Wednesday, April 24, 2024
32.7 C
Jayapura

Cinta Segitiga Picu Perang Saudara

WAMENA-Perang saudara antara dua kelompok masyarakat terjadi di Kampung Nogolaid Distrik Kenyam yang dipicu oleh masalah asmara cinta segitiga, sehari setelah peringatan Hari Kemerdekaan RI, Rabu (18/8). Meskipun masalah tersebut sudah diselesaikan, namun ada pihak keluarga yang belum terima dan masih mengungkit masalah ini.

   Akibat perang saudara ini mengakibatkan 3 orang luka -luka terkena anak panah. Yakni, korban  Isen Tabuni (20) luka terkena anak panah pada bagian pantat sebelah kiri, Dogeles Tabuni (30) luka terkena anak panah pada dada bagian sebelah kiri atas dan Ebes Tabuni (19)  luka terkena anak panah pada paha bagian sebelah kiri. 

  Kapolres Nduga Kompol I Komang Budiarta, SIK melalui Kabag Ops Polres Nduga Bernadus ICK, SH ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos  membenarkan adanya perang suku yang dipicu adanya perselingkuhan (Cinta Segitiga) pada 18 Agustus lalu yang  bertempat di Kampung Nogolaid, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.

  “Perang Saudara, antara masyarakat dari  Distrik Wosak dengan masyarakat dari Distrik Iniye, dipicu masalah perzinahan antara PY dari Distrik Wosak dengan TW dari Distrik Iniye, yang terjadi pada tanggal 5 Juli lalu,” ungkapnya Senin (23/8) kemarin.

Baca Juga :  Kemeriahan HUT ke 67 Kota Wamena Ribuan Warga Turun ke Jalan

  Menurut Kapolers, permasalahan tersebut sudah di selesaikan secara adat dengan kedua belah pihak di Kampung Nogolaid. Pihak masyarakat dari Distrik Wosak sudah membayar Denda   sebesar Rp 30 juta  kepada keluarga dari Distrik Iniye, namun tidak dibuatkan catatan dari kedua belah pihak karena masih dianggap sebagai keluarga, 

  “Kemudian ada beberapa dari keluarga dari masyarakat Distrik Iniye dengan terus menerus mendatangi pihak keluarga dari Distrik Wosak dengan maksud meminta masalah ini diselesaikan atau mengungkit kembali masalah yang lama,  dimana  datang lagi dengan beberapa sanak keluarga dari Distrik Iniye sambil membawa surat.” jelasnya

  Lanjut Kapolres, pihak keluarga dari masyarakat Distrik Wosak tidak menerima dan marah, sehingga terjadi adu mulut kemudian dari masyarakat Distrik Wosak marah dan tanpa bicara banyak langsung melakukan atau melepaskan anak panah ke arah keluarga dari masyarakat Distrik Iniye sehingga mengenai korban luka akibat terkena anak panah.

Baca Juga :  60 Personil  Polres Jayawijaya Dikerahkan Pos Pam dan Pos Yan 

  “Kepolisian yang  memperoleh informasi dari masyarakat bahwa telah terjadi perang antara Masyarakat Distrik Wosak dan Distrik Iniye di Distrik Nogolaid langsung bergerak kesana dipimpin langsung oleh Kapolres Nduga Kompol I Komang Budiartha, SIK menghalau massa serta mengimbau untuk mundur dan membubarkan diri,” bebernya. 

  Namun massa dari kedua belah pihak masih bersikeras serta melepaskan anak panah ke arah anggota sehingga membuang tembakan peringatan ke udara, agar massa dari kedua belah pihak mundur. Namun pada saat anggota kepolisian menghalau dan mengimbau massa dari masyarakat Distrik Iniye untuk mundur tepatnya di gereja bagian dalam sebelah kanan menuju Kota Kenyam di Kampung Nogolaid Atas terdengar bunyi letusan sebanyak 3 (kali) dari arah hutan sebelah kanan.

  “Kami perlunya diantisipasi apabila melakukan pengamanan perang saudara, tidak menutup kemungkinan KKB Ndugama akan menyusup ikut bergabung dalam perang suku tersebut dan melakukan aksi penembakan terhadap anggota yang melakukan pengamanan dan atau melakukan penembakan kepada masyarakat sehingga masyarakat membalik ke anggota yang melakukan pengamanan.”tutupnya. (jo/tri)

WAMENA-Perang saudara antara dua kelompok masyarakat terjadi di Kampung Nogolaid Distrik Kenyam yang dipicu oleh masalah asmara cinta segitiga, sehari setelah peringatan Hari Kemerdekaan RI, Rabu (18/8). Meskipun masalah tersebut sudah diselesaikan, namun ada pihak keluarga yang belum terima dan masih mengungkit masalah ini.

   Akibat perang saudara ini mengakibatkan 3 orang luka -luka terkena anak panah. Yakni, korban  Isen Tabuni (20) luka terkena anak panah pada bagian pantat sebelah kiri, Dogeles Tabuni (30) luka terkena anak panah pada dada bagian sebelah kiri atas dan Ebes Tabuni (19)  luka terkena anak panah pada paha bagian sebelah kiri. 

  Kapolres Nduga Kompol I Komang Budiarta, SIK melalui Kabag Ops Polres Nduga Bernadus ICK, SH ketika dikonfirmasi Cenderawasih Pos  membenarkan adanya perang suku yang dipicu adanya perselingkuhan (Cinta Segitiga) pada 18 Agustus lalu yang  bertempat di Kampung Nogolaid, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.

  “Perang Saudara, antara masyarakat dari  Distrik Wosak dengan masyarakat dari Distrik Iniye, dipicu masalah perzinahan antara PY dari Distrik Wosak dengan TW dari Distrik Iniye, yang terjadi pada tanggal 5 Juli lalu,” ungkapnya Senin (23/8) kemarin.

Baca Juga :  Kemeriahan HUT ke 67 Kota Wamena Ribuan Warga Turun ke Jalan

  Menurut Kapolers, permasalahan tersebut sudah di selesaikan secara adat dengan kedua belah pihak di Kampung Nogolaid. Pihak masyarakat dari Distrik Wosak sudah membayar Denda   sebesar Rp 30 juta  kepada keluarga dari Distrik Iniye, namun tidak dibuatkan catatan dari kedua belah pihak karena masih dianggap sebagai keluarga, 

  “Kemudian ada beberapa dari keluarga dari masyarakat Distrik Iniye dengan terus menerus mendatangi pihak keluarga dari Distrik Wosak dengan maksud meminta masalah ini diselesaikan atau mengungkit kembali masalah yang lama,  dimana  datang lagi dengan beberapa sanak keluarga dari Distrik Iniye sambil membawa surat.” jelasnya

  Lanjut Kapolres, pihak keluarga dari masyarakat Distrik Wosak tidak menerima dan marah, sehingga terjadi adu mulut kemudian dari masyarakat Distrik Wosak marah dan tanpa bicara banyak langsung melakukan atau melepaskan anak panah ke arah keluarga dari masyarakat Distrik Iniye sehingga mengenai korban luka akibat terkena anak panah.

Baca Juga :  Korban Pelanggaran HAM Berat Tolak Penyelesaian Secara Non Yudisial

  “Kepolisian yang  memperoleh informasi dari masyarakat bahwa telah terjadi perang antara Masyarakat Distrik Wosak dan Distrik Iniye di Distrik Nogolaid langsung bergerak kesana dipimpin langsung oleh Kapolres Nduga Kompol I Komang Budiartha, SIK menghalau massa serta mengimbau untuk mundur dan membubarkan diri,” bebernya. 

  Namun massa dari kedua belah pihak masih bersikeras serta melepaskan anak panah ke arah anggota sehingga membuang tembakan peringatan ke udara, agar massa dari kedua belah pihak mundur. Namun pada saat anggota kepolisian menghalau dan mengimbau massa dari masyarakat Distrik Iniye untuk mundur tepatnya di gereja bagian dalam sebelah kanan menuju Kota Kenyam di Kampung Nogolaid Atas terdengar bunyi letusan sebanyak 3 (kali) dari arah hutan sebelah kanan.

  “Kami perlunya diantisipasi apabila melakukan pengamanan perang saudara, tidak menutup kemungkinan KKB Ndugama akan menyusup ikut bergabung dalam perang suku tersebut dan melakukan aksi penembakan terhadap anggota yang melakukan pengamanan dan atau melakukan penembakan kepada masyarakat sehingga masyarakat membalik ke anggota yang melakukan pengamanan.”tutupnya. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya