Friday, March 29, 2024
25.7 C
Jayapura

Banjir dan Longsor Belum Dapat Perhatian dari Pemerintah

Kepala Kampung di Yapen Selatan Ngotot Temui Penjabat Gubernur Papua

JAYAPURA – Musibah banjir dan longsor di Distrik Yapen Selatan, Kabupaten Kepulauan Yapen yang terjadi sejak 6 April lalu hingga awal Mei ini ternyata belum mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat. Dengan kondisi rumah hilang maupun terendam banjir serta kesulitan air bersih, warga masih bertahan dengan situasi yang ada. Warga menganggap respon Pemkab Yapen belum sesuai harapan bahkan tak ada penanganan konkrit. Padahal ada ribuan warga yang terdampak dari musibah banjir dan longsor tersebut. Alhasil empat kepala kampung dan tokoh dari Yapen Selatan angkat suara.

Empat sosok tersebut adalah Kepala Kampung Iman Doa, Herold Mano, Kepala Kampung Manaini,  Naftali Awanunu, Kepala Kampung Turu, Abraham Costan Barangkea, Kepala Kampung Warari, Thomas Wai dan dua tokoh masyarakat yakni Thomas Banioni S.Th dari Kelurahan Serui Jaya dan Semuel Mabuy selaku anggota Bamuskam Kampung Pasir Putih.

Menurut Herold hujan deras sejak tanggal 6 April pukul 02.00 WIT hingga pukul 06.00 WIT mengakibatkan banjir dan longsor. Ada 200 an kepala keluarga yang terdampak. “Ada ratusan yang terendam banjir dan hingga kemarin bantuan pemda itu minim sekali. Saya sampai mengerahkan masyarakat karena akses jalan Serui – Menawi tertutup longsoran dan pipa air bersih kami juga putus. Yang saya tahu ada musibah bencana maka besoknya dilakukan tanggap darurat kemudian dibuat tenda dan dapur umum lalu bantuan makanan diturunkan. Tapi ini tidak ada sama sekali,” beber Herold, di Jayapura Senin (1/5) malam.

Baca Juga :  Isu Demo Tak Pengaruhi Aktifitas SMAN 1 Wamena

Warga menurutnya mulai kesal karena memang tak ada langkah konkrit hingga kejadian tersebut diketahui anggota DPR Papua, Boy Dawir yang kemudian turun lalu memberikan bantuan. “Kami minta Pemprov bisa bantu mengambil langkah – langkah karena Kali Woru tidak bisa lagi menahan volume air dan sudah lama kami usulkan untuk diperbaiki. Kami harap Dinas PU atau Balai Wilayah Sungai bisa melihat ini,” tambahnya.

Kata Herold setelah banjir, masyarakat memilih meninggalkan rumah dan mengungsi ke kerabat yang tempatnya lebih tinggi. “Ibu Sekda sempat hadir lalu dari Dandim dan polres juga membantu. Setelah 2 hari barulah  bupati datang melihat tapi tidak ada bantuan apapun,” ucapnya.

Naftali mengatakan pada 14 September  2021 juga terjadi banjir besar dan kampung disekitar Kali Woru ini biasa bersiap – siap jika hujan deras. “Ini kampung siaga dimana jika curah hujan tinggi maka harus siap – siap mengungsi. Jujur Kami agak kesal dan apabila Pemkab tidak mengambil langkah maka kami minta provinsi yang ambil peran. Belum ada bantuan dari Pemda meski bencana sudah 3 kali terjadi. Musrenbang kampung distrik usul talud dan drainase tapi tidak pernah  direalisasikan,” imbuhnya.

Baca Juga :  Jenazah Pria Tanpa Identitas Ditemukan Terapung di Kolam Kangkung

Hal itu juga dibenarkan Costan Barangkea dimana kata dia setiap tahun muusrenbang tapi masyarakat saya sudah mengusulkan untuk talud  kali hanya saja usul tinggal usul. “Di Kampumg Turu itu ada 2 rumah hilang dan ada 6 yang sudah tak bisa digunakan. Masyarakat punya beras hingga belanga masak dan air minum juga tidak ada. Dinas dan DPR datang tapi cuma foto – foto. Yang bantu hanya Kodim dan Polres. Saya kumpul semua masyarakat dan kami sampaikan semua kepada pak DPR Papua (Boy Dawir) barulah ada bantuan,” imbuhnya.

Sementara Semuel Mabuy, Thomas Banioni dann Thomas Wai juga menyampaikan yang mirip. Kesimpulannya mereka berharap segera ada penanganan dari pemerintah. Di tempat terpisah, Penjabat Bupati Yapen, Cyfrianus Mambay yang dihubungi via WhatsApp hanya membaca pesan yang dikirim dan tidak membalas upaya konfirmasi wartawan. (ade/wen)

Kepala Kampung di Yapen Selatan Ngotot Temui Penjabat Gubernur Papua

JAYAPURA – Musibah banjir dan longsor di Distrik Yapen Selatan, Kabupaten Kepulauan Yapen yang terjadi sejak 6 April lalu hingga awal Mei ini ternyata belum mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat. Dengan kondisi rumah hilang maupun terendam banjir serta kesulitan air bersih, warga masih bertahan dengan situasi yang ada. Warga menganggap respon Pemkab Yapen belum sesuai harapan bahkan tak ada penanganan konkrit. Padahal ada ribuan warga yang terdampak dari musibah banjir dan longsor tersebut. Alhasil empat kepala kampung dan tokoh dari Yapen Selatan angkat suara.

Empat sosok tersebut adalah Kepala Kampung Iman Doa, Herold Mano, Kepala Kampung Manaini,  Naftali Awanunu, Kepala Kampung Turu, Abraham Costan Barangkea, Kepala Kampung Warari, Thomas Wai dan dua tokoh masyarakat yakni Thomas Banioni S.Th dari Kelurahan Serui Jaya dan Semuel Mabuy selaku anggota Bamuskam Kampung Pasir Putih.

Menurut Herold hujan deras sejak tanggal 6 April pukul 02.00 WIT hingga pukul 06.00 WIT mengakibatkan banjir dan longsor. Ada 200 an kepala keluarga yang terdampak. “Ada ratusan yang terendam banjir dan hingga kemarin bantuan pemda itu minim sekali. Saya sampai mengerahkan masyarakat karena akses jalan Serui – Menawi tertutup longsoran dan pipa air bersih kami juga putus. Yang saya tahu ada musibah bencana maka besoknya dilakukan tanggap darurat kemudian dibuat tenda dan dapur umum lalu bantuan makanan diturunkan. Tapi ini tidak ada sama sekali,” beber Herold, di Jayapura Senin (1/5) malam.

Baca Juga :  Bermasalah, DPRD Minta Pembangunan BTS Bakti Dihentikan Sementara

Warga menurutnya mulai kesal karena memang tak ada langkah konkrit hingga kejadian tersebut diketahui anggota DPR Papua, Boy Dawir yang kemudian turun lalu memberikan bantuan. “Kami minta Pemprov bisa bantu mengambil langkah – langkah karena Kali Woru tidak bisa lagi menahan volume air dan sudah lama kami usulkan untuk diperbaiki. Kami harap Dinas PU atau Balai Wilayah Sungai bisa melihat ini,” tambahnya.

Kata Herold setelah banjir, masyarakat memilih meninggalkan rumah dan mengungsi ke kerabat yang tempatnya lebih tinggi. “Ibu Sekda sempat hadir lalu dari Dandim dan polres juga membantu. Setelah 2 hari barulah  bupati datang melihat tapi tidak ada bantuan apapun,” ucapnya.

Naftali mengatakan pada 14 September  2021 juga terjadi banjir besar dan kampung disekitar Kali Woru ini biasa bersiap – siap jika hujan deras. “Ini kampung siaga dimana jika curah hujan tinggi maka harus siap – siap mengungsi. Jujur Kami agak kesal dan apabila Pemkab tidak mengambil langkah maka kami minta provinsi yang ambil peran. Belum ada bantuan dari Pemda meski bencana sudah 3 kali terjadi. Musrenbang kampung distrik usul talud dan drainase tapi tidak pernah  direalisasikan,” imbuhnya.

Baca Juga :  DPRD Tak Tolak Usulan Pemerintah Hanya Perlu Melihat Ketersediaan Anggaran

Hal itu juga dibenarkan Costan Barangkea dimana kata dia setiap tahun muusrenbang tapi masyarakat saya sudah mengusulkan untuk talud  kali hanya saja usul tinggal usul. “Di Kampumg Turu itu ada 2 rumah hilang dan ada 6 yang sudah tak bisa digunakan. Masyarakat punya beras hingga belanga masak dan air minum juga tidak ada. Dinas dan DPR datang tapi cuma foto – foto. Yang bantu hanya Kodim dan Polres. Saya kumpul semua masyarakat dan kami sampaikan semua kepada pak DPR Papua (Boy Dawir) barulah ada bantuan,” imbuhnya.

Sementara Semuel Mabuy, Thomas Banioni dann Thomas Wai juga menyampaikan yang mirip. Kesimpulannya mereka berharap segera ada penanganan dari pemerintah. Di tempat terpisah, Penjabat Bupati Yapen, Cyfrianus Mambay yang dihubungi via WhatsApp hanya membaca pesan yang dikirim dan tidak membalas upaya konfirmasi wartawan. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya