Minta Audiensi Dengan Kepala PUPR, Pengusaha OAP DiKeroyok Sekelompok Massa

  WAMENA– Aksi premanisme warnai rencana audiensi pengusahaa OAP bersama dengan kepala Dinas PUPR Provinsi Papua Pegunungan, dimana seorang orang pengusaha asli Papua dihadang dan dipukuli oleh sekelompok massa yang didatangkan oleh Organisasi Himpunan Pengusaha Orang Asli Papua Pegunungan (HP OAPP) sehingga masalah ini harus di bawah ke ranah kepolisian.

  Ketua Pengusahaan OAP Jhon Matuan Menyatakan pihaknya sama sekali tidak mencurigai jika ketua dan sekretaris HP OAPP melakukan tindakan premanisme seperti itu karena dua organisasi ini sama menyurakan kepentingan pengusaha OAP, namun sangat disayangkan karena yang melakukan aksi pengeroyokan oleh masyarakat umum yang disiapkan dan bukan pengusaha yang diminta untuk menjaga kantor tersebut.

  “Tujuan kita untuk melakukan aksi di kantor Dinas PUPR itu untuk melakukan Audiensi dengan kepala Dinas PUPR Provinsi Pegunungan  untuk meminta paket pekerjaan untuk OAP di bawah Rp 2,5 Milyar itu wajib di kelola OAP, Provinsi ini datang untuk anak -anak OAP ini,”ungkapnya saat ditemui di SPKT Polres Jayawijaya Selasa (11/6)

  Menurutnya, aksi pemukulan terhadap seorang pengusaha OAP ini sangat disayangkan, dan yang jadi pertanyaan siapa yang memobilisasi masyarakat untuk menduduki kantor Dinas PUPR dan melakukan aksi premanisme, kasus pengeroyokan ini diluar dari agenda.

“kita meminta kepada  Kepolisian untuk memediasi kita pengusaha OAP dan HP OAPP untuk menyelesaikan masalah ini, sebab kalau dilihat undang -undang menjamin untuk menyatakan pendapat dimuka umum, hari ini kita bicara nasib dan tidak mengajak mereka perang,” jelas Jhon Matuan

  Ia juga mengaku, kontraktor OAP yang di keroyok di kantor PUPR Provinsi Papua pegunungan di Jalan Hom -hom yakni Benny Hilapok, oleh sekelompok masyarakat yang di mobilisasi oleh Ketua HP OAPP Pandimur Yikwa dan Sekretaris HP OAPP Simson Asso karena pada saat aksi itu mereka ada disana sehingga keduanya harus bertanggungjawab.

“saya sekarang pertegas kalau PJ Gubernur Main -main, saya disini Jhon Matuan, dan kaka yang menjadi korban benny Hilapok yang merupakan anak asli Jayawijaya, nanti pembangunan kantor Gubernur tak akan jalan, kita bukan orang luar yang bicara,” tegasnya

  WAMENA– Aksi premanisme warnai rencana audiensi pengusahaa OAP bersama dengan kepala Dinas PUPR Provinsi Papua Pegunungan, dimana seorang orang pengusaha asli Papua dihadang dan dipukuli oleh sekelompok massa yang didatangkan oleh Organisasi Himpunan Pengusaha Orang Asli Papua Pegunungan (HP OAPP) sehingga masalah ini harus di bawah ke ranah kepolisian.

  Ketua Pengusahaan OAP Jhon Matuan Menyatakan pihaknya sama sekali tidak mencurigai jika ketua dan sekretaris HP OAPP melakukan tindakan premanisme seperti itu karena dua organisasi ini sama menyurakan kepentingan pengusaha OAP, namun sangat disayangkan karena yang melakukan aksi pengeroyokan oleh masyarakat umum yang disiapkan dan bukan pengusaha yang diminta untuk menjaga kantor tersebut.

  “Tujuan kita untuk melakukan aksi di kantor Dinas PUPR itu untuk melakukan Audiensi dengan kepala Dinas PUPR Provinsi Pegunungan  untuk meminta paket pekerjaan untuk OAP di bawah Rp 2,5 Milyar itu wajib di kelola OAP, Provinsi ini datang untuk anak -anak OAP ini,”ungkapnya saat ditemui di SPKT Polres Jayawijaya Selasa (11/6)

  Menurutnya, aksi pemukulan terhadap seorang pengusaha OAP ini sangat disayangkan, dan yang jadi pertanyaan siapa yang memobilisasi masyarakat untuk menduduki kantor Dinas PUPR dan melakukan aksi premanisme, kasus pengeroyokan ini diluar dari agenda.

“kita meminta kepada  Kepolisian untuk memediasi kita pengusaha OAP dan HP OAPP untuk menyelesaikan masalah ini, sebab kalau dilihat undang -undang menjamin untuk menyatakan pendapat dimuka umum, hari ini kita bicara nasib dan tidak mengajak mereka perang,” jelas Jhon Matuan

  Ia juga mengaku, kontraktor OAP yang di keroyok di kantor PUPR Provinsi Papua pegunungan di Jalan Hom -hom yakni Benny Hilapok, oleh sekelompok masyarakat yang di mobilisasi oleh Ketua HP OAPP Pandimur Yikwa dan Sekretaris HP OAPP Simson Asso karena pada saat aksi itu mereka ada disana sehingga keduanya harus bertanggungjawab.

“saya sekarang pertegas kalau PJ Gubernur Main -main, saya disini Jhon Matuan, dan kaka yang menjadi korban benny Hilapok yang merupakan anak asli Jayawijaya, nanti pembangunan kantor Gubernur tak akan jalan, kita bukan orang luar yang bicara,” tegasnya