Saturday, April 20, 2024
32.7 C
Jayapura

Belum Tuntas, RSU Pratama Dogiyai Mulai Dioperasikan

drg.Alosius Giyai, MKes saat disambut masyarakat dalam kunjungannya  untuk meresmikan  Rumah Sakit Umum (RSU) Pratama Kabupaten Dogiyai, Rabu (29/5).( FOTO : Humas Dinkes For Cepos)

JAYAPURA-Bupati Dogiyai, Yakobus Dumupa didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai, MKes meresmikan Rumah Sakit Umum (RSU) Pratama Kabupaten Dogiyai   Rabu,(29/5). Meski belum tuntas, RSU tersebut mulai dioperasikan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah Kamuu dan Mapiha. 

  Bupati Dumupa mengungkapkan, pembangunan Kabupaten Dogiyai salah satunya adalah kehadiran rumah sakit tersebut. Karena itu, pihaknya pastikan sejumlah dana yang bersumber dari DAU disiapkan untuk selesaikan pembangunan rumah sakit ini. 

  “Salah satu yang menjadi hal prioritas adalah penyelesaian pagar rumah sakit. Dan pembenahan rumah sakit ini di awal tahun depan. Kami mohon kami harus jadi prioritas dari Dinkes Papua karena wilayah Meepago ini rumah sakit yang lain sudah dibantu, hanya kami yang belum,” ungkap Bupati Dumupa dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos, kemarin.

   Walaupun pembangunan dan ketersediaan alat kesehatan belum rampung maksimal, ia menyatakan, pihaknya mencoba memulai dari keterbatasan itu. Sebab, apabila ditinggalkan maka berbagai persoalan atas lokasi tersebut datang bertubi-tubi. 

Baca Juga :  Tiba di Wamena, 62 Penumpang Trigana Rapid Test Ulang 

  “Jadi kami cepat resmikan ini supaya pemilik hak ulayat ketahui bahwa lokasi rumah sakit sudah menjadi milik pemerintah, bukan lagi milik mereka,” katanya.

  Ia bahkan berpesan kepada masyarakt agar jangan coba-coba ada orang yang bikin kacau di tempat itu seperti larang mabuk dan kekacauan lainnya. “Kalau istri bawa datang ke rumah sakit, suami kejar lalu kasih hancur kaca-kaca itu biasa terjadi di sini. Jadi saya mau kasih tahu tidak boleh lagi terjadi,” ungkapnya.

  “Ada orang tabrakan di jalan raya, orangnya dibawa ke rumah sakit lalu datang ngamuk dan rumah sakit jadi sasaran. Orang nafas sudah satu-satu lalu dibawa ke rumah sakit, meninggal lalu keluarganya datang bongkar rumah sakit. Kebiasaan-kebiasaan itu saya tidak akan kompromi. Saya akan bertindak tegas,” bebernya.

  Kadinkes Papua, drg.Aloysius Giyai mengatakan, berdirinya rumah sakit tersebut dapat membantu masyarakat yang ada di lembah hijau dan Mapiha. Karena Dogiyai hanya memiliki sejumlah Puskemas, salah satunya di Moanemani sehingga selalu dirujuk ke RSUD Paniai. 

Baca Juga :  Modifikasi Tangki BBM, 9 Kendaraan Diamankan

   “Kita tidak bisa tunggu RS  ini rampung 100 persen baru beroperasi, nanti akan jadi gudang tikus, nanti babi-babi masuk. Kita harus memulai dan melayani sambil kita lengkapi semua yang kekurangan. Tidak bisa tunggu sempurna. Nanti kita gotong royong,” ujarnya. 

   Ia tegaskan, RS merupakan tempat untuk menyembuhkann pasien dari kesakitan yang diderita, bukan dipulangkan dengan kekecewaan. “Bukan pulang mayat tapi di sini tempat untuk menyembuhkan dan orang pulang dengan penuh suka cita dan kedamaian. Maka itu, datang ke rumah sakit tidak boleh makan pinang, tidak boleh merokok dan tidak boleh mabuk-mabukan. Kita mau cari dokter dan perawat sangat susah, tidak boleh bikin mereka marah. Mereka juga manusia,” pungkasnya. (oel/tri)

drg.Alosius Giyai, MKes saat disambut masyarakat dalam kunjungannya  untuk meresmikan  Rumah Sakit Umum (RSU) Pratama Kabupaten Dogiyai, Rabu (29/5).( FOTO : Humas Dinkes For Cepos)

JAYAPURA-Bupati Dogiyai, Yakobus Dumupa didampingi Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Papua, drg. Aloysius Giyai, MKes meresmikan Rumah Sakit Umum (RSU) Pratama Kabupaten Dogiyai   Rabu,(29/5). Meski belum tuntas, RSU tersebut mulai dioperasikan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah Kamuu dan Mapiha. 

  Bupati Dumupa mengungkapkan, pembangunan Kabupaten Dogiyai salah satunya adalah kehadiran rumah sakit tersebut. Karena itu, pihaknya pastikan sejumlah dana yang bersumber dari DAU disiapkan untuk selesaikan pembangunan rumah sakit ini. 

  “Salah satu yang menjadi hal prioritas adalah penyelesaian pagar rumah sakit. Dan pembenahan rumah sakit ini di awal tahun depan. Kami mohon kami harus jadi prioritas dari Dinkes Papua karena wilayah Meepago ini rumah sakit yang lain sudah dibantu, hanya kami yang belum,” ungkap Bupati Dumupa dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos, kemarin.

   Walaupun pembangunan dan ketersediaan alat kesehatan belum rampung maksimal, ia menyatakan, pihaknya mencoba memulai dari keterbatasan itu. Sebab, apabila ditinggalkan maka berbagai persoalan atas lokasi tersebut datang bertubi-tubi. 

Baca Juga :  DPRD Tak Puas dengan Telkomsel

  “Jadi kami cepat resmikan ini supaya pemilik hak ulayat ketahui bahwa lokasi rumah sakit sudah menjadi milik pemerintah, bukan lagi milik mereka,” katanya.

  Ia bahkan berpesan kepada masyarakt agar jangan coba-coba ada orang yang bikin kacau di tempat itu seperti larang mabuk dan kekacauan lainnya. “Kalau istri bawa datang ke rumah sakit, suami kejar lalu kasih hancur kaca-kaca itu biasa terjadi di sini. Jadi saya mau kasih tahu tidak boleh lagi terjadi,” ungkapnya.

  “Ada orang tabrakan di jalan raya, orangnya dibawa ke rumah sakit lalu datang ngamuk dan rumah sakit jadi sasaran. Orang nafas sudah satu-satu lalu dibawa ke rumah sakit, meninggal lalu keluarganya datang bongkar rumah sakit. Kebiasaan-kebiasaan itu saya tidak akan kompromi. Saya akan bertindak tegas,” bebernya.

  Kadinkes Papua, drg.Aloysius Giyai mengatakan, berdirinya rumah sakit tersebut dapat membantu masyarakat yang ada di lembah hijau dan Mapiha. Karena Dogiyai hanya memiliki sejumlah Puskemas, salah satunya di Moanemani sehingga selalu dirujuk ke RSUD Paniai. 

Baca Juga :  Modifikasi Tangki BBM, 9 Kendaraan Diamankan

   “Kita tidak bisa tunggu RS  ini rampung 100 persen baru beroperasi, nanti akan jadi gudang tikus, nanti babi-babi masuk. Kita harus memulai dan melayani sambil kita lengkapi semua yang kekurangan. Tidak bisa tunggu sempurna. Nanti kita gotong royong,” ujarnya. 

   Ia tegaskan, RS merupakan tempat untuk menyembuhkann pasien dari kesakitan yang diderita, bukan dipulangkan dengan kekecewaan. “Bukan pulang mayat tapi di sini tempat untuk menyembuhkan dan orang pulang dengan penuh suka cita dan kedamaian. Maka itu, datang ke rumah sakit tidak boleh makan pinang, tidak boleh merokok dan tidak boleh mabuk-mabukan. Kita mau cari dokter dan perawat sangat susah, tidak boleh bikin mereka marah. Mereka juga manusia,” pungkasnya. (oel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya