Saturday, April 27, 2024
31.7 C
Jayapura

Supiori dan Mamberamo Raya Masih Tinggi Angka Stunting

JAYAPURA-Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Nerius Auparay mengatakan, di Papua terdapat dua kabupaten dengan angka stunting paling tinggi. Kedua wilayah tersebut yakni Kabupaten Supiori dan Mamberamo Raya.

Di tahun 2021, Kabupaten Supiori angka prevalensi stunting hanya 29,5 persen, tapi Tahun 2022, naik menjadi 40,2 persen. Kemudian Kabupaten Mamberamo Raya, di tahun 2022 lalu, angka stunting mengalami kenaikan 6 persen.

Adapun penyebab naiknya angka stunting di dua wilayah tersebut, pertama karena kondisi geografis. Selain itu keterbatasan pusat pelayanan kesehatan, salah satu penyebab tingginya angka stunting di dua wilayah tersebut.

“Karena letak wilayah dari dua kabupaten ini sangat jauh dari pusat provinsi, juga keterbatasan pusat pelayanan, ini juga kendala sehingga angka stunting cukup sulit diatasi,” kata Nerius di Jayapura, Sabtu (13/5).

Baca Juga :  Laporan Program Triwulan IV Resmi Diserahkan ke Inspektorat Kemendagri

Nerius mengatakan, untuk menekan angka prevalensi stunting butuh dorongan berbagai pihak, sebab hal ini tidak dapat diselesaikan hanya mengharapkan BKKBN sendiri, perlu adanya dukungan  pemerintah, baik daerah, provinsi maupun pusat.

Selain itu juga perlu dukungan dari masyarakat itu sendiri, artinya mereka harus mampu memahami langkah atau cara untuk mencegah terjadinya stunting, terutama sebelum maupun saat proses kehamilan.

Diapun menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, terkait persoalan penurunan angka stunting ini.”Kami (BKKBN) bersama pemerintah provinsi telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, memang menyelesaikan perosalan stunting ini butuh waktu,” ujar Nerius.

Nerius mengharapkan, wilayah yang angka stuntingnya masih tinggi, maka perlu didorong, salah satunya masih memberikan sosialisaai kepada masyarakat.”Saya juga berharap agar masyarakat, terutama bagi yang hendak menikah, penting sekali untuk koordinasi dengan petugas kesehatan terkait sosialiasi stunting,”harapnya. (rel/tho)

Baca Juga :  Setahun Lebih, Jatah Beras Bulog Yahukimo Numpuk

JAYAPURA-Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua, Nerius Auparay mengatakan, di Papua terdapat dua kabupaten dengan angka stunting paling tinggi. Kedua wilayah tersebut yakni Kabupaten Supiori dan Mamberamo Raya.

Di tahun 2021, Kabupaten Supiori angka prevalensi stunting hanya 29,5 persen, tapi Tahun 2022, naik menjadi 40,2 persen. Kemudian Kabupaten Mamberamo Raya, di tahun 2022 lalu, angka stunting mengalami kenaikan 6 persen.

Adapun penyebab naiknya angka stunting di dua wilayah tersebut, pertama karena kondisi geografis. Selain itu keterbatasan pusat pelayanan kesehatan, salah satu penyebab tingginya angka stunting di dua wilayah tersebut.

“Karena letak wilayah dari dua kabupaten ini sangat jauh dari pusat provinsi, juga keterbatasan pusat pelayanan, ini juga kendala sehingga angka stunting cukup sulit diatasi,” kata Nerius di Jayapura, Sabtu (13/5).

Baca Juga :  Laporan Program Triwulan IV Resmi Diserahkan ke Inspektorat Kemendagri

Nerius mengatakan, untuk menekan angka prevalensi stunting butuh dorongan berbagai pihak, sebab hal ini tidak dapat diselesaikan hanya mengharapkan BKKBN sendiri, perlu adanya dukungan  pemerintah, baik daerah, provinsi maupun pusat.

Selain itu juga perlu dukungan dari masyarakat itu sendiri, artinya mereka harus mampu memahami langkah atau cara untuk mencegah terjadinya stunting, terutama sebelum maupun saat proses kehamilan.

Diapun menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, terkait persoalan penurunan angka stunting ini.”Kami (BKKBN) bersama pemerintah provinsi telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, memang menyelesaikan perosalan stunting ini butuh waktu,” ujar Nerius.

Nerius mengharapkan, wilayah yang angka stuntingnya masih tinggi, maka perlu didorong, salah satunya masih memberikan sosialisaai kepada masyarakat.”Saya juga berharap agar masyarakat, terutama bagi yang hendak menikah, penting sekali untuk koordinasi dengan petugas kesehatan terkait sosialiasi stunting,”harapnya. (rel/tho)

Baca Juga :  Supiori Prevalensi Stunting Tertinggi se Papua, Pemicunya Adalah Kawin Muda

Berita Terbaru

Artikel Lainnya