MERAUKE- Ketua PGRI Provinsi Papua Dr. Nomensen Mambraku mengungkapkan bahwa sesuai dengan data yang dimiliki pihaknya, dari jumlah guru yang ada di di Merauke baru tercatat 68 persen yang berlatang belakang sarjana S1. Sementara 32 persen lainnya belum sarjana S1. Sementara UU Dosen dan Guru mengisyaratkan seorang guru minimal sarjana S1.

Hal itu diungkapkan oleh Nomensen Mambraku saat memberikan sambutan secara virtual Jayapura-Merauke pada konferensi Kabupaten PGRI Merauke, Selasa (28/7). Nomensen Mambraku yang juga Dekan FKIP Uncen tersebut meminta guru-guru yang belum mendapat gelar sarjana S1 tersebut untuk segera melanjutkan pendidikan ke jenjang S1, karena menurutnya guru-guru tersebut pasti lulus.
“Teman-teman PGRI harus mampu memperjuangkan guru-guru yang belum S1 tersebut untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi keguruan,” jelasnya.
Secara terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke Thiasony Betaubun, SSos, MPd, MM, mengakui data tersebut. Menurut Thiasony, upaya dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merauke adalah mengunakan Universitas Terbuka (UT). “Kedua adalah KPG Khas Papua Merauke dan Unmus,” jelasnya.
Rata-rata guru dari 32 persen, jelas Thiasony sedang dalam bangku perkuliahan. Karena itu, guru-guru yang ada di pedalaman yang belum S1 tersebut ditarik ke kota untuk menyelesaikan studi S1. “Kita tarik. Kalau dia di daerah terpencil, proses perkuliahan tidak berjalan,” tandasnya. (ulo/tri)