Friday, April 26, 2024
29.7 C
Jayapura

Pengawasan Warga di Jembatan Meteor Diperketat

Rapat Asosiasi Bupati Sepegunungan Tengah Papua di halaman Gedung Wenehule Huby Kantor Otonom Pemda Jayawijaya, Kamis (16/7). ( FOTO: Denny/ Cepos )

WAMENA-Hasil rapat koordinasi Asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah memutuskan untuk memperketat pengawasan warga yang menempuh jalan darat dari Jayapura menuju Yalimo. Dimana di Jembatan  Meteor, perbatasan Kabupaten Yalimo dengan Kabupaten Keerom, akan dibangun Posko Pemeriksaan kesehatan sebagaimana yang ada di Bandara Wamena.  

   Ketua Asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah Papua Befa Yigibalom menyatakan untuk jalan masuk dari Yalimo ke Wamena juga akan dibangun pos untuk melakukan pemeriksaan, sehingga masyarakat dan aparat TNI/Polri siapa saja yang masuk ke Jayawijaya dan keluar dari Jayawijaya diperiksa oleh Tim Kesehatan Jayawijaya yang didukung Asosiasi untuk melakukan rapid test disana.

   “Posko tersebut ada di Distrik Wosilimo. Hal ini karena kabupaten di wilayah Lapago sudah mulai ada pasien Covid -19, sekalipun masih sedikit namun harus bekerja lebih cepat, sehingga masing -masing kabupaten harus membuat posko pemeriksaan di setiap wilayah perbatasan agar warga yang masuk keluar wajib diperiksa.” tegasnya Kamis (16/7) kemarin.

Baca Juga :  Belum Ada Kesepakatan, Tokoh Adat Dilarang Pulang

   Befa juga menyatakan dalam waktu dekat, ia dan Bupati Jayawijaya akan menyurat ke Gubernur Papua, Pangdam, serta Kapolda Papua untuk menempatkan personel kesehatan dan petugas keamanan di Jembatan Meteor, untuk melakukan pemeriksaan bagi warga yang masuk melalui jalan darat.

  “Saya sendiri bersama Bupati Jayawijaya akan bertemu Gubernur, Pangdam dan Kapolda Papua untuk meminta pembatasan langsung oleh TNI /Polri  dan petugas kesehatan di wilayah perbatasan yang bisa dilalui dengan jalan darat, sehingga semua yang ingin masuk ke Yalimo warga dari Kabupaten apa saja di wilayah Lapago wajib rapid test disana.” jelasnya.

   Sementara untuk Bandara Wamena, kata Befa, meski tak ditutup namun harus terus diperketat pengawasannya, sehingga tiap kabupaten wajib untuk mengirimkan petugas medis dan aparat TNI/Polri untuk memback up petugas pemeriksaan dari Jayawijaya di Bandara Wamena.

Baca Juga :  Kemenkumham Pastikan Lapas Wamena Kondusif

  “Kesimpulan yang kami dapatkan dari hasil rapat ini, Bandara Wamena terus diperketat, namun perlu didukung oleh semua kepala daerah di wilayah Lapago untuk membackup personel kesehatan, TNI/Polri ke Wamena,” katanya.

  Secara terpisah mewakili Pemda Yalimo, Asisten II Setda Yalimo Yakobus Mabel  menyatakan pada prinsipnya pihaknya sangat pendukung Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah untuk melakukan rapid test di Wosilimo yang merupakan akses masuk dari jalur darat dari Yalimo ke Wamena.

   “Saat ini tim gugus tugas Kabupaten Yalimo dan pemerintah daerah sedang menangani dan melakukan negosiasi dengan pihak -pihak yang merasa dirugikan dan melakukan protes kepada pemerintah karena beberapa pasien diumumkan reaktif, namun menurut mereka itu tidak benar sehingga mereka melakukan aksi palang kantor Dinas Kesehatan dan rumah Sakit Yalimo,”tutupnya. (jo/tri)

Rapat Asosiasi Bupati Sepegunungan Tengah Papua di halaman Gedung Wenehule Huby Kantor Otonom Pemda Jayawijaya, Kamis (16/7). ( FOTO: Denny/ Cepos )

WAMENA-Hasil rapat koordinasi Asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah memutuskan untuk memperketat pengawasan warga yang menempuh jalan darat dari Jayapura menuju Yalimo. Dimana di Jembatan  Meteor, perbatasan Kabupaten Yalimo dengan Kabupaten Keerom, akan dibangun Posko Pemeriksaan kesehatan sebagaimana yang ada di Bandara Wamena.  

   Ketua Asosiasi Bupati se-Pegunungan Tengah Papua Befa Yigibalom menyatakan untuk jalan masuk dari Yalimo ke Wamena juga akan dibangun pos untuk melakukan pemeriksaan, sehingga masyarakat dan aparat TNI/Polri siapa saja yang masuk ke Jayawijaya dan keluar dari Jayawijaya diperiksa oleh Tim Kesehatan Jayawijaya yang didukung Asosiasi untuk melakukan rapid test disana.

   “Posko tersebut ada di Distrik Wosilimo. Hal ini karena kabupaten di wilayah Lapago sudah mulai ada pasien Covid -19, sekalipun masih sedikit namun harus bekerja lebih cepat, sehingga masing -masing kabupaten harus membuat posko pemeriksaan di setiap wilayah perbatasan agar warga yang masuk keluar wajib diperiksa.” tegasnya Kamis (16/7) kemarin.

Baca Juga :  Amankan Pasar, Rutin Razia Sajam dan Miras

   Befa juga menyatakan dalam waktu dekat, ia dan Bupati Jayawijaya akan menyurat ke Gubernur Papua, Pangdam, serta Kapolda Papua untuk menempatkan personel kesehatan dan petugas keamanan di Jembatan Meteor, untuk melakukan pemeriksaan bagi warga yang masuk melalui jalan darat.

  “Saya sendiri bersama Bupati Jayawijaya akan bertemu Gubernur, Pangdam dan Kapolda Papua untuk meminta pembatasan langsung oleh TNI /Polri  dan petugas kesehatan di wilayah perbatasan yang bisa dilalui dengan jalan darat, sehingga semua yang ingin masuk ke Yalimo warga dari Kabupaten apa saja di wilayah Lapago wajib rapid test disana.” jelasnya.

   Sementara untuk Bandara Wamena, kata Befa, meski tak ditutup namun harus terus diperketat pengawasannya, sehingga tiap kabupaten wajib untuk mengirimkan petugas medis dan aparat TNI/Polri untuk memback up petugas pemeriksaan dari Jayawijaya di Bandara Wamena.

Baca Juga :  Pemda Yapen Pacu Pembangunan Jalan Produksi

  “Kesimpulan yang kami dapatkan dari hasil rapat ini, Bandara Wamena terus diperketat, namun perlu didukung oleh semua kepala daerah di wilayah Lapago untuk membackup personel kesehatan, TNI/Polri ke Wamena,” katanya.

  Secara terpisah mewakili Pemda Yalimo, Asisten II Setda Yalimo Yakobus Mabel  menyatakan pada prinsipnya pihaknya sangat pendukung Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah untuk melakukan rapid test di Wosilimo yang merupakan akses masuk dari jalur darat dari Yalimo ke Wamena.

   “Saat ini tim gugus tugas Kabupaten Yalimo dan pemerintah daerah sedang menangani dan melakukan negosiasi dengan pihak -pihak yang merasa dirugikan dan melakukan protes kepada pemerintah karena beberapa pasien diumumkan reaktif, namun menurut mereka itu tidak benar sehingga mereka melakukan aksi palang kantor Dinas Kesehatan dan rumah Sakit Yalimo,”tutupnya. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya