Tuesday, April 23, 2024
27.7 C
Jayapura

Diduga Malpraktek, Keluarga Korban Lapor Ke Polda

Almarhumah Joyce Worabai (30), saat dirawat di RSUD II Jayapura, beberapa hari lalu sebelum meninggal dunia, dimana keluarga merasa adanya dugaan  mall praktek.( FOTO : Dionisius Deda For Cepos)

JAYAPURA-Kasus dugaan Malpraktek terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura kepada salah satu pasien atas nama Joyce Worabai (30), dengan keluhan penyakit batu empedu yang akhrinya meninggal dunia pada Kamis (2/5).

Tak terima sang adik meninggal karena menganggap buruknya sistem pelayanan medis di RS Dok II, pihak keluarga melakukan protes bahkan melaporkan seorang dokter bernama Donald Aronggear ke Polda Papua dengan  dugaan mall praktek.

Pihak keluarga tak terima dengan kematian pasien bernama Joice Worabai (30) yang awalnya  didiagnosa mengalami sakit  pada batu empedu. Pasien yang kemudian dirujuk ke RS Dok II disebut minim mendapatkan penanganan dan akhirnya menjadi lebih parah dan ada perubahan diagnosa hingga akhirnya meninggal dunia. 

 “Jadi awalnya adik kami ini didiagnosa mengalami sakit pada batu empedu. Itu masih di RS Abepura. Kemudian tanggal 13 April dilakukan operasi oleh dokter Donald kemudian diminta untuk dirujuk ke RS Dok II dan selama 10 hari di Dok II ternyata minim penanganan. Adik kami semakin menderita dan meninggal,” kata Dion Deda, salah satu keluarga pasien melalui ponselnya. 

Baca Juga :  Tindak Lanjuti SE Wali Kota, Satpol PP Gencar Razia

 “Bahkan kami cari dokter hingga ke tempat praktek.  Lalu disuruh masuk ke ruangan dan setelah itu tak pernah datang juga, malah berangkat keluar daerah. Lalu dialihkan ke dokter penyakit dalam dan dokter itu bilang itu bukan tanggungjawab dia karena habis operasi dan  dokter ini kembali lepas tangan,” cerita Dion. 

 Keluarga korban Dion Deda, sudah melakukan konsultasi dengan dokter di RS, namun tidak diberikan respon dengan baik, padahal pasien sebelumnya sudah di operasi, pasca operasi tidak ada hasilnya, malah semakin parah dan dimintai keterangan dokter enggan memberi tahu.

  “Namun, kami kecewa dengan penjelasan dr.Petrus (dokter penyakit dalam) yang baru tangani korban, Ia  mengatakan, kalau pasien ini bukan tanggung jawabnya, dia bilang tanggung jawab dokter Donal yang pertama tangani,  karena  keluhan muncul pasca oprasi, lalu dr.Petrus menyarankan untuk rujuk ke Jakarta. Kami tidak dijelaskan masalahnya apa dan pada tanggal 2 Mei 2019 tadi pasien meninggal dunia,”ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut Wakil Direktur RSUD Jayapura bidang pelayanan, sekaligus Dokter Spesialis Bedah di RSUD Jayapura, dr. Donald Aronggear, menjelaskan bahwa pasien JW (30) merupakan pasien rujukan ke RSUD Jayapura, yang sebelumnya sudah ditangani dalam operasi dengan keluhan batu empedu.

Baca Juga :  Sebagai Kado Natal untuk Masyarakat

“Sampai di RSUD Jayapura, kami lakukan CT scan, sehingga dapat mendeteksi adanya cairan dalam tubuh pasien. Namun, cairan ini akibat  bukannya penyebab, sehingga dari situ kita harus lacak penyebabnya yang tidak mudah dilakukan,” jelas dr. Donald Aronggear.

“Jadi, dengan kata lain, kasusnya adalah cairan dalam perut dan cairan dalam perut ini tidak boleh diganggu-ganggu, sehingga harus dilacak dulu penyebabnya,” tambahnya.

Perihal pasien tidak mendapat perawatan maksimal di RSUD Jayapura, dr. Aronggear menjelaskan proses pemeriksaan sedang berjalan, termasuk pemeriksanaan tumur marker, pemeriksaan fungsi hati.  Hal ini telah dijelaskan juga terhadap beberapa anggota keluarga pasien yang ditemui, sehingga diharapkan dapat dikomunikasikan antar keluarga pasien.

 “Secara semuanya ini, namanya kami sebagai dokter tidak mungkin mau mencelakakan pasien, melainkan kami berupaya untuk melayani sebaik mungkin, tapi Tuhan yang tahu semuanya. Artinya, kalau indikasinya ke operasi, maka pasti akan kita kerjakan, tidak mungkin kita tunda. Namun, kalau indikasinya bukan dioperasi, tidak kita lakukan operasi,” pungkasnya. (pri/ade/gr/gin) 

Almarhumah Joyce Worabai (30), saat dirawat di RSUD II Jayapura, beberapa hari lalu sebelum meninggal dunia, dimana keluarga merasa adanya dugaan  mall praktek.( FOTO : Dionisius Deda For Cepos)

JAYAPURA-Kasus dugaan Malpraktek terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura kepada salah satu pasien atas nama Joyce Worabai (30), dengan keluhan penyakit batu empedu yang akhrinya meninggal dunia pada Kamis (2/5).

Tak terima sang adik meninggal karena menganggap buruknya sistem pelayanan medis di RS Dok II, pihak keluarga melakukan protes bahkan melaporkan seorang dokter bernama Donald Aronggear ke Polda Papua dengan  dugaan mall praktek.

Pihak keluarga tak terima dengan kematian pasien bernama Joice Worabai (30) yang awalnya  didiagnosa mengalami sakit  pada batu empedu. Pasien yang kemudian dirujuk ke RS Dok II disebut minim mendapatkan penanganan dan akhirnya menjadi lebih parah dan ada perubahan diagnosa hingga akhirnya meninggal dunia. 

 “Jadi awalnya adik kami ini didiagnosa mengalami sakit pada batu empedu. Itu masih di RS Abepura. Kemudian tanggal 13 April dilakukan operasi oleh dokter Donald kemudian diminta untuk dirujuk ke RS Dok II dan selama 10 hari di Dok II ternyata minim penanganan. Adik kami semakin menderita dan meninggal,” kata Dion Deda, salah satu keluarga pasien melalui ponselnya. 

Baca Juga :  Berdayakan Ekonomi Masyarakat, DKLH Serahkan  Bantuan

 “Bahkan kami cari dokter hingga ke tempat praktek.  Lalu disuruh masuk ke ruangan dan setelah itu tak pernah datang juga, malah berangkat keluar daerah. Lalu dialihkan ke dokter penyakit dalam dan dokter itu bilang itu bukan tanggungjawab dia karena habis operasi dan  dokter ini kembali lepas tangan,” cerita Dion. 

 Keluarga korban Dion Deda, sudah melakukan konsultasi dengan dokter di RS, namun tidak diberikan respon dengan baik, padahal pasien sebelumnya sudah di operasi, pasca operasi tidak ada hasilnya, malah semakin parah dan dimintai keterangan dokter enggan memberi tahu.

  “Namun, kami kecewa dengan penjelasan dr.Petrus (dokter penyakit dalam) yang baru tangani korban, Ia  mengatakan, kalau pasien ini bukan tanggung jawabnya, dia bilang tanggung jawab dokter Donal yang pertama tangani,  karena  keluhan muncul pasca oprasi, lalu dr.Petrus menyarankan untuk rujuk ke Jakarta. Kami tidak dijelaskan masalahnya apa dan pada tanggal 2 Mei 2019 tadi pasien meninggal dunia,”ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut Wakil Direktur RSUD Jayapura bidang pelayanan, sekaligus Dokter Spesialis Bedah di RSUD Jayapura, dr. Donald Aronggear, menjelaskan bahwa pasien JW (30) merupakan pasien rujukan ke RSUD Jayapura, yang sebelumnya sudah ditangani dalam operasi dengan keluhan batu empedu.

Baca Juga :  Tindak Lanjuti SE Wali Kota, Satpol PP Gencar Razia

“Sampai di RSUD Jayapura, kami lakukan CT scan, sehingga dapat mendeteksi adanya cairan dalam tubuh pasien. Namun, cairan ini akibat  bukannya penyebab, sehingga dari situ kita harus lacak penyebabnya yang tidak mudah dilakukan,” jelas dr. Donald Aronggear.

“Jadi, dengan kata lain, kasusnya adalah cairan dalam perut dan cairan dalam perut ini tidak boleh diganggu-ganggu, sehingga harus dilacak dulu penyebabnya,” tambahnya.

Perihal pasien tidak mendapat perawatan maksimal di RSUD Jayapura, dr. Aronggear menjelaskan proses pemeriksaan sedang berjalan, termasuk pemeriksanaan tumur marker, pemeriksaan fungsi hati.  Hal ini telah dijelaskan juga terhadap beberapa anggota keluarga pasien yang ditemui, sehingga diharapkan dapat dikomunikasikan antar keluarga pasien.

 “Secara semuanya ini, namanya kami sebagai dokter tidak mungkin mau mencelakakan pasien, melainkan kami berupaya untuk melayani sebaik mungkin, tapi Tuhan yang tahu semuanya. Artinya, kalau indikasinya ke operasi, maka pasti akan kita kerjakan, tidak mungkin kita tunda. Namun, kalau indikasinya bukan dioperasi, tidak kita lakukan operasi,” pungkasnya. (pri/ade/gr/gin) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya