Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Enam Kabupaten dengan Prevalensi Stunting Tertinggi di Papua Tengah

TIMIKA – Pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting di Tahun 2024 turun ke angka 14 persen. Sepertinya ini akan menjadi pekerjaan berat, sebab sejumlah daerah memiliki prevalensi yang masih tinggi dari angka nasional.

Bahkan di wilayah Papua Tengah, setidaknya masih ada enam kabupaten dengan prevalensi stunting yang tinggi dari provinsi. Enam kabupaten tersebut yakni Kabupaten Puncak Jaya, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya, Paniai dan Mimika.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah, dr Silwanus Sumule pada kegiatan Raker Kesehatan Daerah Provinsi Papua Tengah yang digelar di Timika mengatakan percepatan penurunan stunting jadi salah satu dari tiga program prioritas Pemprov Papua Tengah di bidang kesehatan. Dua lainnya yaitu layanan mobile health service dan akselerasi akses dan mutu pelayanan kesehatan.

Baca Juga :  OPD Hingga Kelurahan Harus Terlibat Tangani Stunting

Pendekatan terhadap tiga program ini kata Silwanus, dilakukan melalui penyusunan program, perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaksanaan dan pendampingan yang tepat. Dari sisi anggaran, pada Tahun 2023 ini Pemprov Papua Tengah menganggarkan dana Rp 57,5 miliar untuk membayar premi Jaminan Kesehatan Nasional termasuk Rp 28,2 miliar untuk Kartu Otsus Sehat.

“Untuk itu saya minta perhatian dari yang sungguh-sungguh bagi para direktur rumah sakit, kepala dinas kesehatan untuk memastikan seluruh masyarakat Papua Tengah khususnya orang asli Papua harus mendapatkan layanan kesehatan yang prima,” katanya.

Terkait percepatan penurunan stunting, Pemprov Papua Tengah juga telah membentuk tim dan menyiapkan dana hampir Rp 50 miliar. Sehingga fasilitas kesehatan diminta memperhatikan beberapa hal.

Baca Juga :  Gelar Rakor Forkopimda Bahas Pemilu dan Pilkada

Seperti melakukan skrining anemia dan pemberian tablet tambah darah bagi kelompok remaja putri. Pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet tambah darah dan makanan tambahan bagi ibu hamil. Pemantauan pertumbuhan balita, pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan pengganti ASI kaya protein bagi balita serta meningkatkan cakupan dan perluasan imunisasi.

“Saya sungguh menaruh harapan kepada insan kesehatan saling bahu membahu percepat penurunan stunting di Papua Tengah. Dengan penurunan stunting ini saya berharap akan tercapai manusia Papua Tengah yang unggul dalam persaingan global,” ujar Silwanus.

Ia juga ingin memastikan dua rumah sakit di Papua Tengah yakni RSUD Nabire dan RSUD Mimika menjadi penyangga pelayanan medik di Provinsi Papua Tengah sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan nasional.(ryu)

TIMIKA – Pemerintah pusat menargetkan penurunan stunting di Tahun 2024 turun ke angka 14 persen. Sepertinya ini akan menjadi pekerjaan berat, sebab sejumlah daerah memiliki prevalensi yang masih tinggi dari angka nasional.

Bahkan di wilayah Papua Tengah, setidaknya masih ada enam kabupaten dengan prevalensi stunting yang tinggi dari provinsi. Enam kabupaten tersebut yakni Kabupaten Puncak Jaya, Puncak, Dogiyai, Intan Jaya, Paniai dan Mimika.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah, dr Silwanus Sumule pada kegiatan Raker Kesehatan Daerah Provinsi Papua Tengah yang digelar di Timika mengatakan percepatan penurunan stunting jadi salah satu dari tiga program prioritas Pemprov Papua Tengah di bidang kesehatan. Dua lainnya yaitu layanan mobile health service dan akselerasi akses dan mutu pelayanan kesehatan.

Baca Juga :  Beri Santunan 500 Juta Untuk Warga Yang Rumahnya Dibakar

Pendekatan terhadap tiga program ini kata Silwanus, dilakukan melalui penyusunan program, perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pelaksanaan dan pendampingan yang tepat. Dari sisi anggaran, pada Tahun 2023 ini Pemprov Papua Tengah menganggarkan dana Rp 57,5 miliar untuk membayar premi Jaminan Kesehatan Nasional termasuk Rp 28,2 miliar untuk Kartu Otsus Sehat.

“Untuk itu saya minta perhatian dari yang sungguh-sungguh bagi para direktur rumah sakit, kepala dinas kesehatan untuk memastikan seluruh masyarakat Papua Tengah khususnya orang asli Papua harus mendapatkan layanan kesehatan yang prima,” katanya.

Terkait percepatan penurunan stunting, Pemprov Papua Tengah juga telah membentuk tim dan menyiapkan dana hampir Rp 50 miliar. Sehingga fasilitas kesehatan diminta memperhatikan beberapa hal.

Baca Juga :  Gelar Rakor Forkopimda Bahas Pemilu dan Pilkada

Seperti melakukan skrining anemia dan pemberian tablet tambah darah bagi kelompok remaja putri. Pemeriksaan kehamilan, pemberian tablet tambah darah dan makanan tambahan bagi ibu hamil. Pemantauan pertumbuhan balita, pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan pengganti ASI kaya protein bagi balita serta meningkatkan cakupan dan perluasan imunisasi.

“Saya sungguh menaruh harapan kepada insan kesehatan saling bahu membahu percepat penurunan stunting di Papua Tengah. Dengan penurunan stunting ini saya berharap akan tercapai manusia Papua Tengah yang unggul dalam persaingan global,” ujar Silwanus.

Ia juga ingin memastikan dua rumah sakit di Papua Tengah yakni RSUD Nabire dan RSUD Mimika menjadi penyangga pelayanan medik di Provinsi Papua Tengah sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan nasional.(ryu)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya