MIMIKA – “Hutan, gunung dan laut bukan tempat buang sampah” barangkali kalimat pendek ini menjadi salah satu frasa yang tepat untuk mengkampanyekan berbagai upaya tentang pelestarian lingkungan di wilayah Taman Nasional Lorentz (TNL).
Seperti diketahui, Taman Nasional Lorentz merupakan taman nasional terbesar di wilayah Asia Tenggara. Dengan wilayah konservasi mencakup tiga provinsi sekaligus, kawasan ini memiliki luas 2.348.683,31 hektar. Pada tahun 1999, Taman Nasional Lorentz ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO karena diakui memiliki nilai universal yang luar biasa.
Terletak di Provinsi Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Pegunungan, taman ini memiliki berbagai ekosistem lengkap, mulai dari lingkungan laut hingga puncak salju abadi, serta keanekaragaman hayati yang sangat luar biasa.
Pengendali Ekosistem Hutan, Taman Nasional Lorentz, Rianda Sinurat menyebutkan bahwa kelestarian lingkungan di wilayah ini sangat bergantung pada tingkat kesadaran diri manusia. Ia mencontohkan, seperti di Puncak Cartensz misalnya, aktivitas pendakian yang dilakukan oleh para pendaki baik dari dalam negeri maupun manca negara tentu berpotensi menvemari lingkungan.
Hal itu akan berdampak buruk jika tidak adanya kesadaran diri dari masing-masing pendaki dalam hal menjaga kebersihan dan tidak menyentuh keanekaragaman hayati yang ada di kawasan lindung itu.