JAYAPURA – Kepala Bidang Pendidikan Khusus Dinas Pendidikan Papua, Launrens Wantik mengungkapkan bahwa pendidikan luar biasa di Papua membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah di kabupaten/kota. Khususnya untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.
“Hal pertama yang butuh perhatian pemerintah seperti penyediaan alat praktek untuk Sekolah Luar Biasa (SLB),” ucap Laurens kepada wartawan, Kamis (2/5).
Menurutnya, SLB mirip dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sehingga lebih banyak praktek daripada akademik. “Intinya butuh perhatian pemerintah dalam hal memberikan perlengkapan alat praktek atau alat bantu dan hal lainnya,” kata Laurens.
Slain itu, lanjut Laurens, pemerintah juga harus menyiapkan lapangan kerja bagi tamatan SLB. Upaya ini agar keahlian yang diperoleh selama bersekolah tidak sia-sia.
“Lapangan pekerjaan ini belum disiapkan secara baik, sehingga penting bagi pemerintah dan masyarakat luas untuk memberikan dukungan dan kesempatan kepada para tamatan SLB,” ucapnya.
Launrens juga menyayangkan masih adanya stigma negatif terhadap anak-anak berkebutuhan khusus. Padahal mereka memiliki keterampilan fisik yang luar biasa. “Mereka itu punya keterampilan dalam bidang pertukangan, termasuk dalam berkomunikasi juga sangat cerdas dan lainnya,” tegasnya.
Bahkan menurutnya, anak anak SLB bisa berkontribusi positif dalam dunia kerja, jangan karena fisiknya dalam kondisi tertentu dianggap semuanya tidak bisa. Tak hanya pemerintah, Laurens juga sangat mengharapkan adanya perhatian dari masyarakat. Misalnya mendorong anak-anak berkebutuhan khusus di kampung untuk bersekolah.
“Jangan lagi ada stigma dari masyarakat bahwa mereka ini sekolah untuk apa. Sebab dengan bersekolah mereka akan terbantu sebagian kebutuhan khususnya, contohnya melakukan aktifitas tertentu secara mandiri,” pungkasnya. (fia/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos