Saturday, April 27, 2024
27.7 C
Jayapura

Usulkan FTH Masuk Calender Event Nasional

BUKA FTH-Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Kementerian Pariwisata Rizky Handayani,didampingi Wali Kota Jayapura Dr.Benhur Tomi Mano,MM.,dan pejabat lainnya, saat membuka FTH Ke-11 Tahun 2019, di Ring Road Pantai Hamadi Jayapura, Senin(5/8). ( FOTO : Priyadi/Cepos)

JAYAPURA – Wali Kota Jayapura, DR Benhur Tomi Mano mengusulkan kepada kementerian pariwisata agar agenda Festival Teluk Humbol (FTH) ini masuk dalam kalender event pariwisata nasional tahun 2020.  Ia menjanjikan FTH akan terus berbenah dan semakin besar serta memberi dampak pada ekonomi  masyarakat. Apalagi tahun 2020 nanti Kota Jayapura menjadi satu daerah yang menyelenggarakan PON sehingga patut bagi siapa saja untuk  berkunjung.  

 Apalagi event wisata ini akan berlanjut pada event lainnya di Jayawijaya, Festival Lembah Baliem. “Ini juga bisa menjadi pemicu peningkatan  ekonomi masyarakat dan FTH bisa dipakai untuk menggerakkan sektor pariwisata di Jayapura,” beber Tomi Mano dalam penyampaiannya saat pembukaan FTH di Entrop, Senin (5/8). Tak hanya itu, ia juga memberi masukan kepada deputi yang mewakili kementerian untuk bisa melakukan evaluasi terhadap event di perbatasan  misalnya di Skouw, Keerom  dan Merauke. Tomi Mano berpendapat bahwa setiap event seperti ini wajib memberi dampak ekonomi bagi masyarakat setempat.

Baca Juga :  Pasien Sembuh Covid-19 di Hotel Sahid Terus Meningkat

 Bila ternyata tidak memberi dampak apa-apa maka event tersebut bisa dibilang gagal. “Coba lakukan evaluasi, itu saran saya,” singkatnya. Disini  BTM menyampaikan bahwa pembangunan kepariwisataan nasional harus dilaksanakan dengan  prinsip pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Di dalamnya ada peningkatan kesempatan untuk bekerja, pengurangan kemiskinan serta pelestarian lingkungan. Itu dikatakan sejalan dengan program pemerintah Kota Jayapura yang mengambil slogan Kota Beriman. 

 “Saya mau jelaskan sedikit bahwa Kota Jayapura ini tak memiliki potensi  sumber daya alam yang bisa dijadikan PAD. Ini berbeda  dengan daerah lain. Tapi yang perlu dicatat adalah PAD kami saat ini sebesar Rp 198 miliar dengan nilai APBD Rp 1,3 triliun. 

Baca Juga :  Kerja Tak Dibayar, Kadang Ditanya Ini Ada Apa?

Ini tak lepas dari upaya untuk memudahkan penanaman modal melalui site online,” beber Tomi Mano. Iapun menyebut secara nasional, Kota Jayapura masuk dalam 7 daerah dengan setoran pajak daerah terbaik. “Ada Batam, Tangerang Selatan, Jogya, Makassar, Bitung, Denpasar dan Kota Jayapura. Ini menunjukkan bahwa kami ikut memikirkan bagaimana ada investasi dan pencapaian pajak yang optimal,” pungkasnya. 

  Sementara itu, dalam sambutannya Menteri Pariwisata RI diwakili Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Kementerian Pariwisata Rizky Handayani, mengungkapkan nama FTH jangan diubah karena ini branding.

 “Kami harap promosi ini harus dilakukan  secara bersama-sama, mulai akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan government, kalau kurang ada yang mempromosikan ini tentu tidak jalan,”jelasnya.(ade/dil/gin)

BUKA FTH-Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Kementerian Pariwisata Rizky Handayani,didampingi Wali Kota Jayapura Dr.Benhur Tomi Mano,MM.,dan pejabat lainnya, saat membuka FTH Ke-11 Tahun 2019, di Ring Road Pantai Hamadi Jayapura, Senin(5/8). ( FOTO : Priyadi/Cepos)

JAYAPURA – Wali Kota Jayapura, DR Benhur Tomi Mano mengusulkan kepada kementerian pariwisata agar agenda Festival Teluk Humbol (FTH) ini masuk dalam kalender event pariwisata nasional tahun 2020.  Ia menjanjikan FTH akan terus berbenah dan semakin besar serta memberi dampak pada ekonomi  masyarakat. Apalagi tahun 2020 nanti Kota Jayapura menjadi satu daerah yang menyelenggarakan PON sehingga patut bagi siapa saja untuk  berkunjung.  

 Apalagi event wisata ini akan berlanjut pada event lainnya di Jayawijaya, Festival Lembah Baliem. “Ini juga bisa menjadi pemicu peningkatan  ekonomi masyarakat dan FTH bisa dipakai untuk menggerakkan sektor pariwisata di Jayapura,” beber Tomi Mano dalam penyampaiannya saat pembukaan FTH di Entrop, Senin (5/8). Tak hanya itu, ia juga memberi masukan kepada deputi yang mewakili kementerian untuk bisa melakukan evaluasi terhadap event di perbatasan  misalnya di Skouw, Keerom  dan Merauke. Tomi Mano berpendapat bahwa setiap event seperti ini wajib memberi dampak ekonomi bagi masyarakat setempat.

Baca Juga :  Kinerja KPU Kota Harus Dievaluasi

 Bila ternyata tidak memberi dampak apa-apa maka event tersebut bisa dibilang gagal. “Coba lakukan evaluasi, itu saran saya,” singkatnya. Disini  BTM menyampaikan bahwa pembangunan kepariwisataan nasional harus dilaksanakan dengan  prinsip pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Di dalamnya ada peningkatan kesempatan untuk bekerja, pengurangan kemiskinan serta pelestarian lingkungan. Itu dikatakan sejalan dengan program pemerintah Kota Jayapura yang mengambil slogan Kota Beriman. 

 “Saya mau jelaskan sedikit bahwa Kota Jayapura ini tak memiliki potensi  sumber daya alam yang bisa dijadikan PAD. Ini berbeda  dengan daerah lain. Tapi yang perlu dicatat adalah PAD kami saat ini sebesar Rp 198 miliar dengan nilai APBD Rp 1,3 triliun. 

Baca Juga :  Kerja Tak Dibayar, Kadang Ditanya Ini Ada Apa?

Ini tak lepas dari upaya untuk memudahkan penanaman modal melalui site online,” beber Tomi Mano. Iapun menyebut secara nasional, Kota Jayapura masuk dalam 7 daerah dengan setoran pajak daerah terbaik. “Ada Batam, Tangerang Selatan, Jogya, Makassar, Bitung, Denpasar dan Kota Jayapura. Ini menunjukkan bahwa kami ikut memikirkan bagaimana ada investasi dan pencapaian pajak yang optimal,” pungkasnya. 

  Sementara itu, dalam sambutannya Menteri Pariwisata RI diwakili Deputi Bidang Pengembangan dan Pemasaran Kementerian Pariwisata Rizky Handayani, mengungkapkan nama FTH jangan diubah karena ini branding.

 “Kami harap promosi ini harus dilakukan  secara bersama-sama, mulai akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah dan government, kalau kurang ada yang mempromosikan ini tentu tidak jalan,”jelasnya.(ade/dil/gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya