Terlebih kata Andriana, Provinsi Papua memiliki perbatasan yang panjang dengan potensi yang besar. “Nah event ini sangat efisien dan memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat di kedua negara. Kami mendukung sepenuhnya, berharap bisa memberikan manfaat yang optimal bagi peningkatan kerja sama antara kedua negara,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa kegiatan ini memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. “Ke depan, kita juga membuka kerja sama untuk infrastruktur. Baik di bidang kesehatan, pendidikan dan bidang lainnya yang bermanfaat bagi kedua bangsa,” ucapnya.
Sementara itu, Pj Sekda Papua, Suzana D Wanggai mengatakan, Pemerintah Provinsi Papua, akan melakukan pertemuan dengan pemerintah Vanimo, Papua Nugini. Pertemuan ini diagendakan pada 22-23 Oktober mendatang, lokasinya di Wewak, Provinsi East Sepik, PNG.
Akan ada beberapa agenda yang dibahas dalam pertemun tersebut. Salah satunya adalah Angkutan Lintas Batas Negara (ALBN) Jayapura–Vanimo (PP). “Pertemuan tersebut membahas isu-isu perbatasan, dan secara khusus kita dorong implementasi Memorandum of Understanding (MoU) lintas batas darat antara Indonesia-Papua Nugini atau Jayapura-Vanimo (PP),” kata Suzana.
Menurutnya, Angkutan Lintas Batas Negara Vanimo-Jayapura (PP) merupakan suatu kerinduan bagi masyarakat setempat. Sebab, ini akan memudahkan masyarakat dalam beraktivitas.
“Ini juga akan berdampak bagi pertumbuhan perekonomian kedua negara, terutama di wilayah perbatasan,” ujarnya.
Suzana mengatakan, Border Trade Fair bukan hanya soal perdagangan, tetapi juga mempererat hubungan masyarakat di perbatasan. Kegiatan ini diharapkan membuka peluang ekonomi baru bagi pelaku usaha Papua,” pungkasnya. (fia/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos