Friday, April 26, 2024
25.7 C
Jayapura

Di Danau Sentani Terdapat Banyak Benda Bersejarah

BENDA BERSEJARAH: Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, saat menunjukkan ukiran pada pengayu tradisional yang ditemukan masyarakat saat menyelam mencari ikan di Danau Sentani. ( FOTO: Yewen/Cepos)

JAYAPURA-Selain memiliki pesona keindahan alam dan ragam budaya masyarakat yang tinggal di sekitarnya, Danau Sentani juga banyak menyimpan benda-benda sejarah yang menjadi historis dan cerita tersendiri bagi kehidupan masyarakat yang berada di sekitar danau.

Pasca banjir bandang yang terjadi di Sentani pada tahun 2019, ternyata ada benda-benda pra sejarah milik masyarakat Sentani yang ditemukan oleh masyarakat ketika hendak molo (menyelam) menangkap ikan di dasar Danau Sentani. 

Misalnya di Kampung Asei Distrik Sentani Timur masyarakat penemukan pengayu tradisional dan tiang rumah tradisional. Pada pengayu dan tiang rumah yang ditemukan ini, terdapat ukiran.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengungkapkan bahwa pengayu  dan tiang rumah ini ditemukan masyarakat saat air danau surut. Kondisi ini  membuat cahaya matahari menyinari sampai ke dasar danau, sehingga warga dengan mudah bisa melihat benda-benda yang ada di dasar danau.

Baca Juga :  Unggah Foto Jendela Pesawat pun Dikira Kode Beli Saham

“Untuk pengayu sendiri ini memang merupakan pengayu lama, karena banyak ukiran-ukirannya. Berbeda dengan pengayu sekarang yang hanya ditulis nama dan tidak begitu banyak ukirannya,” katanya kepada Cenderawasih Pos ketika menunjukkan pengayu tradisional yang ditemukan di ruang kerjanya, Senin (5/10).

Sedangkan untuk tiang rumah yang ditemukan,  menurut Suroto memang tiang rumah tradisional milik masyarakat sentani. Oleh karena itu, tiang rumah ini merupakan peninggalan sejarah dan memiliki nilai historis yang sangat mendalam bagi masyarakat Sentani, khususnya yang ada di Kampung Asei Distrik Sentani Timur.

“Tiang rumah yang ditemukan ini telah dicor oleh warga kampung di tengah-tengah Kampung Asei sebagai simbol dari sejarah yang harus dikenang dan dijaga serta ini merupakan benda sejarah milik bersama,” ucapnya.

Baca Juga :  Luciano di Ujung Tanduk

Suroto mengakui bahwa di Danau Sentani banyak benda-benda sejarah yang ditinggalkan para masa prasejarah. 

Oleh karena itu, benda-benda sejarah ini harus dijaga dengan baik dan sebaiknya tidak dijual kepada siapapun. Karena ini menunjukkan identitas dan jati diri masyarakat asli Sentani, khususnya yang ada di wilayah Danau Sentani.

“Kami harapkan masyarakat di wilayah Danau Sentani bisa menjaga dengan baik benda-benda sejarahnya dan tidak dipindah tangankan, apalagi sampai di jual kepada siapapun. Karena ini merupakan identitas dari masyarakat Sentani,” pintanya. (bet/nat)

BENDA BERSEJARAH: Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, saat menunjukkan ukiran pada pengayu tradisional yang ditemukan masyarakat saat menyelam mencari ikan di Danau Sentani. ( FOTO: Yewen/Cepos)

JAYAPURA-Selain memiliki pesona keindahan alam dan ragam budaya masyarakat yang tinggal di sekitarnya, Danau Sentani juga banyak menyimpan benda-benda sejarah yang menjadi historis dan cerita tersendiri bagi kehidupan masyarakat yang berada di sekitar danau.

Pasca banjir bandang yang terjadi di Sentani pada tahun 2019, ternyata ada benda-benda pra sejarah milik masyarakat Sentani yang ditemukan oleh masyarakat ketika hendak molo (menyelam) menangkap ikan di dasar Danau Sentani. 

Misalnya di Kampung Asei Distrik Sentani Timur masyarakat penemukan pengayu tradisional dan tiang rumah tradisional. Pada pengayu dan tiang rumah yang ditemukan ini, terdapat ukiran.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengungkapkan bahwa pengayu  dan tiang rumah ini ditemukan masyarakat saat air danau surut. Kondisi ini  membuat cahaya matahari menyinari sampai ke dasar danau, sehingga warga dengan mudah bisa melihat benda-benda yang ada di dasar danau.

Baca Juga :  Pemprov Segera Tindak Lanjuti Pemberlakuan Tarif RT-PCR

“Untuk pengayu sendiri ini memang merupakan pengayu lama, karena banyak ukiran-ukirannya. Berbeda dengan pengayu sekarang yang hanya ditulis nama dan tidak begitu banyak ukirannya,” katanya kepada Cenderawasih Pos ketika menunjukkan pengayu tradisional yang ditemukan di ruang kerjanya, Senin (5/10).

Sedangkan untuk tiang rumah yang ditemukan,  menurut Suroto memang tiang rumah tradisional milik masyarakat sentani. Oleh karena itu, tiang rumah ini merupakan peninggalan sejarah dan memiliki nilai historis yang sangat mendalam bagi masyarakat Sentani, khususnya yang ada di Kampung Asei Distrik Sentani Timur.

“Tiang rumah yang ditemukan ini telah dicor oleh warga kampung di tengah-tengah Kampung Asei sebagai simbol dari sejarah yang harus dikenang dan dijaga serta ini merupakan benda sejarah milik bersama,” ucapnya.

Baca Juga :  Usulan Provinsi Nenangkawi Mencuat

Suroto mengakui bahwa di Danau Sentani banyak benda-benda sejarah yang ditinggalkan para masa prasejarah. 

Oleh karena itu, benda-benda sejarah ini harus dijaga dengan baik dan sebaiknya tidak dijual kepada siapapun. Karena ini menunjukkan identitas dan jati diri masyarakat asli Sentani, khususnya yang ada di wilayah Danau Sentani.

“Kami harapkan masyarakat di wilayah Danau Sentani bisa menjaga dengan baik benda-benda sejarahnya dan tidak dipindah tangankan, apalagi sampai di jual kepada siapapun. Karena ini merupakan identitas dari masyarakat Sentani,” pintanya. (bet/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya