Friday, April 26, 2024
25.7 C
Jayapura

Petani Keluhkan Sepi Pembeli

Para petani di Koya Koso yang tetap beraktifitas seperti biasa pada Sabtu (4/4) kemarin. Meski penyebaran virus Corona ada dimana-mana namun para petani ini tidak terlalu ambil pusing. Meski demikian mereka juga merasakan dampaknya dimana pembeli kini sepi. (Gamel Cepos)

JAYAPURA–Meski diberbagai daerah tengah dipusingkan bagaimana menekan laju penyebaran Covid 19 ternyata masih ada kelompok masyarakat yang tidak terlalu ambil pusing. Meski demikian masyarakat ini tak berkeliaran ke tempat-tempat umum termasuk tak perlu menggunakan masker mengingat lokasi yang didatangi adalah kebun.

 Beberapa petani di daerah Koya Barat dan Koya Koso mengaku tak begitu mengupdate perkembangan informasi soal Covid 19 meski  mereka sendiri mengetahui soal adanya virus ini. Namun karena keseharian mereka hanya berkutat dengan sayur dan ladang sehingga perasaan cemas  untuk tertular tidak seheboh masyarakat yang tinggal di kota. “Tahu sih tahu kadang mereka bicang Corona , Corona  tapi kami ini di kampung dan tidak kemana-mana. Paling setiap hari hanya pegang cangkul, sekop, siram kebun, panen sayur dan pulang jadi tidak terlalu pusing juga,” ujar Akas salah satu petani di Koya Koso, Sabtu (4/4).

Baca Juga :  SMA/SMK Diminta Tak Persulit Lulusan SMP

 Meski demikian pria paruh baya ini cukup  memahami bahwa penyebarannya melalui batuk ataupun cairan yang dikeluarkan oleh orang sakit. Hanya saja selama di kebun, Akas mengatakan tak perlu terlalu mengikut-ikuti masyarakat di kota yang menggunakan masker. “Wah kalau di ladang pake masker itu lucu. Biasa saja karena kami pasti kerjanya kotor-kotor, tinggal nanti cuci tangan saja kalau mau makan,” ucapnya polos. 

  Akan tetapi meski tak begitu peduli, para petani tetap mengeluh. “Ia, pembeli sepi dan harga juga berpengaruh. Biasanya  untuk sayur kangkung satu ikat bisa Rp 7000 saat ini paling Rp 3500 dan ini juga pembeli sepi,” ucapnya. Senada dengan Akas, Martin juga mengatakan hal serupa. “Sayur banyak tapi harga murah karena memang pembeli juga sepi, ketimbang tidak laku ya mending dijual berapa-berapa saja,” ucapnya. Untungnya kata Martin ia tak menjual langsung ke pasar melainkan ada pihak yang membeli langsung ke Koya. “Tapi tetap saja jumlahnya lebih sedikit dibanding hari normal karena pembeli sepi tadi,” tutupnya. (ade/wen) 

Baca Juga :  Diduga Gangguan Jiwa, Seorang Pria Ditemukan Tak Bernyawa
Para petani di Koya Koso yang tetap beraktifitas seperti biasa pada Sabtu (4/4) kemarin. Meski penyebaran virus Corona ada dimana-mana namun para petani ini tidak terlalu ambil pusing. Meski demikian mereka juga merasakan dampaknya dimana pembeli kini sepi. (Gamel Cepos)

JAYAPURA–Meski diberbagai daerah tengah dipusingkan bagaimana menekan laju penyebaran Covid 19 ternyata masih ada kelompok masyarakat yang tidak terlalu ambil pusing. Meski demikian masyarakat ini tak berkeliaran ke tempat-tempat umum termasuk tak perlu menggunakan masker mengingat lokasi yang didatangi adalah kebun.

 Beberapa petani di daerah Koya Barat dan Koya Koso mengaku tak begitu mengupdate perkembangan informasi soal Covid 19 meski  mereka sendiri mengetahui soal adanya virus ini. Namun karena keseharian mereka hanya berkutat dengan sayur dan ladang sehingga perasaan cemas  untuk tertular tidak seheboh masyarakat yang tinggal di kota. “Tahu sih tahu kadang mereka bicang Corona , Corona  tapi kami ini di kampung dan tidak kemana-mana. Paling setiap hari hanya pegang cangkul, sekop, siram kebun, panen sayur dan pulang jadi tidak terlalu pusing juga,” ujar Akas salah satu petani di Koya Koso, Sabtu (4/4).

Baca Juga :  Anggaran Terbatas, Penanganan Musibah Bencana Sesuai Kemampuan 

 Meski demikian pria paruh baya ini cukup  memahami bahwa penyebarannya melalui batuk ataupun cairan yang dikeluarkan oleh orang sakit. Hanya saja selama di kebun, Akas mengatakan tak perlu terlalu mengikut-ikuti masyarakat di kota yang menggunakan masker. “Wah kalau di ladang pake masker itu lucu. Biasa saja karena kami pasti kerjanya kotor-kotor, tinggal nanti cuci tangan saja kalau mau makan,” ucapnya polos. 

  Akan tetapi meski tak begitu peduli, para petani tetap mengeluh. “Ia, pembeli sepi dan harga juga berpengaruh. Biasanya  untuk sayur kangkung satu ikat bisa Rp 7000 saat ini paling Rp 3500 dan ini juga pembeli sepi,” ucapnya. Senada dengan Akas, Martin juga mengatakan hal serupa. “Sayur banyak tapi harga murah karena memang pembeli juga sepi, ketimbang tidak laku ya mending dijual berapa-berapa saja,” ucapnya. Untungnya kata Martin ia tak menjual langsung ke pasar melainkan ada pihak yang membeli langsung ke Koya. “Tapi tetap saja jumlahnya lebih sedikit dibanding hari normal karena pembeli sepi tadi,” tutupnya. (ade/wen) 

Baca Juga :  Pimpin Sidang Kelulusan Bintara Polisi T.A 2024, Wakapolda Papua Minta Maaf

Berita Terbaru

Artikel Lainnya