunisasi IPV2 bisa didapatkan di Puskesmas atau posyandu terdekat secara gratis. Imunisasi ini sangat bermanfaat. Jadi, jangan takut dan jangan tunda untuk melakukannya,” terang Robby.
Lanjut Robby menyampaikan, semua anak harus diimunisasi atau minimal 90 persen. Sebab, jika hanya sedikit anak-anak yang diimunisasi maka anak yang tidak diimunisasi akan menularkan polio ke anak lainnya. Kalau terjadi penularan maka akan terjadi mutasi virus polio dan kasus akan semakin banyak.
Untuk itu, pencanangan IPV2 tidak hanya bertujuan untuk melengkapi seluruh rangkaian dosis imunisasi polio yang diperlukan, tetapi juga diharapkan dapat menjadi bagian dari upaya penguatan program imunisasi nasional secara menyeluruh.
“Dinas Kesehatan Provinsi Papua saat ini sudah menyiapkan seluruh vaksin yang dibutuhkan. Disamping itu, kami akan terus melakukan sosialisasi kepada tenaga kesehatan yang ada di Papua untuk kesiapan pelaksanaannya. Mempertahankan status eradikasi polio Indonesia adalah tantangan besar dalam rangka mewujudkan Dunia Bebas Polio. Indonesia sendiri telah berkomitmen untuk mencapai target global yang salah satunya adalah Eradikasi Polio di dunia pada tahun 2026,” bebernya.
Sementara itu, Kasie Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Elianus Tabuni mengungkapkan, pencanganan imunisasi IPV2 menyusul adanya temuan kasus Polio di Indonesia setelah 2014 dinyatakan bebas Polio.
“Indonesia telah dinyatakan bebas Polio (Eradikasi Polio) pada tahun 2014 bersama dengan negara-negara anggota WHO di regional Asia Tenggara. Namun lima tahun kemudian muncul di Papua, lalu Aceh dan Jawa Barat,” bebernya.
Pihaknya memastikan seluruh logistik berupa vaksin polio, jarum suntik ADS dan lainnya sudah siap. Bahkan saat ini, pihaknya tengah menunggu permintaan logistik dari kabupaten/kota.
“Kami menunggu permintaan sesuai aplikasi SMILE, sehingga pada saat mereka input permintaan, kami akan segera konfirmasi lalu distribusikan ke daerah,” pungkasnya. (fia/nat)