Thursday, April 25, 2024
26.7 C
Jayapura

Harga BBM di Tolikara Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu/Liter

Tolikara-Sama seperti daerah pedalaman lain di Papua, masalah klasik ini tak pernah habis dibahas, yakni melonjaknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak Desember 2021 hingga Januari 2022 ini. Harga bensin saat ini di Kota Karubaga, pusat ibu kota Kabupaten Tolikara mencapai Rp 50 ribu perliter, sementara harga solar Rp 40 ribu perliter.

Terkait hal ini, Persatuan Abang Ojek Tolikara minta kepada pemerintah pusat terutama Presiden Joko Widodo agar menyikapi harga BBM yang melonjak sebesar Rp 50 ribu perliter di Kota Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara.

Harga BBM itu melonjak akibat pasokan BBM bersubsidi pemerintah pusat yang biasa didistribusikan dari Timika terhenti, sementara pasokan BBM dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya berkurang.

Baca Juga :  Harga Pertamax Dikabarkan Naik Mulai Besok

Ketua Persatuan Abag Ojek Kabupaten Tolikara, Cristian Kogoya mengatakan, banyak abang ojek enggan mengisi bensin di kendaraan mereka penuh karena berharap harga akan menurun. Pendapatan para abang ojekpun setiap hari menurun jauh karena sepinya penumpang akibat mahalnya ongkos angkutan.

Saat menjelang Natal 2021 kemarin masyarakat dari kampung yang harus membeli kebutuhan Natal di Kota Karubaga harus menyewa ojek dengan ongkos sewa lebih mahal dari biasanya.

Distrik Goyage misalnya, salah satu distrik terdekat berjarak lebih dari 15 kilo dari Kota Barubaga, ongkos ojek sebelumnya Rp 200 ribu, sekarang naik Rp 400 ribu.

Ketua Pangkalan Ojek Cris Kogoya mengatakan, harga minyak ini menjadi beban bagi komunitas abang ojek yang berpenghasilan rendah.

Baca Juga :  Pertamina Imbau Masyarakat Isi BBM Sesuai Kebutuhan

“Mahalnya BBM ini membuat masyarakat dari kampung sulit ke kota untuk menjual hasil pertanian dan membeli kebutuhan rumah tangganya,” kata Cris Kogoya.

Sementara itu, Galih salah satu warga pendatang yang berprofesi sebagai abang ojek lebih dari tiga tahun di Tolikara mangaku sebagai warga pendatang merasa kasihan kepada masyarakat dan abang ojek karena harga BBM melonjak dua hingga lima kali lipat, dulunya harga solar dan bensin sekira Rp 25 ribu perliter, saat ini melonjak 50 ribu perliter  di Kota Karubaga, sedangkan distrik pelosok yang sebelumnya harga BBM Rp 50 ribu perliter, sekarang melonjak tinggi menjadi Rp 100 ribu perlitar.(dewa)*

Tolikara-Sama seperti daerah pedalaman lain di Papua, masalah klasik ini tak pernah habis dibahas, yakni melonjaknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sejak Desember 2021 hingga Januari 2022 ini. Harga bensin saat ini di Kota Karubaga, pusat ibu kota Kabupaten Tolikara mencapai Rp 50 ribu perliter, sementara harga solar Rp 40 ribu perliter.

Terkait hal ini, Persatuan Abang Ojek Tolikara minta kepada pemerintah pusat terutama Presiden Joko Widodo agar menyikapi harga BBM yang melonjak sebesar Rp 50 ribu perliter di Kota Karubaga, ibu kota Kabupaten Tolikara.

Harga BBM itu melonjak akibat pasokan BBM bersubsidi pemerintah pusat yang biasa didistribusikan dari Timika terhenti, sementara pasokan BBM dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya berkurang.

Baca Juga :  Bupati Mediasi Dugaan Penyalahgunaan Dana Desa

Ketua Persatuan Abag Ojek Kabupaten Tolikara, Cristian Kogoya mengatakan, banyak abang ojek enggan mengisi bensin di kendaraan mereka penuh karena berharap harga akan menurun. Pendapatan para abang ojekpun setiap hari menurun jauh karena sepinya penumpang akibat mahalnya ongkos angkutan.

Saat menjelang Natal 2021 kemarin masyarakat dari kampung yang harus membeli kebutuhan Natal di Kota Karubaga harus menyewa ojek dengan ongkos sewa lebih mahal dari biasanya.

Distrik Goyage misalnya, salah satu distrik terdekat berjarak lebih dari 15 kilo dari Kota Barubaga, ongkos ojek sebelumnya Rp 200 ribu, sekarang naik Rp 400 ribu.

Ketua Pangkalan Ojek Cris Kogoya mengatakan, harga minyak ini menjadi beban bagi komunitas abang ojek yang berpenghasilan rendah.

Baca Juga :  Pertalite Bakal Dihapus, Baru Kajian dari Pertamina

“Mahalnya BBM ini membuat masyarakat dari kampung sulit ke kota untuk menjual hasil pertanian dan membeli kebutuhan rumah tangganya,” kata Cris Kogoya.

Sementara itu, Galih salah satu warga pendatang yang berprofesi sebagai abang ojek lebih dari tiga tahun di Tolikara mangaku sebagai warga pendatang merasa kasihan kepada masyarakat dan abang ojek karena harga BBM melonjak dua hingga lima kali lipat, dulunya harga solar dan bensin sekira Rp 25 ribu perliter, saat ini melonjak 50 ribu perliter  di Kota Karubaga, sedangkan distrik pelosok yang sebelumnya harga BBM Rp 50 ribu perliter, sekarang melonjak tinggi menjadi Rp 100 ribu perlitar.(dewa)*

Berita Terbaru

Artikel Lainnya