Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Warga Gome Minta Perlindungan Keamanan

100-an Warga Datangi Kediaman Bupati Puncak

JAYAPURA-Pasca kontak tembak antara KKB dengan aparat TNI-Polri di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, Selasa (15/8), membuat sebagian besar warga ketakutan.

Akibatnya ada yang terpaksa tidur di hutan atau keluar dari Distrik Gome ke Distril Ilaga.
Akibat kontak tembak yang mengakibatkan sejumlah honai milik warga terbakar, 100-an perwakilan warga Distrik Gome mendatangi kediaman Bupati Puncak di Ilaga, Rabu (16/8) sekira pukul 09.00 WIT.

Kedatangan mereka diterima Bupati Puncak Willem Wandik, SE., M.Si., didampingi Kapolres Puncak Kompol.I Nyoman Punia dan Kasdim 1714/Puncak Jaya, Mayor Inf. Inra Surya, S.Pd.
Di hadapan Bupati Willem Wandik, warga menyampaikan terkait honai mereka yang terbakar serta warga yang mengungsi karena takut.

Salah satu perwakilan warga Pudimus Alom, S.Sos., mengatakan kontak tembak antara TNI-Polri dan KKB di Distrik Gome, merupakan kejadian yang tidak diduga dan tidak diharapkan warga.

Baca Juga :  Marak Aksi Curas, Polisi Petakan Kerawanan 

“Kami tidak harapkan demikian namun sudah terjadi dan membuat kami kaget derta takut sehingga tidur di luar. Untuk itu, kami ke sini perwakilan warga minta bupati, Kapolres dan Dandim, mohon jaminan keamanan dulu, sehingga kami usahakan datangkan masyarakt ke sini dulu, untuk ikut ucapara dulu,” tuturnya.

“Persoalan TNI-Polri dan KKB, kami tidak bicara soal itu. Urusan mereka, kami tidak peduli. Dimana yang kami peduli adalah warga yang sementara tidur di luar. Kami hanya minta jaminan keamanan,” sambungnya.

Sementara itu, Bupati Puncak, Willem Wandik mengaku sudah berkoordinasi dengan Kapolres dan Dandim, dimana sementara ini sudah dilakukan cooling down.

“Jika ada yang bilang ada korban itu isu, sebab sampai saat ini tidak ada korban setelah saya dapat laporan dari Kapolres dan pihak rumah sakit,” ujarnya.

Baca Juga :  Bupati dan Wabup Jayawijaya Berpamitan

Bupati Willem Wandik menyampaikan bahwa pasca peringatan HUT ke-78 RI, akan dilakukan pendataan rumah warga atau honai. Selain itu juga dilakukan investigasi dari aparat keamanan, sehingga akan dilakukan langkah-langkah selanjutnya untuk membantu warga di Distrik Gome yang terdampak kontak tembak TNI-Polri dengan KKB.

“Harapan saya hari ini tidak ada lagi kontak senjata atau bunyi senjata, sehingga kami bisa laksanakan upacara 17 Agustus. Soal honai dan warga yang tidur di luar, kita akan koordinasi setelah upacara,” tutupnya.

Di tempat yang sama, Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia, S.Sos , mengatakan sejauh ini aparat keamanan tetap menjamin keamanan warga Distrik Gome. Namun apabila ada warga Gome yang hendak ke Ilaga, dirinya tidak bisa menghalangi. Namun ia mengingatkan agar semua bersama-sama ikut menjaga keamanan.(nat)

100-an Warga Datangi Kediaman Bupati Puncak

JAYAPURA-Pasca kontak tembak antara KKB dengan aparat TNI-Polri di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, Selasa (15/8), membuat sebagian besar warga ketakutan.

Akibatnya ada yang terpaksa tidur di hutan atau keluar dari Distrik Gome ke Distril Ilaga.
Akibat kontak tembak yang mengakibatkan sejumlah honai milik warga terbakar, 100-an perwakilan warga Distrik Gome mendatangi kediaman Bupati Puncak di Ilaga, Rabu (16/8) sekira pukul 09.00 WIT.

Kedatangan mereka diterima Bupati Puncak Willem Wandik, SE., M.Si., didampingi Kapolres Puncak Kompol.I Nyoman Punia dan Kasdim 1714/Puncak Jaya, Mayor Inf. Inra Surya, S.Pd.
Di hadapan Bupati Willem Wandik, warga menyampaikan terkait honai mereka yang terbakar serta warga yang mengungsi karena takut.

Salah satu perwakilan warga Pudimus Alom, S.Sos., mengatakan kontak tembak antara TNI-Polri dan KKB di Distrik Gome, merupakan kejadian yang tidak diduga dan tidak diharapkan warga.

Baca Juga :  Murka Tiga Pasukannya Tewas, Egi Ancam Warga Keneyam

“Kami tidak harapkan demikian namun sudah terjadi dan membuat kami kaget derta takut sehingga tidur di luar. Untuk itu, kami ke sini perwakilan warga minta bupati, Kapolres dan Dandim, mohon jaminan keamanan dulu, sehingga kami usahakan datangkan masyarakt ke sini dulu, untuk ikut ucapara dulu,” tuturnya.

“Persoalan TNI-Polri dan KKB, kami tidak bicara soal itu. Urusan mereka, kami tidak peduli. Dimana yang kami peduli adalah warga yang sementara tidur di luar. Kami hanya minta jaminan keamanan,” sambungnya.

Sementara itu, Bupati Puncak, Willem Wandik mengaku sudah berkoordinasi dengan Kapolres dan Dandim, dimana sementara ini sudah dilakukan cooling down.

“Jika ada yang bilang ada korban itu isu, sebab sampai saat ini tidak ada korban setelah saya dapat laporan dari Kapolres dan pihak rumah sakit,” ujarnya.

Baca Juga :  Situasi Pegunungan Bintang Terkendali

Bupati Willem Wandik menyampaikan bahwa pasca peringatan HUT ke-78 RI, akan dilakukan pendataan rumah warga atau honai. Selain itu juga dilakukan investigasi dari aparat keamanan, sehingga akan dilakukan langkah-langkah selanjutnya untuk membantu warga di Distrik Gome yang terdampak kontak tembak TNI-Polri dengan KKB.

“Harapan saya hari ini tidak ada lagi kontak senjata atau bunyi senjata, sehingga kami bisa laksanakan upacara 17 Agustus. Soal honai dan warga yang tidur di luar, kita akan koordinasi setelah upacara,” tutupnya.

Di tempat yang sama, Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia, S.Sos , mengatakan sejauh ini aparat keamanan tetap menjamin keamanan warga Distrik Gome. Namun apabila ada warga Gome yang hendak ke Ilaga, dirinya tidak bisa menghalangi. Namun ia mengingatkan agar semua bersama-sama ikut menjaga keamanan.(nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya