Monday, April 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Waspada! Pemilu Juga Bisa Jadi Pemecah

Ketua DPR Papua, Dr Yunus Wonda

PUNCAK JAYA – Ketua DPR Papua, Dr Yunus Wonda mengingatkan masyarakat bahwa Pemilu yang akan diselenggarakan pada 17 April mendatang bisa memberi sejumlah efek. Bila disikapi sebagai proses mencari pemimpin ataupun wakil rakyat lewat proses demokrasi yang sehat tentunya bisa menjadi pembelajaran dan efek positif pada perkembangan demokrasi di Papua. Namun bila disikapi sebagai momentum hanya untuk mencari siapa menang siapa kalah dengan berbagai cara maka Pemilu hanya akan menjadi biang perpecahan.

 “Masyarakat harus paham, jangan karena politik, karena Pemilu kita justru terpecah. Ini hanya sebuah pesta bersama dan kita belajar bersama bagaimana berdemokrasi. Jangan karena beda pilihan akhirnya merusak semua tatanan yang sudah ada selama ini,” kata Yunus Wonda saat menemui konstituennya di Mulia, Puncak Jaya, Kamis (11/4) kemarin. 

Baca Juga :  Lebih Aman Tetap Tinggal di Kampung

  Ia meminta masyarakat harus tetap bijak meski sikap kedaerahan yang erat dengan kekerabatan dan kesukuan bisa menggiring semua proses pemilihan ditujukan untuk kandidat tertentu. Namun kondisi tersebut tak harus menjadikan siapa yang berbeda pilihan harus saling bermusuhan. 

  “Jadi politik ini juga berbahaya kalau salah menafsirkan. Antar keluarga, antar suku atau bahkan antar agama bisa saling bermusuhan karena beda pilihan. Padahal setelah ini harusnya semua kembali seperti biasa, jangan justru sebaliknya. Menjadi musuh, itu tak boleh,” pintanya. 

  Di sini ia juga meminta agar masyarakat tidak terpancing dengan situasi daerah jika ada yang dengan sengaja ingin mengacaukan agenda Pemilu. “Tidak usah ikut-ikutan, tetap pada komitmen bersama bagaimana menciptakan Pemilu yang tidak menciptakan masalah. Kita harus belajar dari yang sudah-sudah,” imbuhnya. (ade/tri)

Baca Juga :  Dana Desa Tahap Pertama Mulai Dicairkan
Ketua DPR Papua, Dr Yunus Wonda

PUNCAK JAYA – Ketua DPR Papua, Dr Yunus Wonda mengingatkan masyarakat bahwa Pemilu yang akan diselenggarakan pada 17 April mendatang bisa memberi sejumlah efek. Bila disikapi sebagai proses mencari pemimpin ataupun wakil rakyat lewat proses demokrasi yang sehat tentunya bisa menjadi pembelajaran dan efek positif pada perkembangan demokrasi di Papua. Namun bila disikapi sebagai momentum hanya untuk mencari siapa menang siapa kalah dengan berbagai cara maka Pemilu hanya akan menjadi biang perpecahan.

 “Masyarakat harus paham, jangan karena politik, karena Pemilu kita justru terpecah. Ini hanya sebuah pesta bersama dan kita belajar bersama bagaimana berdemokrasi. Jangan karena beda pilihan akhirnya merusak semua tatanan yang sudah ada selama ini,” kata Yunus Wonda saat menemui konstituennya di Mulia, Puncak Jaya, Kamis (11/4) kemarin. 

Baca Juga :  Lebih Aman Tetap Tinggal di Kampung

  Ia meminta masyarakat harus tetap bijak meski sikap kedaerahan yang erat dengan kekerabatan dan kesukuan bisa menggiring semua proses pemilihan ditujukan untuk kandidat tertentu. Namun kondisi tersebut tak harus menjadikan siapa yang berbeda pilihan harus saling bermusuhan. 

  “Jadi politik ini juga berbahaya kalau salah menafsirkan. Antar keluarga, antar suku atau bahkan antar agama bisa saling bermusuhan karena beda pilihan. Padahal setelah ini harusnya semua kembali seperti biasa, jangan justru sebaliknya. Menjadi musuh, itu tak boleh,” pintanya. 

  Di sini ia juga meminta agar masyarakat tidak terpancing dengan situasi daerah jika ada yang dengan sengaja ingin mengacaukan agenda Pemilu. “Tidak usah ikut-ikutan, tetap pada komitmen bersama bagaimana menciptakan Pemilu yang tidak menciptakan masalah. Kita harus belajar dari yang sudah-sudah,” imbuhnya. (ade/tri)

Baca Juga :  LMA Pastikan 1 Juni Upacara dengan Nuansa Adat

Berita Terbaru

Artikel Lainnya