Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Angka Kematian Ibu dan Bayi Capai 565/100 Ribu Kelahiran Hidup

   “Kalau kita makan pinang, nafsu makan kita pasti menurun, padahal saat hamil itu mereka harus makan untuk 2 orang, jadi kalau nafsu makan hilang bagaimana kita mau kasih kenyang Bay yang ada dalam kandungan,” bebernya.

Sehingga yang perlu di perhatikan oleh Ibu hamil, saat mengandung pola makan dan asupan gisi paling utama diperhatikan, serta wajib melakukan kontrol kesehatan kerumah sakit, atau puskesmas.

  “Usahakan kalau selama proses kehamilan, rutin cek ke puskesmas atau rumah sakit, secara aturannya itu 2 minggu sekali harus kontrol perkembangan Bayi, sehingga kita tau perkembangannya apalgi kesehatannnya,” ungkap Roby.

  Sehingga pada saat proses kelahiraan tidak ada kendala yang dihadapi oleh Ibu hamil itu sendiri. “Kadang kala, tunggu 5 bulan baru cek kehamilannya ke Dokter, hal inilah yang menjadi faktor utama tingginya kematian Ibu dan Bayi di Papua,” tandasnya.

Baca Juga :  Papua Menunggu Formulasi UMP 2023 dari Pusat

  Melalaui pelatihan tersebut Robby mengharapkan tenaga bidan mampu menjadi pelopor untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. Sebab Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator kesehatan sebuah negara.

  “Saya harap kegiatan ini memberi manfaat bagi tenaga Bidan di Papua, sehingga angka kematian Ibu dan Bayi di Papua dapat ditekan menurun,” harapnya. (rel/tri)

   “Kalau kita makan pinang, nafsu makan kita pasti menurun, padahal saat hamil itu mereka harus makan untuk 2 orang, jadi kalau nafsu makan hilang bagaimana kita mau kasih kenyang Bay yang ada dalam kandungan,” bebernya.

Sehingga yang perlu di perhatikan oleh Ibu hamil, saat mengandung pola makan dan asupan gisi paling utama diperhatikan, serta wajib melakukan kontrol kesehatan kerumah sakit, atau puskesmas.

  “Usahakan kalau selama proses kehamilan, rutin cek ke puskesmas atau rumah sakit, secara aturannya itu 2 minggu sekali harus kontrol perkembangan Bayi, sehingga kita tau perkembangannya apalgi kesehatannnya,” ungkap Roby.

  Sehingga pada saat proses kelahiraan tidak ada kendala yang dihadapi oleh Ibu hamil itu sendiri. “Kadang kala, tunggu 5 bulan baru cek kehamilannya ke Dokter, hal inilah yang menjadi faktor utama tingginya kematian Ibu dan Bayi di Papua,” tandasnya.

Baca Juga :  Masalah Stunting dan Kemiskinan Masih Jadi PR

  Melalaui pelatihan tersebut Robby mengharapkan tenaga bidan mampu menjadi pelopor untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. Sebab Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator kesehatan sebuah negara.

  “Saya harap kegiatan ini memberi manfaat bagi tenaga Bidan di Papua, sehingga angka kematian Ibu dan Bayi di Papua dapat ditekan menurun,” harapnya. (rel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya