Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Bupati Yuni Wonda Launching Buku Berjudul Damai Diantara Pusaran Konflik Papua

MULIA-Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI-Polri, instansi vertikal dan Ormas memadati Aula Sasana Kawonak, Kantor Bupati Puncak Jaya Pagaleme untuk mengikuti launching sekaligus bedah buku karya emas Bupati Puncak Jaya, Dr. Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM, Jumat, (1/7), kemarin.

Buku yang berjudul Damai Diantara Pusaran Konflik Papua adalah merupakan kajian akademis dan fakta meredanya konflik vertikal di Kabupaten Puncak Jaya, menarik berbagai kalangan baik akademisi, birokrat, TNI-Polri, pengamat sosial, bahkan masyarakat untuk menggali isi dari buku tersebut.

Hadir dalam kegiatan itu, Bupati Dr. Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM selaku sang penulis, didampingi Ketua TP-PKK Puncak Jaya, Ny Ursula Wonda, S. KM, M. Kes. Hadir pula Sekda Tumiran, S.Sos, M.AP, didampingi Ketua DWP PJ Manikem, S.Sos, M.AP.

Dari jajaran keamanan, Kapolres Puncak Jaya AKBP. Kuswara, SH, SIK, Dandim 1714/PJ yang diwakili Pasi Ops Kodim 1714/PJ, Kapt. Inf. Daniel Sine, pimpinan instansi vertikal dan BUMD. Selain itu, hadir pula Danyon 301/PKS Letkol Inf. M. S Fanany dan Danyon 113/Jaya Sakti Letkol Inf. Sapto Broto.

Diawali dengan perkenalan singkat, Sekda menuturkan bahwa rekam jejak akademik dan profesi Dr. Yuni Wonda sudah sangat teruji dan berpengalaman.

Perlu diketahui bahwa Buku ‘Damai Diantara Pusaran Konflik Papua’ merupakan metode Bupati Dr. Yuni dalam melakukan pendekatan kepada kelompok sparatis tersebut dengan mengedepankan pendekatan humanis telah mendapatkan pujian dan apresiasi dari Guru Besar IPDN dan pejabat di Kementerian Pusat, bahkan Panglima TNI dan Kapolri.

Dirinya juga membeberkan bahwa bukunya sudah dicetak sebanyak 5.000 eks dan nantinya akan diedarkan di seluruh gerai Gramedia. Selain itu bahkan telah dicetak dalam bahasa Inggris untuk dinikmati oleh berbagai kalangan dan pembaca multinasional.

Baca Juga :  497 Tenaga Honorer K2 Pemda Yalimo Mulai Ikuti Test CASN  Selama 3 Hari

Peserta yang hadir yang terdiri dari ASN, Pemuda maupun pihak TNI-Polri sangat antusias bertanya dan menggali secara detail mulai dari tips dan metode kepemimpinan yang dipakai oleh Bupati Dr. Yuni yang telah berhasil meredam konflik di Puncak Jaya serta tantangan yang dihadapi. Pujian dan masukan serta apresiasi dari tokoh agama dan pemuda silih berganti dalam diskusi.

Acara yang dikemas dalam Coffee Morning itu, oleh Dr. Yuni Wonda secara resmi membagikan beberapa buku yang khusus ditandatanganinya secara langsung kepada peserta yang ikut bertanya. Tak hanya itu, seluruh peserta bedah buku ikut kebagian buku yang saat ini merupakan incaran hasil penelitian dirinya saat menyusun Desertasi Gelar Doktor S-3 Uncen Jayapura beberapa waktu lalu.

Temin Enumbi, Kepala Bappeda berkomentar bahwa launching buku ini adalah yang pertama dalam Sejarah Puncak Jaya. Karena di sinilah tempat mencetak pemimpin Papua. Kedepan dirinya berharap hal ini adalah awal bagi anak daerah untuk memacu diri dan termotivasi menghasilkan karya dan kajian akademik baru yang bernilai manfaat bagi orang Papua.

Dalam momen itu Bupati juga tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Akbar Silo selaku mentor beliau dalam memberikan suport dan semangat dalam menerbitkan buku dari hasil disertasinya. Selain itu, para gembala dan tua-tua gereja GIDI sebagai guru spiritual dengan doa-doanya ikut diungkapkan menjadi sosok dibalik suksesnya pencapaian dirinya hari ini.

Bupati merencanakan akan menggelar bedah buku dengan skala yang lebih besar dengan melibatkan guru besar dan kaum akademisi dengan harapan agar semakin banyak pihak yang bisa memetik pelajaran dari Best Practice pendekatan humanis di Puncak Jaya.

Baca Juga :  Tak Diizinkan Berangkat Apabila Identitas di Tiket dan KTP Penumpang Berbeda

Bedah buku yang berlangsung selama empat jam itu, jika disimak serius, penuh dengan “daging” dan nilai moral dan sekelumit perjalanan sejarah Puncak Jaya. Diakhir acara Bupati memberikan kunci sukses agar peran kepemimpinan (leadership) setiap pribadi dengan komunikasi berlandaskan jiwa humanis, adil, netral dan manusiawi harus dikedepankan dalam penyelesaian berbagai persoalan ditengah-tengah masyarakat. “Sebagai pemimpin jangan kita membeda-bedakan siapa pun, baik suku, agama, ras, institusi, latar belakang pendidikan, dsb. Kalau itu kita pegang, semua masalah akan terselesaikan” ujarnya.

Dituturkan oleh salah seorang perwira TNI mengatakan, “kalau yang menulis adalah orang luar Papua dan bukan pelaku (birokrat), kami masih ragu meski dengan teori dan kajian yang hebat. Tapi karena yang menulis adalah anak asli Papua/putra Lani sekaligus praktisi langsung serta kita lihat bukti di lapangan Puncak Jaya selama dipimpin Bupati dalam keadaan aman, maka kami sangat yakin dan percaya ini adalah fakta” jelasnya.

Dalam bedah buku tersebut, Bupati Dr. Yuni didampingi Sekda selaku moderator mengharapkan bukunya dapat menjadi pedoman atau panduan bagi kaum birokrat maupun pihak keamanan dalam melakukan pelaksanaan tugas dan pelayanan yang berhubungan dengan masyarakat.

“Saya harap buku ini bisa menjadi pedoman bagi pihak keamanan maupun pemerintah daerah serta pemerintah pusat dalam mengambil tindakan dan kebijakan yang menyangkut pembangunan di Papua khususnya terhadap perjuangan kelompok sparatis di Papua” pungkasnya. (*)

MULIA-Sejumlah Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI-Polri, instansi vertikal dan Ormas memadati Aula Sasana Kawonak, Kantor Bupati Puncak Jaya Pagaleme untuk mengikuti launching sekaligus bedah buku karya emas Bupati Puncak Jaya, Dr. Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM, Jumat, (1/7), kemarin.

Buku yang berjudul Damai Diantara Pusaran Konflik Papua adalah merupakan kajian akademis dan fakta meredanya konflik vertikal di Kabupaten Puncak Jaya, menarik berbagai kalangan baik akademisi, birokrat, TNI-Polri, pengamat sosial, bahkan masyarakat untuk menggali isi dari buku tersebut.

Hadir dalam kegiatan itu, Bupati Dr. Yuni Wonda, S.Sos, S.IP, MM selaku sang penulis, didampingi Ketua TP-PKK Puncak Jaya, Ny Ursula Wonda, S. KM, M. Kes. Hadir pula Sekda Tumiran, S.Sos, M.AP, didampingi Ketua DWP PJ Manikem, S.Sos, M.AP.

Dari jajaran keamanan, Kapolres Puncak Jaya AKBP. Kuswara, SH, SIK, Dandim 1714/PJ yang diwakili Pasi Ops Kodim 1714/PJ, Kapt. Inf. Daniel Sine, pimpinan instansi vertikal dan BUMD. Selain itu, hadir pula Danyon 301/PKS Letkol Inf. M. S Fanany dan Danyon 113/Jaya Sakti Letkol Inf. Sapto Broto.

Diawali dengan perkenalan singkat, Sekda menuturkan bahwa rekam jejak akademik dan profesi Dr. Yuni Wonda sudah sangat teruji dan berpengalaman.

Perlu diketahui bahwa Buku ‘Damai Diantara Pusaran Konflik Papua’ merupakan metode Bupati Dr. Yuni dalam melakukan pendekatan kepada kelompok sparatis tersebut dengan mengedepankan pendekatan humanis telah mendapatkan pujian dan apresiasi dari Guru Besar IPDN dan pejabat di Kementerian Pusat, bahkan Panglima TNI dan Kapolri.

Dirinya juga membeberkan bahwa bukunya sudah dicetak sebanyak 5.000 eks dan nantinya akan diedarkan di seluruh gerai Gramedia. Selain itu bahkan telah dicetak dalam bahasa Inggris untuk dinikmati oleh berbagai kalangan dan pembaca multinasional.

Baca Juga :  497 Tenaga Honorer K2 Pemda Yalimo Mulai Ikuti Test CASN  Selama 3 Hari

Peserta yang hadir yang terdiri dari ASN, Pemuda maupun pihak TNI-Polri sangat antusias bertanya dan menggali secara detail mulai dari tips dan metode kepemimpinan yang dipakai oleh Bupati Dr. Yuni yang telah berhasil meredam konflik di Puncak Jaya serta tantangan yang dihadapi. Pujian dan masukan serta apresiasi dari tokoh agama dan pemuda silih berganti dalam diskusi.

Acara yang dikemas dalam Coffee Morning itu, oleh Dr. Yuni Wonda secara resmi membagikan beberapa buku yang khusus ditandatanganinya secara langsung kepada peserta yang ikut bertanya. Tak hanya itu, seluruh peserta bedah buku ikut kebagian buku yang saat ini merupakan incaran hasil penelitian dirinya saat menyusun Desertasi Gelar Doktor S-3 Uncen Jayapura beberapa waktu lalu.

Temin Enumbi, Kepala Bappeda berkomentar bahwa launching buku ini adalah yang pertama dalam Sejarah Puncak Jaya. Karena di sinilah tempat mencetak pemimpin Papua. Kedepan dirinya berharap hal ini adalah awal bagi anak daerah untuk memacu diri dan termotivasi menghasilkan karya dan kajian akademik baru yang bernilai manfaat bagi orang Papua.

Dalam momen itu Bupati juga tak lupa menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Akbar Silo selaku mentor beliau dalam memberikan suport dan semangat dalam menerbitkan buku dari hasil disertasinya. Selain itu, para gembala dan tua-tua gereja GIDI sebagai guru spiritual dengan doa-doanya ikut diungkapkan menjadi sosok dibalik suksesnya pencapaian dirinya hari ini.

Bupati merencanakan akan menggelar bedah buku dengan skala yang lebih besar dengan melibatkan guru besar dan kaum akademisi dengan harapan agar semakin banyak pihak yang bisa memetik pelajaran dari Best Practice pendekatan humanis di Puncak Jaya.

Baca Juga :  Barisan Legenda Ingin Hidupkan Persiwa Wamena 

Bedah buku yang berlangsung selama empat jam itu, jika disimak serius, penuh dengan “daging” dan nilai moral dan sekelumit perjalanan sejarah Puncak Jaya. Diakhir acara Bupati memberikan kunci sukses agar peran kepemimpinan (leadership) setiap pribadi dengan komunikasi berlandaskan jiwa humanis, adil, netral dan manusiawi harus dikedepankan dalam penyelesaian berbagai persoalan ditengah-tengah masyarakat. “Sebagai pemimpin jangan kita membeda-bedakan siapa pun, baik suku, agama, ras, institusi, latar belakang pendidikan, dsb. Kalau itu kita pegang, semua masalah akan terselesaikan” ujarnya.

Dituturkan oleh salah seorang perwira TNI mengatakan, “kalau yang menulis adalah orang luar Papua dan bukan pelaku (birokrat), kami masih ragu meski dengan teori dan kajian yang hebat. Tapi karena yang menulis adalah anak asli Papua/putra Lani sekaligus praktisi langsung serta kita lihat bukti di lapangan Puncak Jaya selama dipimpin Bupati dalam keadaan aman, maka kami sangat yakin dan percaya ini adalah fakta” jelasnya.

Dalam bedah buku tersebut, Bupati Dr. Yuni didampingi Sekda selaku moderator mengharapkan bukunya dapat menjadi pedoman atau panduan bagi kaum birokrat maupun pihak keamanan dalam melakukan pelaksanaan tugas dan pelayanan yang berhubungan dengan masyarakat.

“Saya harap buku ini bisa menjadi pedoman bagi pihak keamanan maupun pemerintah daerah serta pemerintah pusat dalam mengambil tindakan dan kebijakan yang menyangkut pembangunan di Papua khususnya terhadap perjuangan kelompok sparatis di Papua” pungkasnya. (*)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya