Sunday, May 26, 2024
28.7 C
Jayapura

Partisipasi Para Pihak Penting Untuk Mendorong Mutu Pendidikan

JAYAPURA-Kondisi pendidikan di Kota Jayapura hingga kini terus menunjukkan trend positif. Berbagai terobosan dilakukan untuk mewujudkan akses pendidikan yang bermutu, berkarakter dan menyenangkan.

   Richardon Sinaga S.Si, M.Pd selaku Kasubag Umum Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Papua menjelaskan bahwa BPMP bersama pemerintah hingga kini masih mengadvokasi isu-isu pendidikan untuk meningkatkan mutu.

   “Mana yang belum memenuhi ekspektasi akan menjadi locus yang harus diupayakan pemerintah dan terkait literasi memang perlu ditingkatkan,” kata Richardon kepada Cenderawasih Pos di Lapangan PTC, Kamis (2/5).

  Ia menyebut ada empat level indikator penilaian yang diberikan untuk mutu pendidikan mulai merah, hijau, kuning dan biru dan ini tidak sama setiap sekolah.

Baca Juga :  Pendaftaran Polri di Polresta Tembus 2000 Pendaftar

“Yang perlu kita tingkatkan adalah angka partisipasi  diharapkan bisa hingga 100 persen. Jadi partisipasi ini tidak hanya dari dinas atau tenaga pengajar tetapi juga orang tua maupun lingkungan yang mendukung,” bebernya.

  Kemudian terkait kualitas pembelajaran disebutkan bahwa yang harus didorong adalah berkaitan dengan literasi dan numerasi dari level kuning ke hijau dan dari hijau ke biru. Ia menambahkan bahwa mengenai peserta didik yang belum bisa membaca maupun menulis, kata Richardon Sinaga  kondisi tersebut variatif namun skalanya sangat kecil.

  “Untuk di kota kami pikir hampir tidak ada cuma di wilayah perbatasan nampaknya masih ada satu dua dan itu menjadi tantangan kita. Lalu pendekatan kurikulum merdeka tidak semua sama melainkan dilakukan secara fleksibilitas melihat kebutuhan atau kemampuan siswa dan melihat konteks muatan lokal yang ada,” imbuhnya.

Baca Juga :  Pj Gubernur: Operasi di Rumah Sakit Tak Boleh Berhenti

  Disini kata Richardon para guru bisa memilih dan mengimprovisasi sehingga  pembelajaran bisa lebih menyenangkan. “Kami bersama pemerintah daerah sama – sama berupaya mendorong menghadirkan regulasi dan kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan prioritas daerah. Untuk akses kami petakan sama – sama pemerintah daerah kemudian melakukan terobosan melibatkan mitra. Lalu pola pendekatan yang tepat saat ini adalah dilakukan pendampingan konsultatif dan asimetris,” tutupnya. (ade/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA-Kondisi pendidikan di Kota Jayapura hingga kini terus menunjukkan trend positif. Berbagai terobosan dilakukan untuk mewujudkan akses pendidikan yang bermutu, berkarakter dan menyenangkan.

   Richardon Sinaga S.Si, M.Pd selaku Kasubag Umum Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Papua menjelaskan bahwa BPMP bersama pemerintah hingga kini masih mengadvokasi isu-isu pendidikan untuk meningkatkan mutu.

   “Mana yang belum memenuhi ekspektasi akan menjadi locus yang harus diupayakan pemerintah dan terkait literasi memang perlu ditingkatkan,” kata Richardon kepada Cenderawasih Pos di Lapangan PTC, Kamis (2/5).

  Ia menyebut ada empat level indikator penilaian yang diberikan untuk mutu pendidikan mulai merah, hijau, kuning dan biru dan ini tidak sama setiap sekolah.

Baca Juga :  Jayapura Kota Majemuk, Kerukunan Harus Tetap Terjaga

“Yang perlu kita tingkatkan adalah angka partisipasi  diharapkan bisa hingga 100 persen. Jadi partisipasi ini tidak hanya dari dinas atau tenaga pengajar tetapi juga orang tua maupun lingkungan yang mendukung,” bebernya.

  Kemudian terkait kualitas pembelajaran disebutkan bahwa yang harus didorong adalah berkaitan dengan literasi dan numerasi dari level kuning ke hijau dan dari hijau ke biru. Ia menambahkan bahwa mengenai peserta didik yang belum bisa membaca maupun menulis, kata Richardon Sinaga  kondisi tersebut variatif namun skalanya sangat kecil.

  “Untuk di kota kami pikir hampir tidak ada cuma di wilayah perbatasan nampaknya masih ada satu dua dan itu menjadi tantangan kita. Lalu pendekatan kurikulum merdeka tidak semua sama melainkan dilakukan secara fleksibilitas melihat kebutuhan atau kemampuan siswa dan melihat konteks muatan lokal yang ada,” imbuhnya.

Baca Juga :  Pj Gubernur: Operasi di Rumah Sakit Tak Boleh Berhenti

  Disini kata Richardon para guru bisa memilih dan mengimprovisasi sehingga  pembelajaran bisa lebih menyenangkan. “Kami bersama pemerintah daerah sama – sama berupaya mendorong menghadirkan regulasi dan kebijakan untuk menyelesaikan permasalahan prioritas daerah. Untuk akses kami petakan sama – sama pemerintah daerah kemudian melakukan terobosan melibatkan mitra. Lalu pola pendekatan yang tepat saat ini adalah dilakukan pendampingan konsultatif dan asimetris,” tutupnya. (ade/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya