Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

Komisi IX DPR RI Intensifkan Sosialisasi Stunting

WAMENA-BKKBN bersama Komisi IX DPR RI gencar menyosialisasikan pencegahan stunting di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. Kali ini sosialisasi digelar di Distrik Pisugi Wantury, diikuti perwakilan masyarakat dari kampung-kampung Kamis (11/5).

Hadir pada kegiatan itu, Tenaga Ahli Komisi IX DPR RI,  Efalina Gultom, Kepala Dinas DPA3KB Provinsi Papua Pegunungan, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Kepala Distrik Pisugi.

Sosialisasi ini dilakukan agar penurunan angka stunting senantiasa dapat dicapai sesuai yang ditargetkan dan peserta sosialisasi juga bukan hanya memiliki pemahaman baru terkait stunting.

“Stunting adalah gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, tentu dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme dan pertumbuhan fisik pada anak,” ujar Efalina Gultom.

Baca Juga :  Bersihkan Kota Wamena dari Penyakit Masyarakat

Sementara, dalam jangka panjang, dampak stunting adalah sebagai berikut, kesulitan belajar, penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dia mengharapkan agar masyarakat dapat membantu pemerintah daerah, berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting yang menjadi harapan bersama. “Kita terus melakukan pencegahan dengan melakukan pendampingan sebelum menikah, sedang hamil, dan saat bayi lahir hingga menginjak usia 2 tahun,” katanya.

Sementara itu, Ramlia Salim SE, M.AP dari DPA3KB Provinsi Papua Pegunungan menjelaskan hari pertama kehidupan berkaitan erat dengan pemenuhan gizi di awal kehidupan anak. Pada gilirannya, ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang sekaligus berpengaruh terhadap kesehatannya.

Pasalnya lanjut Ramlia, akibat kekurangan gizi, ukuran organ lebih kecil, anak lebih pendek, kecerdasan anak terganggu dan saat dewasa akan berisiko mengalami penyakit kronis seperti, jantung, diabetes melitus, hipertensi.

Baca Juga :  Jayawijaya Dipastikan Zero Covid-19

Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Papua, Narius Auparai, M.Si. menambahkan, masyarakat harus lebih berhati-hati dengan makanan yang membahayakan pertumbuhan anak.

Narius menyebutkan, Papua tanah yang kaya dan subur, hasil-hasil kebun, ikan segar tentu harus disiapkan sebagai makanan tambahan yang tentu bisa memacu proses pertumbuhan anak. “Masa 1000 HPK sangat penting bagi tumbuh kembang anak dan dapat menentukan perkembangan kecerdasan secara jangka panjang,’ terang Narius.(rel/tho)

WAMENA-BKKBN bersama Komisi IX DPR RI gencar menyosialisasikan pencegahan stunting di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan. Kali ini sosialisasi digelar di Distrik Pisugi Wantury, diikuti perwakilan masyarakat dari kampung-kampung Kamis (11/5).

Hadir pada kegiatan itu, Tenaga Ahli Komisi IX DPR RI,  Efalina Gultom, Kepala Dinas DPA3KB Provinsi Papua Pegunungan, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Kepala Distrik Pisugi.

Sosialisasi ini dilakukan agar penurunan angka stunting senantiasa dapat dicapai sesuai yang ditargetkan dan peserta sosialisasi juga bukan hanya memiliki pemahaman baru terkait stunting.

“Stunting adalah gagal tumbuh akibat kurangnya asupan gizi, tentu dalam jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolisme dan pertumbuhan fisik pada anak,” ujar Efalina Gultom.

Baca Juga :  Bersihkan Kota Wamena dari Penyakit Masyarakat

Sementara, dalam jangka panjang, dampak stunting adalah sebagai berikut, kesulitan belajar, penyakit jantung dan pembuluh darah.

Dia mengharapkan agar masyarakat dapat membantu pemerintah daerah, berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting yang menjadi harapan bersama. “Kita terus melakukan pencegahan dengan melakukan pendampingan sebelum menikah, sedang hamil, dan saat bayi lahir hingga menginjak usia 2 tahun,” katanya.

Sementara itu, Ramlia Salim SE, M.AP dari DPA3KB Provinsi Papua Pegunungan menjelaskan hari pertama kehidupan berkaitan erat dengan pemenuhan gizi di awal kehidupan anak. Pada gilirannya, ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang sekaligus berpengaruh terhadap kesehatannya.

Pasalnya lanjut Ramlia, akibat kekurangan gizi, ukuran organ lebih kecil, anak lebih pendek, kecerdasan anak terganggu dan saat dewasa akan berisiko mengalami penyakit kronis seperti, jantung, diabetes melitus, hipertensi.

Baca Juga :  Di Wemena, Sekelompok Warga Demo Tolak DOB

Di tempat yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Papua, Narius Auparai, M.Si. menambahkan, masyarakat harus lebih berhati-hati dengan makanan yang membahayakan pertumbuhan anak.

Narius menyebutkan, Papua tanah yang kaya dan subur, hasil-hasil kebun, ikan segar tentu harus disiapkan sebagai makanan tambahan yang tentu bisa memacu proses pertumbuhan anak. “Masa 1000 HPK sangat penting bagi tumbuh kembang anak dan dapat menentukan perkembangan kecerdasan secara jangka panjang,’ terang Narius.(rel/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya