Monday, November 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Tahun ini, Dinkes Temukan 2000 Kasus TBC 

JAYAPURA– Dinas Kesehatan Kota Jayapura menemukan sebanyak 2000 kasus TBC di kota Jayapura di tahun 2023. Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, kasus TBC ini menjadi  salah satu perhatian serius  pemerintah saat ini untuk penanganannya yang harus dilakukan secara komprehensif.

   “Secara umum kita di Indonesia menempati nomor 2 terbanyak di dunia,  dan kita targetnya untuk Kota Jayapura tahun depan itu menemukan 4000 kasus.  Tahun ini saja kita baru  menemukan 2.000 kasus,” kata Ni Nyoman Sri Antari, Jumat (1/12).

   Dia mengatakan untuk menemukan kasus ini memang tidak mudah.  Karena tenaga kesehatan atau petugas harus mencari orang-orang yang saat ini terinfeksi TBC. Karena itu untuk menemukan kasus ini memang butuh kerjasama dengan semua pihak, termasuk dengan masyarakat.  Sehingga target untuk eliminasi di tahun mendatang bisa tercapai apabila mencapai 0 kasus.

Baca Juga :  Cegah Konflik Sosial, Wajib Saling Menghargai dan Menghormati

   “Jadi bagaimana bisa menemukan 4000 kasus?  Itu sebabnya prinsipnya kita mencari,  Kalau boleh kita ketemukan semuanya baru eliminasi,  kalau tidak kita temukan semuanya maka tidak bisa eliminasi,” katanya.

  Metode yang dilakukan sejak ini pihaknya berusaha untuk melakukan deteksi terhadap masyarakat di setiap rumah tangga.  Misalnya Apabila ada satu anggota keluarga yang terdapat atau ditemukan infeksi TB maka seluruh anggota keluarganya harus diperiksa.

   “Kalau kita ketemu satu di rumah tangga itu maka semuanya akan kita periksa,” bebernya.

Karena itu sekali lagi peran kerjasama dengan semua elemen termasuk masyarakat ini sangat penting supaya eliminasi TBC ini betul-betul terwujud.

Baca Juga :  Gubernur: Jika Mau Pemekaran, Silakan Buat 7 Provinsi

   Menemukan kasus ini juga masih banyak mengalami kendala terutama dukungan dari masyarakat yang masih enggan untuk memberikan diri untuk diperiksa.  “Kendalanya masih banyak yang tidak bisa menerima ketika dikatakan TBC.  Karena masih ada pikiran bahwa TBC itu penyakit orang miskin,  padahal diabetes itu juga bisa kena TBC,” tambahnya. (roy/tri)

JAYAPURA– Dinas Kesehatan Kota Jayapura menemukan sebanyak 2000 kasus TBC di kota Jayapura di tahun 2023. Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari mengatakan, kasus TBC ini menjadi  salah satu perhatian serius  pemerintah saat ini untuk penanganannya yang harus dilakukan secara komprehensif.

   “Secara umum kita di Indonesia menempati nomor 2 terbanyak di dunia,  dan kita targetnya untuk Kota Jayapura tahun depan itu menemukan 4000 kasus.  Tahun ini saja kita baru  menemukan 2.000 kasus,” kata Ni Nyoman Sri Antari, Jumat (1/12).

   Dia mengatakan untuk menemukan kasus ini memang tidak mudah.  Karena tenaga kesehatan atau petugas harus mencari orang-orang yang saat ini terinfeksi TBC. Karena itu untuk menemukan kasus ini memang butuh kerjasama dengan semua pihak, termasuk dengan masyarakat.  Sehingga target untuk eliminasi di tahun mendatang bisa tercapai apabila mencapai 0 kasus.

Baca Juga :  Inovasi Layanan Dukcapil, Pemkot Gandeng GRAB Kerja Sama

   “Jadi bagaimana bisa menemukan 4000 kasus?  Itu sebabnya prinsipnya kita mencari,  Kalau boleh kita ketemukan semuanya baru eliminasi,  kalau tidak kita temukan semuanya maka tidak bisa eliminasi,” katanya.

  Metode yang dilakukan sejak ini pihaknya berusaha untuk melakukan deteksi terhadap masyarakat di setiap rumah tangga.  Misalnya Apabila ada satu anggota keluarga yang terdapat atau ditemukan infeksi TB maka seluruh anggota keluarganya harus diperiksa.

   “Kalau kita ketemu satu di rumah tangga itu maka semuanya akan kita periksa,” bebernya.

Karena itu sekali lagi peran kerjasama dengan semua elemen termasuk masyarakat ini sangat penting supaya eliminasi TBC ini betul-betul terwujud.

Baca Juga :  Iman dan Taqwa Wajib Ditanamkan ke Peserta Didik 

   Menemukan kasus ini juga masih banyak mengalami kendala terutama dukungan dari masyarakat yang masih enggan untuk memberikan diri untuk diperiksa.  “Kendalanya masih banyak yang tidak bisa menerima ketika dikatakan TBC.  Karena masih ada pikiran bahwa TBC itu penyakit orang miskin,  padahal diabetes itu juga bisa kena TBC,” tambahnya. (roy/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya