Saturday, April 27, 2024
31.7 C
Jayapura

Tunjukkan Gejala Klinis Harus Periksa

Bupati Jayawijaya Jhon R Banua, SE, MSi ( FOTO: Denny/Cepos )

WAMENA- Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua meminta kepada masyarakat untuk bisa memeriksakan diri jika merasa kesehatannya terganggu. Hal ini dilakukan lantaran ditemukan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang positif Corona di wilayah Jayawijaya, sehingga masyarakat perlu mewaspadai dengan menyadari diri untuk melakukan pemeriksaan jika menunjukka gejala klinis seperti Covid-19.

  “Siapapun masyarakat yang merasakan batuk, rasa demam dan sesak nafas sebaiknya cepat ke Puskesmas atau rumah sakit dan posko yang ada untuk memeriksa diri. Ini harus ada kesadaran kita, jangan kita anggap bahwa demam atau batuk biasa.”ungkapnya Senin (13/4) kemarin

  Ia menyatakan meski tidak ada riwayat dari daerah terpapar virus, sekarang ini sudah ada dua OTG tetapi positif. Artinya,  biar tidak pernah keluar pun, kalau  ada batuk atau demam harus periksa ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat untuk memastikan kondisi kesehatannya.

  “Kita tidak tahu siapa yang ditemui, berpapasan di jalan dalam beraktifitas sehingga bagi masyarakat yang merasakan gejala -gejala seperti itu harus dengan kesadaran sendiri memeriksakan kesehatannya agar tidak menularkan kepada orang lain,”bebernya

Baca Juga :  THR dan Gaji 13 Bagi ASN Siap Dicairkan

  Di tempat yang sama Direktur RSUD Wamena Dokter Felly Sahureka mengakui ada  masyarakat yang tidak pernah mengaku bahwa dia baru dari luar Wamena seakan menyembunyikan padahal akan berdampak ke banyak orang.

  “Saya  mohon kejujuran seperti yang disampaikan bupati, mohon kejujuran dari masyarakat untuk memeriksakan diri karena dampaknya ini besar apabila didiamkan,”tuturnya

  Untuk mempermudah pekerjaan tim medis, pihaknya juga minta  supaya yang sempat kontak dengan OTG yang terkonfirmasi positif dan keluarga yang rujukan dari Mamteng juga agar melaporkan diri,  karena kalau mereka ke lapangan ini tidak menutup kemungkinan bisa menularkan kepada orang lain.

 “Butuh kesadaran dari mereka, supaya mereka yang datang di Posko covid di RSUD Wamena melakukan pemeriksaan untuk kebaikan semua orang di Pegunungan Tengah Papua,”tuturnya, 

Baca Juga :  Jelang New Normal, Masih Banyak Warga Tak Patuhi Prokes

  Ia juga memastikan saat ini masih ada satu OTG  yang sedang dikarantina oleh tim Covid -19 , dimana untuk sampel swabnya sudah diambil dan   dikirim ke Litbangkes Provinsi Papua.

   “Ada satu OTG yang sampelnya diragukan, sehingga kita ambil lagi sampelnya untuk dikirim dan itu permintaan dari Litbangkes,”ujarnya

  dr Felly juga minta agar  pasien Covid-19 ini tidak didiskriminasi. Sebab, sebenarnya mereka juga tidak mau untuk sakit, sama seperti orang lain yang negative.  Mastyarakat juga diminta tidak mendiskriminasikan tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 ini. 

  “Kalau petugas kesehatan didiskriminasi, siapa lagi yang akan merawat pasien yang sakit? mungkin ini perlu kami tegaskan,  karena kami punya petugas yang terbatas , siang dan malam harus pantau pasien, tapi mereka itu juga didiskriminasi, sama dengan pasien dan keluarganya,”tegasnya. (jo/tri)

Bupati Jayawijaya Jhon R Banua, SE, MSi ( FOTO: Denny/Cepos )

WAMENA- Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua meminta kepada masyarakat untuk bisa memeriksakan diri jika merasa kesehatannya terganggu. Hal ini dilakukan lantaran ditemukan Orang Tanpa Gejala (OTG) yang positif Corona di wilayah Jayawijaya, sehingga masyarakat perlu mewaspadai dengan menyadari diri untuk melakukan pemeriksaan jika menunjukka gejala klinis seperti Covid-19.

  “Siapapun masyarakat yang merasakan batuk, rasa demam dan sesak nafas sebaiknya cepat ke Puskesmas atau rumah sakit dan posko yang ada untuk memeriksa diri. Ini harus ada kesadaran kita, jangan kita anggap bahwa demam atau batuk biasa.”ungkapnya Senin (13/4) kemarin

  Ia menyatakan meski tidak ada riwayat dari daerah terpapar virus, sekarang ini sudah ada dua OTG tetapi positif. Artinya,  biar tidak pernah keluar pun, kalau  ada batuk atau demam harus periksa ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat untuk memastikan kondisi kesehatannya.

  “Kita tidak tahu siapa yang ditemui, berpapasan di jalan dalam beraktifitas sehingga bagi masyarakat yang merasakan gejala -gejala seperti itu harus dengan kesadaran sendiri memeriksakan kesehatannya agar tidak menularkan kepada orang lain,”bebernya

Baca Juga :  Konflik di Intan Jaya Diminta Segera Diakhiri

  Di tempat yang sama Direktur RSUD Wamena Dokter Felly Sahureka mengakui ada  masyarakat yang tidak pernah mengaku bahwa dia baru dari luar Wamena seakan menyembunyikan padahal akan berdampak ke banyak orang.

  “Saya  mohon kejujuran seperti yang disampaikan bupati, mohon kejujuran dari masyarakat untuk memeriksakan diri karena dampaknya ini besar apabila didiamkan,”tuturnya

  Untuk mempermudah pekerjaan tim medis, pihaknya juga minta  supaya yang sempat kontak dengan OTG yang terkonfirmasi positif dan keluarga yang rujukan dari Mamteng juga agar melaporkan diri,  karena kalau mereka ke lapangan ini tidak menutup kemungkinan bisa menularkan kepada orang lain.

 “Butuh kesadaran dari mereka, supaya mereka yang datang di Posko covid di RSUD Wamena melakukan pemeriksaan untuk kebaikan semua orang di Pegunungan Tengah Papua,”tuturnya, 

Baca Juga :  Pokok Pikiran Dewan akan Ditindaklanjuti dalam APBD

  Ia juga memastikan saat ini masih ada satu OTG  yang sedang dikarantina oleh tim Covid -19 , dimana untuk sampel swabnya sudah diambil dan   dikirim ke Litbangkes Provinsi Papua.

   “Ada satu OTG yang sampelnya diragukan, sehingga kita ambil lagi sampelnya untuk dikirim dan itu permintaan dari Litbangkes,”ujarnya

  dr Felly juga minta agar  pasien Covid-19 ini tidak didiskriminasi. Sebab, sebenarnya mereka juga tidak mau untuk sakit, sama seperti orang lain yang negative.  Mastyarakat juga diminta tidak mendiskriminasikan tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19 ini. 

  “Kalau petugas kesehatan didiskriminasi, siapa lagi yang akan merawat pasien yang sakit? mungkin ini perlu kami tegaskan,  karena kami punya petugas yang terbatas , siang dan malam harus pantau pasien, tapi mereka itu juga didiskriminasi, sama dengan pasien dan keluarganya,”tegasnya. (jo/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya